Perbedaan Kemandirian Remaja Berdasarkan Status Pekerjaan Ibu
Perbedaan Kemandirian Remaja Berdasarkan Status Pekerjaan Ibu
Perbedaan Kemandirian... | 99
Vol 1 No.2 Oktober 2015
ABSTRACT
This research aims to understand the difference in the autonomy of adolescent having
the working mother and non working mother on a student XI is social class in high
school land 103 east jakarta. Research is conducted during the 12 months since
january to december 201 Research method used is a method of survey with
comparative approach .The population in this research is a student XI route social
class in high school land of 103 east jakarta. The sample collection technique used is
non probability sampling with saturated sampling techniques. The sample is a total of
116 students consisting of 32 students male having a working mother , 28 a female
student who has mom worked , 26 students male having a mother does not work and
30 female students having mother does not work . The aspect of the autonomy of
views based on emotional autonomy , the autonomy of mannerisms and autonomy of
the value of. The results show normality test data the autonomy of adolescent boys
and women who possess the mother worked and autonomy of adolescent boys and
women who possess the mother does not work berdistribusi normal and homogeneity
test data showed berdistribusi homogeneous. The results of testing the hypothesis of
statistics using anova one direction obtained Fhitung = 19 the first mistake 0.05 so that
we can conclude that there were differences autonomy of adolescent having the work
and not working. Especially the manner of differences of treatment that causes the
autonomy of the mother parents especially between men and women is different.
Adolescent boys autonomy more given the opportunity in the development is given
the exercise of independence as given the opportunity and freedom of running their
activities without relying on parents especially mothers , but not in spite of
supervision that parents especially mothers with adolescent boys develop good along
with increasing autonomy the ability and experience that he got various.
pilihan sendiri, tidak tergantung pada keluarga menjadi berkurang, yaitu pada
orang lain, serta mempertanggung jam-jam dimana ibu bekerja. Sedangkan
jawabkan tindakannya. Menurut hasil penelitian yang dilakukan Barnard
Steinberg (1993:289) kemandirian dan Martell (Santrock, 2003:206)
terbagi ke dalam tiga aspek antara lain mengatakan tanggung jawab utama
kemandirian emosional, kemandirian terhadap anak dan remaja ada dipundak
tingkah laku, dan kemandirian nilai. ibu. Ibu yang sibuk bekerja atau berkarir
Kemandirian akan banyak mengakibatkan perhatian terhadap
memberikan dampak positif bagi keluarga termasuk remaja menjadi
perkembangan individu, maka sebaiknya berkurang, bahkan tidak sedikit yang
kemandirian diajarkan pada seseorang akhirnya tidak memperhatikan kondisi
sedini mungkin sesuai kemampuannya. remaja.
Latihan kemandirian yang diberikan Dampak dari seorang ibu yang
kepada remaja harus disesuaikan dengan bekerja menyebabkan remaja tidak
perkembangan usianya. Contohnya yaitu memiliki waktu penjagaan yang
pemberian kebebasan dalam memilih berkualitas untuk dihabiskan dengan
jurusan yang diminati dan pemberian orang tuanya. Banyak remaja menjadi
kesempatan pada remaja untuk menggantungkan dirinya kepada
memutuskan mengatur waktu belajar oranglain yang dianggapnya bisa
ketika di rumah. Dengan adanya latihan- memberikan kasih sayang dan hingga
latihan dan adanya unsur pengawasan remaja berani untuk melakukan perilaku
dari orang tua untuk memastikan menyimpang guna melampiaskan
keefektifan latihan, diharapkan kekesalannya karena kurangnya
kemampuan remaja untuk berpikir secara perhatian dan kasih sayang seorang ibu
objektif akan bertambah seiring yang terlalu sibuk dengan pekerjaan. Hal
bertambahnya usia. Individu menjadi tersebut didukung oleh hasil penelitian
orang yang tidak mudah dipengaruhi, yang dilakukan Thomas dan Lynette
berani mengambil keputusan sendiri, Long 1983 yang menyatakan bahwa
percaya diri, tidak bergantung kepada tanpa batasan dan pengawasan orangtua,
orang lain, dan mandiri. lebih mudah bagi remaja untuk mendapat
Perkembangan kemandirian remaja masalah (Santrock, 2003:203).
