KEMBAR78
Perbedaan Kemandirian Remaja Berdasarkan Status Pekerjaan Ibu | PDF | Methodology | Scientific Method
0% found this document useful (0 votes)
93 views22 pages

Perbedaan Kemandirian Remaja Berdasarkan Status Pekerjaan Ibu

This document summarizes a research study that aimed to understand differences in autonomy levels of adolescents based on their mother's employment status. The study involved 116 students from a high school in East Jakarta. Results showed that adolescents with working mothers had significantly lower autonomy scores than those with non-working mothers. Specifically, differences were found in behavioral autonomy between male and female adolescents. Males with working mothers were given more opportunities to develop independence, while supervision from mothers helped promote positive development.

Uploaded by

Jessica Lalopua
Copyright
© © All Rights Reserved
We take content rights seriously. If you suspect this is your content, claim it here.
Available Formats
Download as PDF, TXT or read online on Scribd
0% found this document useful (0 votes)
93 views22 pages

Perbedaan Kemandirian Remaja Berdasarkan Status Pekerjaan Ibu

This document summarizes a research study that aimed to understand differences in autonomy levels of adolescents based on their mother's employment status. The study involved 116 students from a high school in East Jakarta. Results showed that adolescents with working mothers had significantly lower autonomy scores than those with non-working mothers. Specifically, differences were found in behavioral autonomy between male and female adolescents. Males with working mothers were given more opportunities to develop independence, while supervision from mothers helped promote positive development.

Uploaded by

Jessica Lalopua
Copyright
© © All Rights Reserved
We take content rights seriously. If you suspect this is your content, claim it here.
Available Formats
Download as PDF, TXT or read online on Scribd
You are on page 1/ 22

Jurnal FamilyEdu

Perbedaan Kemandirian... | 99
Vol 1 No.2 Oktober 2015

Perbedaan Kemandirian Remaja Berdasarkan Status


Pekerjaan Ibu

Khusnul Khotimah, Shinta Doriza, Guspri Devi Artanti


Program Studi Pendidikan Kesejahteraan Keluarga,
Jurusan Ilmu Kesejahteraan Keluarga, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Jakarta

ABSTRACT
This research aims to understand the difference in the autonomy of adolescent having
the working mother and non working mother on a student XI is social class in high
school land 103 east jakarta. Research is conducted during the 12 months since
january to december 201 Research method used is a method of survey with
comparative approach .The population in this research is a student XI route social
class in high school land of 103 east jakarta. The sample collection technique used is
non probability sampling with saturated sampling techniques. The sample is a total of
116 students consisting of 32 students male having a working mother , 28 a female
student who has mom worked , 26 students male having a mother does not work and
30 female students having mother does not work . The aspect of the autonomy of
views based on emotional autonomy , the autonomy of mannerisms and autonomy of
the value of. The results show normality test data the autonomy of adolescent boys
and women who possess the mother worked and autonomy of adolescent boys and
women who possess the mother does not work berdistribusi normal and homogeneity
test data showed berdistribusi homogeneous. The results of testing the hypothesis of
statistics using anova one direction obtained Fhitung = 19 the first mistake 0.05 so that
we can conclude that there were differences autonomy of adolescent having the work
and not working. Especially the manner of differences of treatment that causes the
autonomy of the mother parents especially between men and women is different.
Adolescent boys autonomy more given the opportunity in the development is given
the exercise of independence as given the opportunity and freedom of running their
activities without relying on parents especially mothers , but not in spite of
supervision that parents especially mothers with adolescent boys develop good along
with increasing autonomy the ability and experience that he got various.

Keywords: Autonomy, adolescent, working mother, non working mother

LATAR BELAKANG dalam menghadapi berbagai situasi di


Masa remaja merupakan masa lingkungan, sehingga individu pada
peralihan dari anak-anak ke masa akhirnya mampu berpikir dan bertindak
dewasa. Kehidupan remaja merupakan sendiri. Dengan kemandiriannya,
kehidupan yang sangat menentukan bagi seseorang dapat memilih jalan hidupnya
kehidupan masa depan mereka untuk berkembang dengan lebih mantap.
selanjutnya. Dalam tugas Kemandirian dikonsepkan sebagai self-
perkembangannya remaja akan melewati governing person, yaitu kemampuan
beberapa fase dengan berbagai tingkat menguasai diri sendiri. Kemandirian
kesulitan permasalahannya. Adapun dalam arti psikologi memiliki pengertian
salah satu tugas perkembangan remaja keadaan seseorang dalam kehidupannya
yaitu mencapai kemandirian. yang mampu memutuskan dan
Kemandirian merupakan suatu sikap mengerjakan sesuatu tanpa bantuan
individu yang diperoleh secara kumulatif orang lain (Steinberg, 1993:286).
selama perkembangan, dan individu akan Kemandirian adalah suatu aktivitas
terus belajar untuk bersikap mandiri yang didorong oleh kemauannya sendiri,
100 | Khusnul Khotimah et al

