Link System
In general, a link system may have any number of stages and the
number of possible patterns of links between stages is very large.
In the two-stage network of figure 3.15 there is only one link
between each primary switch and each secondary switch. Thus, it
may be impossible to make a connection from a given incoming
trunk to a selected outgoing trunk because the link is already being
used for another connection between that primary switch and that
secondary switch. This situation is called blocking
Link System
In general, a link system may have any number of stages and the
number of possible patterns of links between stages is very large.
Sebuah single-stage switching menghubungkan 100 inlets ke 100
outlets.
Mengingat biaya yang harus dikeluarkan untuk jumlah crosspoint
yang besar tersebut, perlu dilakukan pengurangan. Caranya dengan
menerapkan multiple stage pada switching
GOS dari suatu sistem link tergantung pada penggunaannya, terdiri
atas :
• Mode 1 :
Connection is required to one particular free outgoing trunk
(an attempt will not be made to set up this connection unless
the trunk is free )
Expander operates in mode 1
• Mode 2 :
Connection is required to a particular outgoing trunk but any
free trunk on that route may be used
Route switch operates in mode 2
• Mode 3 :
Connection may be made to any free outgoing trunk
Concentrator operates in mode 3
Two-stage Switching Network
Jika terdapat N incoming dan N outgoing trunks dan memiliki n
inlets pada primary switches dan n outlets pada secondary switches,
maka :
Jumlah primary switches = jumlah secondary switches = jumlah
outlet per primary switch = jumlah inlets per secondary switch
dimana : g = N/n
Jumlah crosspoint per primary switch = jumlah crosspoint per
secondary switch = g.n = N
Jumlah total crosspoint C2 pada network :
= jumlah switch x crosspoint per switch
C2 = 2 g . N = 2 N2 / n
Terdapat 1 link dari tiap primary ke secondary switch, sehingga
jumlah link = jumlah primary switch x jumlah secondary switch
g2 = ( N / n )2
Sehingga:
Jumlah crosspoint bervariasi secara proportional terhadap 1/n, tapi
jumlah link bervariasi secara proportional terhadap 1/n2. Jika nilai n
dibuat sangat besar untuk mengurangi jumlah crosspoint, maka
jumlah link akan menjadi sedikit sekali untuk membawa traffic.
Untuk itu, jumlah link = jumlah incoming/outgoing trunks
Yaitu : g2 = N n = N½
Maka, jumlah total crosspoint agar full availability:
C2 = 2.N½. N
Contoh Soal :
Desainlah suatu 2-stage network untuk menghubungkan 200
incoming trunk ke 200 outgoing trunks.
Jawab :
n = √ N = √ 200 = 14,14
n harus bilangan integer dan suatu faktor dari 200, nilai praktikal
yang mendekati faktor tersebut adalah n = 10 dan n = 20
Sehingga jaringan 2-stage terdiri atas 2 buah desain, seperti pada
gambar berikut.
Dianggap suatu concentrator 2-stage dengan M incoming trunks
dan N outgoing trunks (M > N) :
Sehingga tiap primary switch memiliki m inlets dan tiap secondary
switch memiliki n outlets
No of primary switches = M/m gm
No of secondary switches = N/n gn
No of crosspoints per primary switch = m.N/n
No of crosspoints per secondary switch = n.M/m
Total crosspoint, C2 = M/m. M.N/n + N/n.n.M/m
= MN (1/n + 1/m)
Jumlah links = gm x gn = M/m x N/n
Trafik dibatasi oleh jumlah outgoing trunks, sehingga membuat
jumlah links = N.
M/m x N/n = N
n=M/m
C2 = MN (m/M + 1/m)
Minimising C2 dC2/dm = MN ( 1/M- 1/m2) = 0
m=n=√M
Maka, jumlah total crosspoint agar full availability:
C2 = 2.N.√M
Contoh Soal.
Bila diinginkan sebuah 2-stage Network yang menghubungkan
400 incoming trunks ke 100 outgoing trunks (M<N). Rancanglah
gambar network yang optimal dan hitunglah crosspoint totalnya.
Jawab :
C2 = 2.N.√M = 2.100. √400 = 4000