dipengaruhi oleh beberapa faktor, salah Ibu bekerja memiliki waktu yang
satunya dari faktor keluarga yaitu ibu lebih terbatas untuk bertemu dengan
bekerja. Keluarga merupakan lingkungan remaja, terbatasnya waktu yang ibu
sosial pertama bagi anak yang memberi berikan untuk remaja juga dapat
dasar perilaku perkembangan sikap dan berpengaruh terhadap masalah
nilai kehidupan dari keluarga. Peran ibu perkembangan remaja. Pada masa
sangatlah penting dalam perkembangan perkembangannya seharusnya remaja
kemandirian remaja, untuk dapat mandiri mulai menguasai berbagai keterampilan
seseorang remaja membutuhkan fisik, bahasa, dan mencoba
kesempatan, dukungan dan dorongan dari mengeksplorasi kemandiriannya, namun
keluarga terutama ibu serta lingkungan pada kenyataannya remaja menjadi anak
sekitar. yang malas dan cenderung tidak mandiri.
Seiring dengan perkembangan Menurut Hurlock (Ruliani, 2014:3)
zaman, banyak wanita saat ini yang tidak mengatakan bahwa remaja yang memiliki
hanya menjadi ibu rumah tangga saja, ibu tidak bekerja lebih mandiri
tetapi juga melibatkan diri dalam dunia dibandingkan dengan anak yang
kerja di luar rumah. Hal tersebut memiliki ibu bekerja.
menyebabkan waktu ibu untuk bersama
Perbedaan Kemandirian... | 101
remaja awal, periode remaja tengah, dan teknologi yang semakin pesat. Hal
periode remaja akhir (Ali dan Asrori, tersebut dapat mengakibatkan munculnya
2009:92). Karakteristik remaja masalah-masalah psikologis berupa
pertengahan ditandai dengan sejumlah gangguan penyesuaian diri atau perilaku
karakteristik penting yaitu : 1) Mencapai yang menimbulkan bentuk
hubungan yang matang dengan teman penyimpangan perilaku yang disebut
sebaya; 2) Dapat menerima dan belajar kenakalan remaja.
peran sosial sebagai pria atau wanita Bekerja adalah kewajiban dan
dewasa yang dijunjung tinggi oleh dambaan bagi setiap orang untuk
masyarakat; 3) Menerima keadaan fisik memenuhi kebutuhan hidup dan
dan mampu menggunakan secara efektif, kehidupan sepanjang masa,selama ia
4) Mencapai kemandirian emosional dari mampu berbuat untuk membangting
orang tua dan orang dewasa lainnya; 5) tulang, memeras keringat dan memutar
Memilih dan mempersiapkan karier otak (Anoraga, 2006:26). Wanita karier
dimasa depan sesuai dengan minat dan adalah wanita yang memperoleh atau
kemampuannya; 6) Mengembangkan mengalami perkembangan kemajuan
sikap positif terhadap pernikahan, hidup dalam pekerjaan, jabatan dan lain-lain
berkeluarga dan memiliki anak; 7) (Anoraga, 2001:121). Menurut Gunarsa
Mengembangkan keterampilan (2007:112) ibu bekerja di luar rumah,
intelektual dan konsep-konsep yang sama halnya seperti ayah yang tidak
diperlukan sebagai warga negara; 8) diketahui pekerjaannya dan jarang
Mencapai tingkah laku yang bertanggung bertemu dengan anak.