pilihan sendiri, tidak tergantung pada keluarga menjadi berkurang, yaitu pada
orang lain, serta mempertanggung jam-jam dimana ibu bekerja. Sedangkan
jawabkan tindakannya. Menurut hasil penelitian yang dilakukan Barnard
Steinberg (1993:289) kemandirian dan Martell (Santrock, 2003:206)
terbagi ke dalam tiga aspek antara lain mengatakan tanggung jawab utama
kemandirian emosional, kemandirian terhadap anak dan remaja ada dipundak
tingkah laku, dan kemandirian nilai. ibu. Ibu yang sibuk bekerja atau berkarir
Kemandirian akan banyak mengakibatkan perhatian terhadap
memberikan dampak positif bagi keluarga termasuk remaja menjadi
perkembangan individu, maka sebaiknya berkurang, bahkan tidak sedikit yang
kemandirian diajarkan pada seseorang akhirnya tidak memperhatikan kondisi
sedini mungkin sesuai kemampuannya. remaja.
Latihan kemandirian yang diberikan Dampak dari seorang ibu yang
kepada remaja harus disesuaikan dengan bekerja menyebabkan remaja tidak
perkembangan usianya. Contohnya yaitu memiliki waktu penjagaan yang
pemberian kebebasan dalam memilih berkualitas untuk dihabiskan dengan
jurusan yang diminati dan pemberian orang tuanya. Banyak remaja menjadi
kesempatan pada remaja untuk menggantungkan dirinya kepada
memutuskan mengatur waktu belajar oranglain yang dianggapnya bisa
ketika di rumah. Dengan adanya latihan- memberikan kasih sayang dan hingga
latihan dan adanya unsur pengawasan remaja berani untuk melakukan perilaku
dari orang tua untuk memastikan menyimpang guna melampiaskan
keefektifan latihan, diharapkan kekesalannya karena kurangnya
kemampuan remaja untuk berpikir secara perhatian dan kasih sayang seorang ibu
objektif akan bertambah seiring yang terlalu sibuk dengan pekerjaan. Hal
bertambahnya usia. Individu menjadi tersebut didukung oleh hasil penelitian
orang yang tidak mudah dipengaruhi, yang dilakukan Thomas dan Lynette
berani mengambil keputusan sendiri, Long 1983 yang menyatakan bahwa
percaya diri, tidak bergantung kepada tanpa batasan dan pengawasan orangtua,
orang lain, dan mandiri. lebih mudah bagi remaja untuk mendapat
Perkembangan kemandirian remaja masalah (Santrock, 2003:203).
dipengaruhi oleh beberapa faktor, salah Ibu bekerja memiliki waktu yang
satunya dari faktor keluarga yaitu ibu lebih terbatas untuk bertemu dengan
bekerja. Keluarga merupakan lingkungan remaja, terbatasnya waktu yang ibu
sosial pertama bagi anak yang memberi berikan untuk remaja juga dapat
dasar perilaku perkembangan sikap dan berpengaruh terhadap masalah
nilai kehidupan dari keluarga. Peran ibu perkembangan remaja. Pada masa
sangatlah penting dalam perkembangan perkembangannya seharusnya remaja
kemandirian remaja, untuk dapat mandiri mulai menguasai berbagai keterampilan
seseorang remaja membutuhkan fisik, bahasa, dan mencoba
kesempatan, dukungan dan dorongan dari mengeksplorasi kemandiriannya, namun
keluarga terutama ibu serta lingkungan pada kenyataannya remaja menjadi anak
sekitar. yang malas dan cenderung tidak mandiri.
Seiring dengan perkembangan Menurut Hurlock (Ruliani, 2014:3)
zaman, banyak wanita saat ini yang tidak mengatakan bahwa remaja yang memiliki
hanya menjadi ibu rumah tangga saja, ibu tidak bekerja lebih mandiri
tetapi juga melibatkan diri dalam dunia dibandingkan dengan anak yang
kerja di luar rumah. Hal tersebut memiliki ibu bekerja.
menyebabkan waktu ibu untuk bersama
Perbedaan Kemandirian... | 101

