Aktivitas Antikonvulsan Fraksi Etil Asetat ...
(Didi Rohadi, dkk)
AKTIVITAS ANTIKONVULSAN FRAKSI ETIL ASETAT DAN FRAKSI TIDAK LARUT ETIL ASETAT DAUN
SIRSAK (Annona muricata L.) PADA MENCIT
Anticonvulsant Activity of Ethyl Acetate Fraction and Unsolved Ethyl Acetate Fraction of
Sirsak Leaf (Annona muricata L.) in Mice
Didi Rohadi1, Moch. Saiful Bachri2, Laela Hayu Nurani2
1
Akademi Farmasi Muhammadiyah Cirebon
2
Fakultas Farmasi Universitas Ahmad Dahlan, Yogyakarta
Naskah diterima tanggal 1 April 2015
ABSTRACT
Ethanol extract of sirsak leaf (Annona muricata L.) reported has anticonvulsant activities.
For studying it deeply ethanol extract must do fractination by using ethyl acetate, thus
resulting ethyl acetat fraction and unsolved ethyl acetat fraction. This research aimed
to know about anticonvulsant activities from each fraction. It research conducted by
using mices which divided is to 8 groups which pentylentetrazol induced 90 mg/kg bw.
Doses ethyl acetate fraction Groups (FE) are 100, 200, 400 mg/kg bw, and unsolved
ethyl acetate fraction groups are 100, 200, 400 mg/kg bw. Negative control group just
added Na CMC 0.5% and positive control group added by Phenobarbital dose 50 mg/
Kg Bw by using peroral technique. Result, all fractions delayed the onset of tonic and
reduced tonic and mortality incidence. The most decrease of mortality incidence in
FE400, while longest delayed the onset of tonic in FT400. Conclusion, that all fractions
are appeared have anticonvulsive activities with the greatest activity in the ethyl acetate
fraction dose of 400 mg / kg BB.
Keywords : Annona muricata. L, Anticonvulsant, pentylentetrazol
ABSTRAK
Ekstrak etanol daun sirsak (Annona muricata L.) dilaporkan mempunyai aktivitas
antikonvulsan. Untuk mengetahui fraksi mana yang mempunyai efek maka perlu dilakukan
fraksinasi dengan etil asetat sehingga dihasilkan fraksi etil asetat dan fraksi tidak larut
etil asetat. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui aktivitas antikonvulsan dari
masing-masing fraksi. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan 8 kelompok mencit
yang diinduksi pentylentetrazol 90 mg/kg BB. Kelompok fraksi etil asetat (FE) dosis
100;200;400 mg/kgBB, kelompok fraksi tidak larut etil asetat (FT) dosis 100;200;400
mg/kgBB, Kelompok kontrol negatif diberi Na-CMC 0,5% dan kelompok kontrol positf
diberi fenobarbital dosis 50 mg/kg BB secara peroral. Hasil penelitian menunjukkan
semua fraksi dapat memperpanjang onset tonik dan menurunkan kejadian tonik serta
menurunkan jumlah kematian. Penurunan jumlah kematian terbesar terjadi pada FE400,
sedangkan onset tonik terlama terjadi pada FT400. Durasi tonik terpendek terjadi pada
FE400. Kesimpulan dari penelitian ini, semua fraksi baik fraksi etil asetat maupun fraksi
tidak larut etil asetat daun sirsak menunjukkan aktivitas antikonvulsan dengan aktivitas
terbesar pada fraksi etil asetat dosis 400 mg/kg BB.
Kata kunci : Annona muricata. L, Antikonvulsan, Pentylentetrazol.
mengalami paling tidak satu kali kejang semasa
PENDAHULUAN
hidupnya, tidak termasuk kejang demam (Bell dan
Epilepsi adalah gangguan serius yang paling
Sander, 2001). Menurut Namara (2003), lamanya
umum pada saraf. Sekitar 50 juta orang di dunia telah
pengobatan sukar ditentukan. Pada umumnya, terapi
mengalami epilepsi dan 5% dari populasi umum pernah
diberikan selama bertahun-tahun dan dalam
kebanyakan kasus seumur hidup dengan obat-obat
antiepileptik sintetik. Efek samping dari obat-obat
Alamat korespondensi: antiepileptik sintetik cukup banyak di antaranya
- mengantuk, ataksia, gangguan saluran pencernaan,
email :didiaskun@yahoo.co.id hepatotoksik dan anemia megaloblastik. Menurut Porter
213
FARMASAINS Vol 2 No. 5, April 2015
dan Meldrum (2002), anak-anak yang dilahirkan oleh mg/kg BB, kelompok kontrol negatif diberi Na-CMC
ibu yang mengkonsumsi obat-obat antikejang memiliki 0,5% dan kelompok kontrol positif diberi fenobarbital
resiko yang lebih tinggi untuk mendapat malformasi dosis 50 mg/Kg BB secara peroral.