jawab secara sosial; 9) Memperoleh Ibu bekerja adalah ibu yang
seperangkat nilai dan sistem etika melakukan suatu kegiatan di luar rumah
sebagai pedoman dalam tingkah laku; 10) dengan tujuan untuk mencari nafkah
Mengembangkan wawasan keagamaan untuk keluarga. Selain itu salah satu
dan meningkatkan religiusitas (Desmita, tujuan ibu bekerja adalah suatu bentuk
2011:37). aktualisasi diri guna menerapkan ilmu
Tugas-tugas perkembangan pada yang telah dimiliki ibu dan menjalin
fase remaja pertengahan difokuskan hubungan sosial dengan orang lain dalam
terhadap kemandirian, antara lain yaitu : bidang pekerjaan yang dipilihnya
1) Mampu menerima keadaan fisiknya; (Santrock, 2003:119). Sedangkan Ibu
2) Mampu menerima dan memahami yang tidak bekerja memiliki tanggung
peran seks usia dewasa; 3) Memperoleh jawab untuk mengatur rumah tangga.
kebebasan emosional; 4) Mencapai Dalam konteks inilah peran seorang ibu
kemandirian ekonomi; 5) berlaku, yaitu mengurus rumah tangga,
Mengembangkan perilaku tanggung sebagai pengasuh dan pendidik anak-
jawab sosial yang diperlukan untuk anaknya, dan sebagai salah satu
memasuki usia dewasa. Dari tugas kelompok dari peranan sosialnya serta
perkembangan tersebut tidak semua sebagai anggota masyarakat dari
remaja dapat memenuhi tugas-tugasnya lingkungannya (Santrock, 2003:118).
dengan baik. Menurut Hurlock Faktor-faktor yang mendorong ibu
(2002:212) ada beberapa masalah yang untuk bekerja yaitu karena didorong
dialami remaja dalam memenuhi tugas- untuk memenuhi kebutuhan hidup.
tugasnya tersebut, yaitu masalah pribadi Dengan demikian kebutuhan-kebutuhan
dan masalah khas remaja. Remaja masa menurut Anoraga (2006:19) tersebut
kini banyak sekali mendapatkan tekanan- antara lain yaitu kebutuhan fisiologis
tekanan mulai dari kondisi lingkungan dasar, kebutuhan-kebutuhan sosial dan
dan sosial budaya serta perkembangan kebutuhan-kebutuhan egoistik. Realitas
104 | Khusnul Khotimah et al
peran ibu adalah bahwa di banyak dan mengalami kesulitan disaat dewasa
keluarga, tanggung jawab utama atas nanti karena tidak dapat menjadi pribadi
anak maupun pekerjaan rumah tangga yang mandiri.
dan bentuk lainnya dari pekerjaan Kemandirian remaja dapat dilihat
keluarga masih dibebankan di pundak ibu melalui kemandirian emosional, tingkah
(Barnard dan Martell, 1995 dalam laku dan nilai. Perbedaan kemandirian
Santrock, 2007:206). Menurut Gunarsa mungkin akan berbeda antara remaja
(2007:113) peranan ibu dalam rumah yang memiliki ibu bekerja dan remaja
tangga,seperti mengatur rumah tangga yang memiliki ibu tidak bekerja, dalam
dan mengurus anak-anak. Sedangkan hal ini perbedaan kemandirian pada
menurut Anoraga (2001:123) peranan remaja tersebut belum pasti keadaanya
wanita dalam keluarga yaitu sebagai istri jika remaja yang memiliki ibu bekerja
atau pendamping suami, sebagai lebih baik dari remaja yang memiliki ibu
pengelola rumah tangga, sebagai penerus tidak bekerja. SMA N 103 Jakarta
keturunan, dan sebagai ibu dari anak- sebagai suatu lembaga pendidikan yang
anak. terdiri dari berbagai latar belakang
Kemandirian remaja terbentuk siswanya tentunya memiliki kemandirian
karena didorong oleh kemauan sendiri, yang berbeda pula. Maka dari itu, Siswa
pilihan sendiri dan tanggung jawab dan siswi di SMA N 103 Jakarta tepatnya
sendiri tanpa bantuan orang lain serta pada kelas XI Jurusan IPS memiliki
mampu mempertanggung jawabkan atas kemandirian emosional, tingkah laku dan
tindakannya. nilai yang berbeda-beda.