Namun, peneliti menemukan bukti konseling bahwa masalah yang sering


penelitian yang berbeda. Supardi (Martin, terjadi yaitu keterlambatan siswa. Hasil
2000:3) mengemukakan bahwa ibu yang keterangan yang diperoleh tentang
bekerja akan lebih menekankan latihan keterlambatan siswa datang ke sekolah
kemandirian pada anak lebih awal adalah karena remaja bangun kesiangan,
dibandingkan dengan ibu yang tidak selain itu masih ada siswa yang masuk
bekerja. Waktu, tenaga, dan pikiran yang jurusan IPS karena paksaan dari orang
semakin terbatas itu pada akhirnya tua bukan karena kemampuan dan minat,
mendorong ibu lebih awal memberikan siswa belum memiliki kepercayaan diri
kesempatan anak berlatih mandiri dan belum berani menampilkan
dibanding ibu tidak bekerja. Selain itu, kemampuan di depan umum dan masih
Hoffman (Martin,2000:2) ada siswa yang bergantung pada teman
mengemukakan ibu bekerja lebih saat mengerjakan tugas dari sekolah.
menekankan kemandirian kepada Fenomena rendahnya kemandirian
anaknya sehingga anak akan mencapai remaja kelas XI Jurusan IPS di SMA N
kemandirian yang lebih baik. 103 Jakarta perlu diperhatikan oleh
Dalam kehidupan dewasa ini, masih sekolah. Remaja diharapkan mampu
banyak remaja yang belum sepenuhnya mewujudkan kemandirian sebagai bekal
memiliki kemandirian. Gambaran kondisi menghadapi tantangan dan tugas
kemandirian remaja di Indonesia perkembangan di masa depan.
merupakan salah satu masalah yang patut Pencapaian kemandirian memang bukan
menjadi perhatian. Hal ini dapat dilihat hal yang mudah, namun kemandirian
dari permasalahan yang muncul pada harus tetap diraih karena kemandirian
remaja yaitu masih dijumpainya remaja memegang peranan penting dan
yang sangat bergantung kepada orang memberikan dampak yang positif untuk
lain terutama orang tua. Bentuk kelangsungan kehidupan.
ketergantungan remaja kepada orang Melihat fenomena di atas peneliti
tuanya di antaranya yaitu remaja harus terdorong untuk mengetahui bagaimana
dibangunkan pagi untuk berangkat ke Perbedaan kemandirian remaja dengan
sekolah sehingga jika tidak ada yang status pekerjan ibu dilihat dari aspek-
membangunkan siswa terlambat datang, aspek kemandirian pada siswa kelas XI
siswa menyerahkan keputusan mengenai Jurusan IPS SMA N 103 Jakarta Timur
pemilihan masuk jurusan atau bidang Tahun Pelajaran 2013/201
studi kepada orang tua bukan karena Pada latar belakang tersebut timbul
kemauan dan minat dari dalam diri beberapa identifikasi permasalahan yaitu
remaja itu sendiri, siswa belum memiliki : 1) Apakah ibu dengan status tidak
rasa kepercayaan diri dan belum berani bekerja mampu menjadikan remaja
menampilkan kemampuan di depan mandiri?; 2) Apakah ibu dengan status
umum, belum mampu menentukan nilai bekerja mampu menjadikan remaja yang
dan norma yang berlaku, melakukan mendiri?; 3) Apakah status bekerja ibu
aktivitas mengikuti teman dan masih mempengaruhi kemandirian?; 4) Apakah
bergantung kepada teman dalam terdapat dampak dari status bekerja ibu
mengurus keperluan sekolah, belum terhadap kemandirian remaja?; 5)
mampu bertanggung jawab atas Apakah terdapat perbedaan kemandirian
perbuatan yang telah dilakukan, belum remaja yang memiliki ibu bekerja dan
mampu menentukan hal yang baik dan tidak bekerja?
buruk untuk dirinya. Berdasarkan latar belakang,
Berdasarkan hasil wawancara yang identifikasi, dan pembatasan masalah
diperoleh dari guru bimbingan dan rumusan masalah pada penelitian ini
102 | Khusnul Khotimah et al