kongenital. Oleh karena itu, pencarian obat antiepilepsi Pembuatan ekstrak dan fraksinasi
yang lebih aman menjadi penting. Penelitian tentang Daun sirsak dicuci dengan menggunakan air
tanaman obat Indonesia untuk pengobatan epilepsi/ mengalir. Selanjutnya daun ditiriskan dan dikeringkan
antikonvulsan belum banyak dilakukan dengan demikian, di bawah sinar matahari dengan ditutup kain hitam
masih banyak kesempatan untuk mengkaji ramuan sampai daun sirsak mudah dipatahkan. Simplisia daun
tradisional Indonesia dalam rangka mendapatkan sirsak dirajang/ diblender. Sebanyak 1 kg serbuk daun
senyawa aktif atau isolat antikonvulsan. sirsak direndam dengan 5 Liter etanol 96% dalam alat
Ekstrak tanaman dapat menjadi sumber maserasi selama 3 hari, disaring, ampas direndam
penting untuk pengembangan obat yang lebih baik dan kembali dengan etanol selama 3 hari dan disaring
aman dalam rangka pengobatan epilepsi. Keluarga kembali. Ekstrak yang didapat diuapkan di vaccum
Annonaceae telah banyak digunakan dalam pengobatan rotary evaporator dan didapatkan ekstrak kental
tradisional sebagai antikonvulsan (NGouemo, et al., sebanyak 146 gram. Selanjutnya, difraksinasi dengan
1997; Vazquez, et al., 2011). Bahan tanaman yang dapat etil asetat menggunakan corong pisah sehingga
dijadikan pilihan adalah sirsak (Annona muricata L.). didapatkan fraksi etil asetat dan fraksi tidak larut etil
Tanaman ini telah digunakan dalam pengobatan di asetat. Setiap fraksi diuapkan di vaccum rotary
beberapa negara Afrika untuk mengatasi beberapa evaporator sampai kental, kemudian masing-masing
penyakit pada manusia khususnya penyakit infeksi fraksi dibuat dalam 3 dosis yaitu, dosis 100, 200, dan
parasit dan kanker. Tanaman ini juga secara empiris 400 mg/kg BB mencit dalam bentuk suspensi dengan
digunakan sebagai sedatif, antispasmodik, dan penambahan Na-CMC 0,5%
antikonvulsan (Taylor, 2002). Daun sirsak sebagai Pengujian aktivitas antikonvulsan
antikonvulsan telah diteliti oleh NGouemo, et al (1997) Pengujian aktivitas antikonvulsan dilakukan
dalam bentuk ekstrak etanol, oleh karenanya, dalam menurut model Amabeoku et al., (1998) dan Visweswari
rangka menambah kajian khasiat tanaman sirsak et al., (2010) dengan sedikit modifikasi. Setiap fraksi
penelitian ini memfokuskan pada aktivitas dan dosis dengan masing-masing dosis diberikan secara peroral
antikonvulsan yang paling besar di antara fraksi etil pada hewan percobaan dengan menggunakan sonde
asetat dan fraksi tidak larut etil asetat daun sirsak. sesuai dengan kelompoknya selama 7 hari. demikian
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui aktivitas juga Na-CMC 0,5% sebagai kontrol negatif.
antikonvulsan yang diinduksi pentylentetrazol dari fraksi Fenobarbital sebagai kontrol positif 50 mg/kg BB
etil asetat dan fraksi tidak larut etil asetat daun sirsak. diberikan secara peroral pada hari ke tujuh 30 menit
sebelum pemberian PTZ. Semua kelompok diberi PTZ
METODOLOGI 90 mg/kg BB yang dilarutkan dalam NaCl fisiologis
Alat secara ip. 30 menit setelah pemberian masing-masing
Alat-alat yang digunakan adalah seperangkat fraksi pada hari ke tujuh. Hewan percobaan diamati
alat maserasi, vaccum rotary evaporator, alat-alat gelas selama 30 menit setelah pemberian PTZ. Parameter
umum, corong pisah, neraca analitik, stopwatch, sonde yang diukur berupa onset dan kejadian klonik, frekuensi
1 ml, spuit 1 ml. klonik, onset tonik, durasi tonik, kejadian tonik, dan
Bahan jumlah kematian.