Ibu adalah orangtua yang paling
dekat dengan anak karena ibu dituntut METODE PENELITIAN
untuk dapat lebih mendidik anak-anak Penelitian ini dilaksanakan di SMA
sedangkan ayah lebih dituntut untuk Negeri 103 Jakarta yang berada di Jl.
mencari nafkah. Agar menjadi anak yang Mawar Merah VI Perumnas Klender
mandiri, seorang anak harus dilatih dan Malaka, Duren Sawit Jakarta Timur.
dibiasakan untuk mandiri. Pada usia Waktu Penelitian dilaksanakan selama
remaja, keberadaan ibu sangatlah penting dua belas bulan yaitu bulan Januari-
karena banyak hal yang ingin ditanyakan Desember 201
remaja kepada ibu terutama ketika Metode yang digunakan dalam
mereka ingin mengambil suatu keputusan penelitian ini adalah metode penelitian
sebelum melakukan sesuatu. deskriptif jenis survei kuantitatif
Remaja yang berada pada rentang komparatif. Penelitian ini menggunakan
usia 15-18 tahun termasuk dalam fase pendekatan survei karena dianggap
remaja pertengahan jika telah mencapai paling tepat untuk mengumpulkan data
kemandirian, hasilnya yaitu remaja (Arikunto, 2010:3).
mampu menentukan dan memutuskan Populasi dalam penelitian ini adalah
pilihan secara logis dan bertanggung siswa kelas XI Jurusan IPS SMA Negeri
jawab atas keputusan yang telah dipilih 103 Jakarta yang terdaftar pada tahun
dan bertanggung jawab atas segala akademik 2013/2014 yang memiliki latar
sesuatu yang telah dilakukan tanpa ada belakang ibu bekerja dan tidak bekerja
campur tangan dari orangtua terutama pada keluarga utuh atau lengkap. Ada
ibu. Apabila remaja tidak mampu pun jumlah populasi sebanyak 116 siswa
berhasil melewati tugas perkembangan yang terdaftar pada tahun akademik
untuk menjadi mandiri, maka dampak 2013/201 Karakteristik responden
yang mungkin terjadi adalah remaja penelitian dibatasi dalam beberapa hal
memiliki ketergantungan pada orangtua yaitu siswa tersebut duduk dikelas XI
Perbedaan Kemandirian... | 105
jurusan IPS dan terdaftar sebagai siswa diperoleh hasil 50 butir pernyataan yang
SMA Negeri 103 Jakarta Timur tahun valid dan 10 butir pernyataan yang tidak
ajaran 2013/2014, karakteristik usia valid atau drop.
remaja 15-18 tahun, dengan Hasil perhitungan diperoleh
mempertimbangkan untuk membatasi reliabilitas (rKR) adalah 0,9915 yang
secara tegas dari segi rentang usia termasuk dalam kategori (0,800-1,000).
mengenai remaja madya yang diteliti. Maka dapat dikatakan instrumen
Teknik sampling yang digunakan memiliki reabilitas yang sangat tinggi.
dalam penelitian ini dengan cara non Teknik analisis data yang digunakan
probability sampling yaitu sampling dalam penelitian ini adalah dengan
jenuh. Menurut Sugiyono (2014:126), menggunakan teknik analisis deskriptif
sampling jenuh adalah teknik penentuan kuantitatif. Uji prasyarat analisis data
sampel apabila semua anggota populasi menggunakan uji normalitas dengan chi-
digunakan sebagai sampel. Peneliti kuadrat dan uji homogenitas. Analisis
sampling jenuh supaya penelitian data pada penelitian ini menggunakan uji
membuat generalisasi dengan kesalahan hipotesis ANOVA satu arah dengan taraf
yang sangat kecil. signifikan 0,05 untuk mendapatkan
Penelitian ini menggunakan skala Fhitung.