adalah: “Apakah terdapat perbedaan perkembangan tersebut harus sejalan dan


kemandirian remaja yang memiliki status berlandaskan pada tujuan hidup manusia.
ibu bekerja dan tidak bekerja”. Tujuan Steinberg (1993:289) membagi
dari penelitian ini adalah untuk kemandirian dalam tiga Aspek, yaitu:
mengetahui perbedaan kemandiian kemandirian emosional (emotional
remaja yang memiliki status ibu bekerja autonomy), kemandirian tingkah laku
dan tidak bekerja. (behavioral autonomy), dan kemandirian
Kemandirian dikonsepkan sebagai nilai (values autonomy). Menurut Basri
self-governing person, yaitu kemampuan (2004:53) faktor-faktor yang
menguasai diri sendiri. Seseorang yang mempengaruhi kemandirian yaitu faktor
memiliki kemampuan menjadi individu endogen (dari dalam diri sendiri) dan
yang mandiri merupakan salah satu tugas faktor eksogen (dari luar diri sendiri),
perkembangan dasar pada tahun-tahun sedangkan Ali dan Asrori (2009:118)
remaja (Steinberg, 1993:286). Sedangkan mengatakan bahwa faktor-faktor yang
menurut Chaplin dalam Desmita mempengaruhi kemandirian remaja yaitu
(2011:185), otonomi atau kemandirian gen atau keturunan, faktor pola asuh
adalah kebebasan individu untuk orangtua, sistem pendidikan di sekolah
memilih, untuk bisa memerintah, dan sistem kehidupan di masyarakat.
menguasai dan menentukan dirinya Remaja atau adolescence berasal
sendiri. Kemandirian sangat dipengaruhi dari kata latin adolescere yang berarti
oleh perubahan fisik yang dapat tumbuh atau tumbuh menjadi dewasa.
menimbulkan terjadinya perubahan Istilah adolescence seperti yang
emosional, perubahan kognitif yang digunakan pada saat ini, mempunyai arti
memberikan pemikiran logis tentang cara yang lebih luas, mencakup kematangan
berpikir yang mendasari tingkah laku, mental, emosional, sosial, dan fisik
serta perubahan nilai dalam peran sosial (Hurlock, 2004:206). Sedangkan
melalui pengasuhan orangtua dan menurut Santrock (2003:26) bahwa
aktivitas individu. remaja (adolescene) diartikan sebagai
Orangtua memberi pengaruh yang masa perkembangan transisi antara masa
besar dalam perkembangan kemandirian anak dan masa dewasa yang mencakup
remaja seperti orangtua tetap berinteraksi perubahan biologis, kognitif, dan sosial-
dengan anaknya untuk bernegosiasi dan emosional.
memutuskan keputusan, menumbuhkan Remaja merupakan masa transisi
konsep diri yang positif, menumbuhkan dari anak-anak menuju dewasa yaitu
rasa percaya diri dan membantu anak transisi perkembangan antara masa
mampu mengontrol diri (Lerner, kanak-kanak dan masa dewasa yang
2001:102). Menurut Dariyo (2004:97) mengandung perubahan besar fisik,
kemandirian remaja adalah sifat yang kognitif, dan psikososial. Masa remaja
tidak tergantung pada diri orang lain. Ia awal dimulai pada usia 12 sedangkan
akan berusaha menyelesaikan masalah masa remaja akhir yaitu pada usia dua
dalam hidupnya sendiri. Sedangkan puluhan (Papalia, 2008:534). Dari
Soelaeman dalam Ali dan Asrori pengertian di atas dapat disimpulkan
(2011:112) mengatakan kemandirian bahwa remaja merupakan perkembangan
adalah proses yang mengangkat unsur- seseorang dari anak-anak menuju dewasa
unsur normatif. Ini mengandung makna yang mencakup berbagai aspek antara
bahwa kemandirian merupakan suatu lain fisik, biologis, kognitif, psikososial,
proses yang terarah, karena dan sosial-emosional.
perkembangan kemandirian sejalan Masa remaja dibagi menjadi empat
dengan hakikat eksistensi manusia, arah periode yaitu periode pra remaja, periode
Perbedaan Kemandirian... | 103

remaja awal, periode remaja tengah, dan teknologi yang semakin pesat. Hal
periode remaja akhir (Ali dan Asrori, tersebut dapat mengakibatkan munculnya
2009:92). Karakteristik remaja masalah-masalah psikologis berupa
pertengahan ditandai dengan sejumlah gangguan penyesuaian diri atau perilaku
karakteristik penting yaitu : 1) Mencapai yang menimbulkan bentuk
hubungan yang matang dengan teman penyimpangan perilaku yang disebut
sebaya; 2) Dapat menerima dan belajar kenakalan remaja.
peran sosial sebagai pria atau wanita Bekerja adalah kewajiban dan
dewasa yang dijunjung tinggi oleh dambaan bagi setiap orang untuk
masyarakat; 3) Menerima keadaan fisik memenuhi kebutuhan hidup dan
dan mampu menggunakan secara efektif, kehidupan sepanjang masa,selama ia
4) Mencapai kemandirian emosional dari mampu berbuat untuk membangting
orang tua dan orang dewasa lainnya; 5) tulang, memeras keringat dan memutar
Memilih dan mempersiapkan karier otak (Anoraga, 2006:26). Wanita karier
dimasa depan sesuai dengan minat dan adalah wanita yang memperoleh atau
kemampuannya; 6) Mengembangkan mengalami perkembangan kemajuan
sikap positif terhadap pernikahan, hidup dalam pekerjaan, jabatan dan lain-lain
berkeluarga dan memiliki anak; 7) (Anoraga, 2001:121). Menurut Gunarsa
Mengembangkan keterampilan (2007:112) ibu bekerja di luar rumah,
intelektual dan konsep-konsep yang sama halnya seperti ayah yang tidak
diperlukan sebagai warga negara; 8) diketahui pekerjaannya dan jarang
Mencapai tingkah laku yang bertanggung bertemu dengan anak.
jawab secara sosial; 9) Memperoleh Ibu bekerja adalah ibu yang
seperangkat nilai dan sistem etika melakukan suatu kegiatan di luar rumah
sebagai pedoman dalam tingkah laku; 10) dengan tujuan untuk mencari nafkah
Mengembangkan wawasan keagamaan untuk keluarga. Selain itu salah satu
dan meningkatkan religiusitas (Desmita, tujuan ibu bekerja adalah suatu bentuk
2011:37). aktualisasi diri guna menerapkan ilmu
Tugas-tugas perkembangan pada yang telah dimiliki ibu dan menjalin
fase remaja pertengahan difokuskan hubungan sosial dengan orang lain dalam
terhadap kemandirian, antara lain yaitu : bidang pekerjaan yang dipilihnya
1) Mampu menerima keadaan fisiknya; (Santrock, 2003:119). Sedangkan Ibu
2) Mampu menerima dan memahami yang tidak bekerja memiliki tanggung
peran seks usia dewasa; 3) Memperoleh jawab untuk mengatur rumah tangga.
kebebasan emosional; 4) Mencapai Dalam konteks inilah peran seorang ibu
kemandirian ekonomi; 5) berlaku, yaitu mengurus rumah tangga,
Mengembangkan perilaku tanggung sebagai pengasuh dan pendidik anak-
jawab sosial yang diperlukan untuk anaknya, dan sebagai salah satu
memasuki usia dewasa. Dari tugas kelompok dari peranan sosialnya serta
perkembangan tersebut tidak semua sebagai anggota masyarakat dari
remaja dapat memenuhi tugas-tugasnya lingkungannya (Santrock, 2003:118).
dengan baik. Menurut Hurlock Faktor-faktor yang mendorong ibu
(2002:212) ada beberapa masalah yang untuk bekerja yaitu karena didorong
dialami remaja dalam memenuhi tugas- untuk memenuhi kebutuhan hidup.
tugasnya tersebut, yaitu masalah pribadi Dengan demikian kebutuhan-kebutuhan
dan masalah khas remaja. Remaja masa menurut Anoraga (2006:19) tersebut
kini banyak sekali mendapatkan tekanan- antara lain yaitu kebutuhan fisiologis
tekanan mulai dari kondisi lingkungan dasar, kebutuhan-kebutuhan sosial dan
dan sosial budaya serta perkembangan kebutuhan-kebutuhan egoistik. Realitas
104 | Khusnul Khotimah et al