Bahan-bahan yang digunakan adalah daun Kejang klonik didefinisikan sebagai episode
sirsak segar berwarna hijau tua, diperoleh dari kejang otot yang melibatkan tungkai depan dengan atau
Kuningan, Jawa Barat. Daun sirsak diidentifikasi di tanpa kehilangan refleks meluruskan. Kejang tonik
Laboratorium Morfologi Tumbuhan Jurusan Biologi ditandai dengan ventroflexion yang diikuti oleh
Fakultas MIPA Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta. perpanjangan secara keseluruhan kaki depan dan kaki
Bahan kontrol positif, digunakan tablet fenobarbital belakang.
(Kimia Farma) yang diperoleh dari Apotek Mitra Bahagia Analisis Data
Cirebon, CMC Na diperoleh dari Laboratorium Data yang diperoleh dianalisis dengan Kruskal
Farmasetika UAD. Bahan penginduksi kejang Wallis test dilanjutkan dengan uji Mann Whitney pada
digunakan pentylentetrazol (PTZ) produksi Sigma Co. taraf kepercayaan 95%
Hewan uji yang digunakan adalah mencit jantan .
galur Balb C yang berumur 5-6 minggu dengan berat HASIL DAN PEMBAHASAN
badan 20-30 g. Mencit dibagi dalam 8 kelompok yang Hasil determinasi menunjukkan bahwa bahan
dipelihara dalam kandang. Tiap kandang berisi 7 ekor yang diperiksa adalah benar daun sirsak (Annona
mencit, dan diberi makan pelet serta diberi minum muricata L.). Fraksi etil asetat yang dihasilkan berupa
secukupnya. Kelompok fraksi etil asetat (FE) diberi ekstrak kental, warna kehitaman, bau khas ekstrak
ekstrak fraksi etil asetat dosis 100; 200; 400 mg/kg dan sukar larut dalam air. Fraksi tidak larut etil asetat
BB, kelompok fraksi tidak larut etil asetat (FT) diberi berupa ekstrak kental, warna kecoklatan, bau khas
ekstrak fraksi tidak larut etil asetat dosis 100; 200; 400 ekstrak dan larut dalam air.
214
Aktivitas Antikonvulsan Fraksi Etil Asetat ... (Didi Rohadi, dkk)
Tabel I. Onset klonik (detik) dan kejadian klonik (%) pada
beberapa perlakuan
ONSET KLONIK KEJADIAN KLONIK
KELOMPOK (DETIK) (%)
Kontrol negatif 92,43 23,28 7/7 (100 %)
Kontrol positif 1800 0,00* 0/7 (0%)*
FE 100 106,14 12,17 7/7 (100 %)
FE 200 86,40 11,46 6/6 (100 %)
FE 400 131,00 39,84 7/7 (100 %)
FT 100 72,00 27,12 7/7 (100 %)
FT 200 90,57 36,71 7/7 (100 %)
FT 400 98,67 42,33 7/7 (100%)
*p < 0,05 terhadap kontrol negatif (PTZ 90 mg/kg BB i.p + CMC 0,5%)
Tabel II. Onset tonik (detik), kejadian tonik (detik) dan durasi tonik (detik)
pada beberapa perlakuan
ONSET TONIK KEJADIAN TONIK DURASI TONIK
KELOMPOK (DETIK) (DETIK) (DETIK)
Kontrol negatif 266,50 47,91 6/7 (86%) 25,20 3,11
Kontrol positif 1800,00 0,00* 0/7 (0%) 0,00 0,00*
FE 100 399,00 43,71* 4/7 (57%) 24,25 1,71
FE 200 564,00 98,99* 3/6 (50%) 19,00 4,36
FE 400 722,00 83,44* 3/7 (43%) 18,67 3,21*
FT 100 443,67 28,43* 5/7 (71%) 21,00 2,24
FT 200 532,00 244,99* 5/7 (71%) 20,20 5,07
FT 400 976,50 132,23* 3/7 (43%) 21,67 2,08
*p < 0,05 terhadap kontrol negatif (PTZ 90 mg/kg BB i.p + CMC 0,5%)
Hasil pengujian efek antikonvulsan dengan penurunan dengan bertambahnya dosis. Pada kontrol
parameter onset klonik, dan kejadian klonik disajikan negatif 6 dari 7 ekor mencit (86%) mengalami kejang
dalam tabel I. Pada tabel terlihat bahwa onset klonik tonik, sedangkan pada kontrol positif (fenobarbital) tidak
terbesar terjadi pada kontrol positif yaitu 1800 detik. satu ekorpun mencit (0%) mengalami kejang tonik. Hal
Hal ini berarti bahwa fenobarbital sebagai kontrol positif ini membuktikan bahwa fenobarbital sebagai
dapat mencegah terjadinya klonik. Dengan demikian, antikonvulsan.