likert. Kuesioner yang akan
dikembangkan berdasarkan teori HASIL DAN PEMBAHASAN
steinberg yang menggunakan skala likert, Deskripsi data akan dipaparkan dalam
dengan pilihan empat alternatif jawaban 4 bagian yaitu kemandirian remaja pada
yaitu sangat setuju (SS), setuju (S), tidak siswa laki-laki yang memiliki ibu
setuju (TS), dan sangat tidak setuju bekerja, kemandirian pada siswa
(STS) dengan teknik pengumpulan data perempuan yang memiliki ibu bekerja,
berupa angket dan skala psikologis kemandirian remaja pada siswa laki-laki
berdasarkan aspek-aspek kemandirian yang memiliki ibu tidak bekerja dan
menurut steinberg. kemandirian remaja pada siswa
Pengujian validitas instrumen dalam perempuan yang memiliki ibu tidak
penelitian ini yaitu validitas internal, bekerja dilihat berdasarkan distribusi
khususnya menggunakan validitas frekuensi skor dan rata-rata skor
konstruksi (construct validity) karena indikator kemandirian remaja.
instrumennya berupa nontest yang
digunakan untuk mengukur gejala sesuai 1) Kemandirian Remaja pada Siswa
dengan yang didefinisikan. Untuk Laki-laki yang memiliki Ibu
menguji validitas konstruksi, dapat Bekerja
digunakan pendapat dari para ahli Data Kemandirian remaja diperoleh
(judgment experts). dari hasil penelitian dengan
Uji validitas instrumen diuji cobakan menggunakan skala likert kepada 32
kepada 30 responden yaitu dengan uji siswa laki-laki yang memiliki ibu bekerja
signifikasi untuk korelasi menggunakan dengan menggunakan instrumen yang
harga tabel r product moment dengan α = terdiri dari 50 butir dengan rentang skor
0,05. rtabel= 0,361. Jika harga rxy ≥ rtabel, 125-178 diperoleh skor rata-rata sebesar
maka korelasi tersebut signifikan (valid). 144,22, varians sebesar 92,69 dan
Dan sebaliknya, jika harga rxy < rtabel, Standar deviasi (Simpangan baku)
maka korelasi tersebut tidak signifikan sebesar 9,627 pada penelitian ini :
(tidak valid). Dari hasil perhitungan
106 | Khusnul Khotimah et al
Jumlah 32 64 100,0%
19 94
20 110
21 86
22 70
23 102
24 93
25 76
26 111
27 84
28 77
29 99
30 82
31 87
32 109
33 77
34 92
3. kemandirian Nilai 35 70
36 108
37 95
38 107
39 77
40 79
41 98
42 94
16 1517 74,08%
43 85
44 106
45 110
46 109
47 98
48 103
49 98
50 80
Total 4615 50 4615
108 | Khusnul Khotimah et al
10 96
11 85
12 83
13 74
14 88
15 76
16 92
2. kemandirian 17 70
Tingkah 18 91
laku 19 82
20 93
21 76
22 65
23 85
24 84
25 59
18 1357 67,31%
26 90
27 61
28 64
29 78
30 60
31 70
32 85
33 70
34 74
3. kemandirian 35 68
Nilai 36 87
37 80
38 85
39 61
40 69 16 1291 72,04%
41 77
42 83
43 77
44 92
45 91
Perbedaan Kemandirian... | 111
46 92
47 77
48 83
49 90
50 79
Total 3922 50 3922
Berdasarkan hasil persentase tersebut 103 yang memiliki ibu bekerja sebesar
yang menduduki persentase paling tinggi 96% sudah mampu menilai bahwa orang
adalah kemandirian nilai sebesar 72,04% tua tidak selamanya memiliki kekuasaan
dan persentase paling rendah adalah (power) artinya remaja sudah dapat
kemandirian tingkah laku sebesar menentukan sesuatu tanpa harus selalu
67,31% sehingga dapat disimpulkan bergantung pada dukungan emosional
siswa perempuan dikelas XI Jurusan IPS orangtua dan sebesar 4% remaja yang
di SMA N 103 yang memiliki ibu bekerja belum mampu mengembangkan
menggambarkan bahwa siswa sudah kemandirian pada indikator tersebut.