peran ibu adalah bahwa di banyak dan mengalami kesulitan disaat dewasa
keluarga, tanggung jawab utama atas nanti karena tidak dapat menjadi pribadi
anak maupun pekerjaan rumah tangga yang mandiri.
dan bentuk lainnya dari pekerjaan Kemandirian remaja dapat dilihat
keluarga masih dibebankan di pundak ibu melalui kemandirian emosional, tingkah
(Barnard dan Martell, 1995 dalam laku dan nilai. Perbedaan kemandirian
Santrock, 2007:206). Menurut Gunarsa mungkin akan berbeda antara remaja
(2007:113) peranan ibu dalam rumah yang memiliki ibu bekerja dan remaja
tangga,seperti mengatur rumah tangga yang memiliki ibu tidak bekerja, dalam
dan mengurus anak-anak. Sedangkan hal ini perbedaan kemandirian pada
menurut Anoraga (2001:123) peranan remaja tersebut belum pasti keadaanya
wanita dalam keluarga yaitu sebagai istri jika remaja yang memiliki ibu bekerja
atau pendamping suami, sebagai lebih baik dari remaja yang memiliki ibu
pengelola rumah tangga, sebagai penerus tidak bekerja. SMA N 103 Jakarta
keturunan, dan sebagai ibu dari anak- sebagai suatu lembaga pendidikan yang
anak. terdiri dari berbagai latar belakang
Kemandirian remaja terbentuk siswanya tentunya memiliki kemandirian
karena didorong oleh kemauan sendiri, yang berbeda pula. Maka dari itu, Siswa
pilihan sendiri dan tanggung jawab dan siswi di SMA N 103 Jakarta tepatnya
sendiri tanpa bantuan orang lain serta pada kelas XI Jurusan IPS memiliki
mampu mempertanggung jawabkan atas kemandirian emosional, tingkah laku dan
tindakannya. nilai yang berbeda-beda.
Ibu adalah orangtua yang paling
dekat dengan anak karena ibu dituntut METODE PENELITIAN
untuk dapat lebih mendidik anak-anak Penelitian ini dilaksanakan di SMA
sedangkan ayah lebih dituntut untuk Negeri 103 Jakarta yang berada di Jl.
mencari nafkah. Agar menjadi anak yang Mawar Merah VI Perumnas Klender
mandiri, seorang anak harus dilatih dan Malaka, Duren Sawit Jakarta Timur.
dibiasakan untuk mandiri. Pada usia Waktu Penelitian dilaksanakan selama
remaja, keberadaan ibu sangatlah penting dua belas bulan yaitu bulan Januari-
karena banyak hal yang ingin ditanyakan Desember 201
remaja kepada ibu terutama ketika Metode yang digunakan dalam
mereka ingin mengambil suatu keputusan penelitian ini adalah metode penelitian
sebelum melakukan sesuatu. deskriptif jenis survei kuantitatif
Remaja yang berada pada rentang komparatif. Penelitian ini menggunakan
usia 15-18 tahun termasuk dalam fase pendekatan survei karena dianggap
remaja pertengahan jika telah mencapai paling tepat untuk mengumpulkan data
kemandirian, hasilnya yaitu remaja (Arikunto, 2010:3).
mampu menentukan dan memutuskan Populasi dalam penelitian ini adalah
pilihan secara logis dan bertanggung siswa kelas XI Jurusan IPS SMA Negeri
jawab atas keputusan yang telah dipilih 103 Jakarta yang terdaftar pada tahun
dan bertanggung jawab atas segala akademik 2013/2014 yang memiliki latar
sesuatu yang telah dilakukan tanpa ada belakang ibu bekerja dan tidak bekerja
campur tangan dari orangtua terutama pada keluarga utuh atau lengkap. Ada
ibu. Apabila remaja tidak mampu pun jumlah populasi sebanyak 116 siswa
berhasil melewati tugas perkembangan yang terdaftar pada tahun akademik
untuk menjadi mandiri, maka dampak 2013/201 Karakteristik responden
yang mungkin terjadi adalah remaja penelitian dibatasi dalam beberapa hal
memiliki ketergantungan pada orangtua yaitu siswa tersebut duduk dikelas XI
Perbedaan Kemandirian... | 105