prosedur pengujian aktivitas antikonvulsi sudah benar. Pada fraksi etil asetat, peningkatan dosis
Berdasarkan hasil uji statistik Mann Whitney terhadap berakibat terhadap penurunan kejadian kejang tonik.
onset klonik pada berbagai dosis dari fraksi etil asetat Artinya fraksi etil asetat mempunyai aktivitas
dan fraksi tidak larut etil asetat menunjukkan tidak ada antikonvulsan yang tergantung pada dosis. Semakin
perbedaan yang bermakna karena nilai signifikansi lebih tinggi dosis yang diberikan semakin kuat efek
dari 0,05 (p > 0,05) dibandingkan terhadap kelompok antikonvulsannya.Demikian juga pada fraksi tidak larut
kontrol negatif. Demikian juga pada parameter kejadian etil asetat, peningkatan dosis berakibat terhadap
klonik, tidak menunjukkan adanya penurunan kejadian penurunan kejadian kejang tonik walaupun pada dosis
klonik pada semua perlakuan, kecuali pada kontrol 100 dan 200 mg/kg BB mempunyai persentase yang
positif. sama yaitu 71 %.
Hasil pengujian dengan parameter onset tonik, Terhadap onset tonik, pemberian fraksi etil
kejadian tonik, dan durasi tonik disajikan pada Tabel II. asetat dan fraksi tidak larut etil asetat pada berbagai
Pada Tabel II terlihat bahwa kejadian tonik mengalami dosis dapat memperpanjang onset tonik atau dapat
215
FARMASAINS Vol 2 No. 5, April 2015
menunda terjadinya tonik dengan nilai signifikansi tonik, serta jumlah kematian mendukung pada sebuah
kurang dari 0,05 (p < 0,05) terhadap kontrol negatif. kesimpulan bahwa fraksi etil asetat dosis 400 mg/kg
Dengan demikian, semua fraksi menunjukkan aktivitas BB merupakan fraksi dengan aktivitas antikonvulsan
antikonvulsan. Menurut Adeyemi, et al., (2007) dan terbesar.
Ojewole, (2008) kemampuan ekstrak tanaman untuk
mencegah kejang atau memperpanjang onset kejang KESIMPULAN
tonik mengindikasikan aktivitas antikonvulsan. Semua fraksi baik fraksi etil asetat maupun
Pengamatan terhadap durasi tonik, fraksi etil asetat fraksi tidak larut etil asetat daun sirsak menunjukkan
dosis 400 mg/kg BB secara signifikan dapat aktivitas antikonvulsan dengan aktivitas terbesar pada
memperpendek durasi tonik, sedangkan dosis 100 dan fraksi etil asetat dosis 400 mg/kg BB.
200 mg/kg BB belum dapat mengurangi durasi tonik.