mampu mengembangkan nilai-nilai
seperti kejujuran, etika, sopan santun 2) Pada aspek kemandirian tingkah laku
yang berhubungan dengan nilai moral pada indikator decision making ability
yang mengacu pada akhlak siswa dengan persentase sebesar 100% , artinya
Persentase terendah pada kemandirian secara keseluruhan remaja sudah mampu
tingkah laku yaitu menggambarkan mengambil keputusan dan menyadari
bahwa siswa belum menunjukan diri adanya resiko dari keputusan yang
mereka sebagai individu yang mandiri diambilnya.
seperti siswa belum mampu mengambil 3) Pada aspek kemandirian nilai pada
keputusan dan menyadari resiko dari indikator principled belief dengan
tingkah lakunya, belum mampu persentase sebesar 92% bahwa remaja
menghargai saran dari oranglain sehingga sudah mampu berpikir maupun bertindak
tidak mempertimbangkan saran ketika sesuai dengan prinsip yang dapat
diambil menjadi sebuah keputusan, siswa dipertanggung jawabkan, sedangkan
masih mudah terpengaruh oleh teman remaja yang belum mampu
yaitu seperti membolos sekolah, siswa mengembangkan kemandirian nilai pada
belum mampu memenuhi tanggung indikator tersebut yaitu sebesar 8%.
jawab disekolah maupun dirumah seperti 3) Kemandirian Remaja pada Siswa
mengerjakan tugas PR dari sekolah dan Laki-laki yang memiliki Ibu tidak
membantu ibu mengerjakan pekerjaan Bekerja
rumah, siswa belum mampu mengatasi Data Kemandirian remaja
sendiri masalah yang dihadapi sehingga diperoleh dari hasil penelitian dengan
masalah apapun yang dihadapi selalu menggunakan skala likert kepada 26
menceritakan kepada orangtua maupun siswa laki-laki yang memiliki ibu tidak
teman. bekerja dengan menggunakan instrumen
Berdasarkan hasil penelitian jika yang terdiri dari 50 butir pernyataan.
dilihat dari hasil per item soal atau Berikut adalah distribusi
pernyataan responden yaitu : frekuensi yang diambil dari 26 orang
1) Pada aspek kemandirian emosional responden laki-laki yang memiliki Ibu
dengan indikator de-idealized terlihat tidak bekerja, dengan rentang skor 127-
bahwa siswa perempuan di SMA Negeri 168 diperoleh skor rata-rata sebesar
112 | Khusnul Khotimah et al
144,08, varians sebesar 88,074 dan sebesar 9,384 pada penelitian ini :
Standar deviasi (Simpangan baku)
6 71
7 71
8 83
9 95
10 86
11 70
12 81
13 60
14 86
15 79
16 88
2. kemandirian Tingkah 17 67
laku 18 89
19 82
20 92 18 1333 71,20%
21 70
22 56
23 74
24 67
25 55
26 86
27 67
28 76
29 84
30 69
31 65
32 82
33 76
34 76
3. kemandirian Nilai 35 71
36 89
37 76
38 87
39 68
40 64
16 1280 76,92%
41 78
42 80
43 63
44 94
45 82
46 90
114 | Khusnul Khotimah et al
47 88
48 86
49 83
50 81
Total 3789 50 3789
3 77
4 114
5 84
6 92
7 91
8 87
9 108
10 98
11 87
12 86
13 84
14 102
15 94
16 100
2. kemandirian Tingkah 17 75
laku 18 98
19 89
20 104
21 81
22 67
23 86
24 89
25 64
18 1475 68, 28 %
26 103
27 68
28 72
29 86
30 67
31 76
32 98
33 75
34 77
3. kemandirian Nilai 35 77
36 98
16 1416 73,75%
37 86
38 102
Perbedaan Kemandirian... | 117
39 68
40 66
41 91
42 92
43 80
44 103
45 95
46 102
47 91
48 93
49 91
50 81
Total 4305 50 4305