jurusan IPS dan terdaftar sebagai siswa diperoleh hasil 50 butir pernyataan yang
SMA Negeri 103 Jakarta Timur tahun valid dan 10 butir pernyataan yang tidak
ajaran 2013/2014, karakteristik usia valid atau drop.
remaja 15-18 tahun, dengan Hasil perhitungan diperoleh
mempertimbangkan untuk membatasi reliabilitas (rKR) adalah 0,9915 yang
secara tegas dari segi rentang usia termasuk dalam kategori (0,800-1,000).
mengenai remaja madya yang diteliti. Maka dapat dikatakan instrumen
Teknik sampling yang digunakan memiliki reabilitas yang sangat tinggi.
dalam penelitian ini dengan cara non Teknik analisis data yang digunakan
probability sampling yaitu sampling dalam penelitian ini adalah dengan
jenuh. Menurut Sugiyono (2014:126), menggunakan teknik analisis deskriptif
sampling jenuh adalah teknik penentuan kuantitatif. Uji prasyarat analisis data
sampel apabila semua anggota populasi menggunakan uji normalitas dengan chi-
digunakan sebagai sampel. Peneliti kuadrat dan uji homogenitas. Analisis
sampling jenuh supaya penelitian data pada penelitian ini menggunakan uji
membuat generalisasi dengan kesalahan hipotesis ANOVA satu arah dengan taraf
yang sangat kecil. signifikan 0,05 untuk mendapatkan
Penelitian ini menggunakan skala Fhitung.
likert. Kuesioner yang akan
dikembangkan berdasarkan teori HASIL DAN PEMBAHASAN
steinberg yang menggunakan skala likert, Deskripsi data akan dipaparkan dalam
dengan pilihan empat alternatif jawaban 4 bagian yaitu kemandirian remaja pada
yaitu sangat setuju (SS), setuju (S), tidak siswa laki-laki yang memiliki ibu
setuju (TS), dan sangat tidak setuju bekerja, kemandirian pada siswa
(STS) dengan teknik pengumpulan data perempuan yang memiliki ibu bekerja,
berupa angket dan skala psikologis kemandirian remaja pada siswa laki-laki
berdasarkan aspek-aspek kemandirian yang memiliki ibu tidak bekerja dan
menurut steinberg. kemandirian remaja pada siswa
Pengujian validitas instrumen dalam perempuan yang memiliki ibu tidak
penelitian ini yaitu validitas internal, bekerja dilihat berdasarkan distribusi
khususnya menggunakan validitas frekuensi skor dan rata-rata skor
konstruksi (construct validity) karena indikator kemandirian remaja.
instrumennya berupa nontest yang
digunakan untuk mengukur gejala sesuai 1) Kemandirian Remaja pada Siswa
dengan yang didefinisikan. Untuk Laki-laki yang memiliki Ibu
menguji validitas konstruksi, dapat Bekerja
digunakan pendapat dari para ahli Data Kemandirian remaja diperoleh
(judgment experts). dari hasil penelitian dengan
Uji validitas instrumen diuji cobakan menggunakan skala likert kepada 32
kepada 30 responden yaitu dengan uji siswa laki-laki yang memiliki ibu bekerja
signifikasi untuk korelasi menggunakan dengan menggunakan instrumen yang
harga tabel r product moment dengan α = terdiri dari 50 butir dengan rentang skor
0,05. rtabel= 0,361. Jika harga rxy ≥ rtabel, 125-178 diperoleh skor rata-rata sebesar
maka korelasi tersebut signifikan (valid). 144,22, varians sebesar 92,69 dan
Dan sebaliknya, jika harga rxy < rtabel, Standar deviasi (Simpangan baku)
maka korelasi tersebut tidak signifikan sebesar 9,627 pada penelitian ini :
(tidak valid). Dari hasil perhitungan
106 | Khusnul Khotimah et al

Tabel 1 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Skor


Responden Laki-laki yang memiliki Ibu Bekerja
No. Skor f Batas Bawah Batas Atas Fk Fr
1 125 - 133 3 124,5 133,5 3 9,4%
2 134 - 142 11 133,5 142,5 14 34,4%
3 143 - 151 12 142,5 151,5 26 37,5%
4 152 - 160 5 151,5 160,5 31 15,6%
5 161 - 169 0 160,5 169,5 31 0,0%
6 170 - 178 1 169,5 178,5 32 3,1%