Untuk fraksi tidak larut etil asetat, durasi tonik DAFTAR PUSTAKA
terpendek terjadi pada dosis 200 mg/kg BB, yaitu 20,20 Adeyemi, O.O, Yemitan, O.K., Adebiyi, O.O., 2007,
detik, tetapi secara statistik hasil ini berbeda tidak Sedative and Anti-convulsant Activities of the
bermakna dibandingkan dengan kontrol negatif. Menurut Aqueous Root Extract of Sanseviera liberica
Kasture et al. (2000), adanya aktivitas antikonvulsan Gerome & Labroy (Agavaceae), Journal of
dapat ditunjukkan dengan terjadinya penurunan durasi Ethnopharmacology 113, 111114.
tonik pada hewan percobaan. Dengan demikian aktivitas Amabeoku, G.J., Leng, M.J., Syce, J.A., 1998,
antikonvulsan dengan parameter durasi tonik hanya Antimicrobial and Anticonvul-sant Activities of
ditunjukkan oleh fraksi etil asetat dosis 400 mg/kg BB. Viscum capense, Journal of
Jadi berdasarkan parameter onset tonik, kejadian tonik, Ethnopharmacology, 61, 237-241.
dan durasi tonik fraksi etil asetat dosis 400 mg/kg BB Bell, G.S., Sander, J.W. 2001. The epidemiology of
merupakan fraksi dengan aktivitas antikonvulsan paling epilepsy: the size of the problem. Seizure 10:
besar. 306-314.
Pengamatan terhadap jumlah kematian, Kasture, V.S., Chopde, C.T., Deshmukh, V.K., 2000,
semua perlakuan dapat menurunkan jumlah kematian Anticonvulsive Activity of Albizzia lebbeck,
mencit akibat kejang yang diinduksi PTZ dengan jumlah Hibiscus rosasinesis and Butea monosperma
kematian terkecil terjadi pada fraksi etil asetat dosis in Experimental Animals, Journal of
400 mg/kg BB yaitu sebanyak 2 mencit dari 7 mencit Ethnopharmacology 71 , 6575.
yang diinduksi PTZ. Secara statistik jumlah kematian NGouemo, P., Koudogbo, B., Tchivounda, H.P.,
mencit pada fraksi etil asetat dosis 400 mg/kg BB Nguema, C.A., Etoua, M.M., 1997, Effects of
berbeda bermakna dengan signifikansi kurang dari 0,05 Ethanol Extract of Annona muricata on
(*p < 0,05) terhadap kontrol negatif (PTZ 90 mg/kg BB Pentylenetetrazol- induced Convulsive Seizures
i.p + CMC 0,5%). Dengan demikian, berdasarkan in Mice, Phytotherapy Research, 11, 243-245.
parameter jumlah kematian mencit fraksi etil asetat Namara, 2008, Goodman & Gilman Dasar Farmakologi
dosis 400 mg/kg BB merupakan fraksi dengan aktivitas Terapi, Edisi 10, Volume 1, terjemahan Tim
antikonvulsan paling besar. Hasil pengujian aktivitas Alih Bahasa Sekolah Farmasi ITB, Penerbit
antikonvulsan dengan parameter jumlah kematian dapat EGC Jakarta, halaman 506-531.
dilihat pada Tabel III. Ojewole, J.A.O., 2008, Anticonvulsant Effect of Rhus
Dari semua parameter yang digunakan untuk chirindensis (Baker F.) (Anacardiaceae) Stem-
melihat aktivitas antikonvulsan, sebagian besar Bark Aqueous Extract in Mice, Journal of
parameter yaitu parameter onset, kejadian, dan durasi Ethnopharmacology 117, 130135.
Taylor, L., 2002, Graviola, Sage Press Inc.
Tabel III. Jumlah kematian mencit (%) Vazquez, M.M., Reyes, E., Escalano, A.G., Velaquez,
p ada beberap a perlakuan L., Mota, M., Moreno, J., Heinze, G., 2011,
Antidepressant-like effects of an alkaloid
KELOMPOK JU MLAH KEM AT IAN (%) extract of the aerial parts of Annona cherimolia
in mice, J. Ethnopharmacol, Nov.
Kontrol negatif 6/7 (86%)
Visweswari, G., Prasad, K.C., Chetan, P.S., Lokanatha
Kontrol positif 0/7 (0%)* V., Rajendra, W., 2010, Evaluation of the
FE 100 3/7 (43%) Anticonvulsant Effect of Centella asiatica (gotu
FE 200 3/6 (50%) kola) in Pentylenetetrazol-induced Seizures
FE 400 2/7 (29%)* with Respect to Cholinergic
FT 100 5/7 (71%) Neurotransmission, Epilepsy & Behavior, 17,
FT 200 5/7 (71%) 332335
FT 400 3/7 (43%)
*p < 0,05 terhadap kontrol negative
(PTZ 90 mg/kg BB i.p + C MC 0,5%)
216