Jumlah 32 64 100,0%

Hasil penelitian diatas terkecil adalah 3,1% yaitu pada rentang


menunjukkan distribusi frekuensi skor 170-178 (tabel 1).
terbesar adalah 37,5% yaitu pada rentang
skor 143-151. Sedangkan, distribusi

Tabel 2 Rata-rata Hitung Skor Indikator


Kemandirian Remaja yang memiliki Ibu
Bekerja pada Siswa Laki-laki
Jumlah
No Indikator No.Item Skor Total Persentase
Item
1. kemandirian Emosional 1 73
2 110
3 56
4 122
5 59
6 97
7 87
8 94
16 1469 71,73%
9 106
10 102
11 86
12 95
13 87
14 102
15 86
16 107
2. kemandirian Tingkah laku 17 74
18 1629 70,70%
18 106
Perbedaan Kemandirian... | 107

19 94
20 110
21 86
22 70
23 102
24 93
25 76
26 111
27 84
28 77
29 99
30 82
31 87
32 109
33 77
34 92
3. kemandirian Nilai 35 70
36 108
37 95
38 107
39 77
40 79
41 98
42 94
16 1517 74,08%
43 85
44 106
45 110
46 109
47 98
48 103
49 98
50 80
Total 4615 50 4615
108 | Khusnul Khotimah et al

Berdasarkan hasil persentase tersebut deskriptor mampu berfikir atau bertindak


yang menduduki persentase paling tinggi sesuai dengan prinsip yang dapat
adalah kemandirian nilai sebesar 74,08%. dipertanggung jawabkan dan
Jika dilihat dari hasil total dari beberapa Independent belief dengan deskriptor
kelompok responden yang lain, remaja berpikir sesuai dengan nilai yang
kelompok responden laki-laki yang diyakini, dapat terlihat dari hasil jawaban
memiliki ibu bekerja memiliki skor total responden sebagai berikut :
tertinggi yaitu 4615 sehingga dapat 1) Ternyata untuk kasus di SMA Negeri
disimpulkan berdasarkan status pekerjaan 103 Jakarta timur sebagian besar remaja
ibu bahwa remaja yang memiliki ibu laki-laki yang memiliki ibu bekerja sudah
bekerja lebih mengembangkan mampu untuk berusaha menanamkan
kemandirian dengan baik, hal ini kejujuran dalam diri mereka masing-
sependapat dengan pendapat Supardi masing yaitu sebesar 94% dan remaja
(Martin, 2003:3) yang mengatakan yang belum mampu menanamkan
bahwa ibu yang bekerja lebih kejujuran dalam dirinya yaitu sebesar
menekankan kemandirian pada anak 6%.
lebih awal dibandingkan dengan ibu yang 2) Berdasarkan indikator Principled
tidak bekerja sehingga anak menjadi belief remaja sudah mampu bertanggung
mandiri. jawab atas prinsip yang telah diambilnya
Berdasarkan persentase kemandirian yaitu remaja berusaha tidak berbohong
jika dilihat berdasarkan jenis kelamin, karena remaja sudah tahu bahwa
hasil penelitian menemukan remaja berbohong adalah suatu perbuatan yang
berjenis kelamin laki-laki lebih besar tercela yaitu sebesar 91%, sedangkan
tingkat kemandiriannya dibandingkan remaja yang belum mampu bertanggung
remaja berjenis kelamin perempuan jawab atas prinsip yang telah diambilnya
sehingga dapat disimpulkan berdasarkan yaitu sebesar 9%.
jenis kelamin bahwa remaja laki-laki 3) Berdasarkan indikator Independent
lebih mandiri dibandingkan remaja belief remaja sudah mampu berpikir
perempuan, hal ini sependapat dengan sesuai dengan nilai yang diyakini yaitu
Hurlock (Ayu, 2013:187) mengatakan sebesar 81% dan remaja yang belum
bahwa perbedaan perlakuan antar anak mampu berpikir berdasarkan nilai yang
laki-laki dan perempuan menyebabkan diyakini yaitu sebesar 19%.
terjadinya perbedaan kemandirian. Laki- 2) Kemandirian Remaja pada Siswa
laki lebih banyak diberikan kesempatan Perempuan yang memiliki Ibu
untuk berdiri sendiri dan menanggung Bekerja
resiko, serta lebih banyak dituntut untuk Data Kemandirian remaja diperoleh
menunjukan inisiatif dari pada anak dari hasil penelitian dengan
perempuan. menggunakan skala likert kepada 28
Berdasarkan hasil skor indikator siswa perempuan yang memiliki ibu
tingginya kemandirian nilai dilihat dari bekerja dengan menggunakan instrumen
indikator Abstract belief dengan yang terdiri dari 50 butir pernyataan.
deskriptor remaja mengembangkan Berikut adalah distribusi frekuensi pada
keyakinan atau nilai-nilai seperti penelitian ini :
kebenaran, kejujuran, etika maupun
sopan satun, Principled belief dengan
Perbedaan Kemandirian... | 109

Tabel 3 Distribusi Frekuensi Berdasarkan


Skor Responden perempuan yang memiliki Ibu Bekerja
No. Skor F Batas Bawah Batas Atas Fk fr

1 127 - 131 5 126,5 131,5 5 17,9%


2 132 - 136 3 131,5 136,5 8 10,7%
3 137 - 141 7 136,5 141,5 15 25,0%
4 142 - 146 7 141,5 146,5 22 25,0%
5 147 - 151 4 146,5 151,5 26 14,3%
6 152 - 156 2 151,5 156,5 28 7,1%
100,0
Jumlah 28 56
%

SMA N 103. Indikator kemandirian nilai


Data diatas tersebut diatas diambil memiliki persentase yang paling tinggi
dari 28 orang responden perempuan yang bila dibandingkan dengan indikator
memiliki Ibu bekerja, dengan rentang kemandirian emosional dan kemandirian
skor 127-156 diperoleh skor rata-rata tingkah laku. Persentase indikator
sebesar 140,07 varians sebesar 53,476 kemandirian emosional yaitu sebesar
dan Standar deviasi (Simpangan baku) 71,09% dari angka ideal 100%,
sebesar 7,312 Hasil penelitian diatas persentase indikator, persentase
menunjukkan distribusi frekuensi indikator kemandirian tingkah laku
terbesar adalah 25,0% yaitu pada rentang yaitu sebesar 67,31% dari angka ideal
skor 137-141 dan skor 142-146. 100%, sedangkan persentase indikator
Sedangkan, distribusi terkecil adalah kemandirian nilai yaitu sebesar 72,04%
7,1% yaitu pada rentang skor 152-156 dari angka ideal 100% (tabel 14). Untuk
(tabel 3). lebih jelas perhitungan rata-rata hitung
Berdasarkan hasil rata-rata hitung skor skor dapat dilihat pada tabel dibawah ini
indikator kemandirian remaja yang :
memiliki ibu bekerja pada siswa
perempuan di Kelas XI Jurusan IPS

Tabel 4 Rata-rata Hitung Skor Indikator


Kemandirian Remaja yang memiliki Ibu
Bekerja pada Siswa Perempuan
No Indikator No.Item Skor Jumlah Item Total Persentase
1. kemandirian 1 51
Emosional 2 101
3 48
4 106
5 46 16 1274 71,09%
6 80
7 73
8 83
9 92
110 | Khusnul Khotimah et al

10 96
11 85
12 83
13 74
14 88
15 76
16 92
2. kemandirian 17 70
Tingkah 18 91
laku 19 82
20 93
21 76
22 65
23 85
24 84
25 59
18 1357 67,31%
26 90
27 61
28 64
29 78
30 60
31 70
32 85
33 70
34 74
3. kemandirian 35 68
Nilai 36 87
37 80
38 85
39 61
40 69 16 1291 72,04%
41 77
42 83
43 77
44 92
45 91
Perbedaan Kemandirian... | 111

46 92
47 77
48 83
49 90
50 79
Total 3922 50 3922

Berdasarkan hasil persentase tersebut 103 yang memiliki ibu bekerja sebesar
yang menduduki persentase paling tinggi 96% sudah mampu menilai bahwa orang
adalah kemandirian nilai sebesar 72,04% tua tidak selamanya memiliki kekuasaan
dan persentase paling rendah adalah (power) artinya remaja sudah dapat
kemandirian tingkah laku sebesar menentukan sesuatu tanpa harus selalu
67,31% sehingga dapat disimpulkan bergantung pada dukungan emosional
siswa perempuan dikelas XI Jurusan IPS orangtua dan sebesar 4% remaja yang
di SMA N 103 yang memiliki ibu bekerja belum mampu mengembangkan
menggambarkan bahwa siswa sudah kemandirian pada indikator tersebut.
mampu mengembangkan nilai-nilai
seperti kejujuran, etika, sopan santun 2) Pada aspek kemandirian tingkah laku
yang berhubungan dengan nilai moral pada indikator decision making ability
yang mengacu pada akhlak siswa dengan persentase sebesar 100% , artinya
Persentase terendah pada kemandirian secara keseluruhan remaja sudah mampu
tingkah laku yaitu menggambarkan mengambil keputusan dan menyadari
bahwa siswa belum menunjukan diri adanya resiko dari keputusan yang
mereka sebagai individu yang mandiri diambilnya.
seperti siswa belum mampu mengambil 3) Pada aspek kemandirian nilai pada
keputusan dan menyadari resiko dari indikator principled belief dengan
tingkah lakunya, belum mampu persentase sebesar 92% bahwa remaja
menghargai saran dari oranglain sehingga sudah mampu berpikir maupun bertindak
tidak mempertimbangkan saran ketika sesuai dengan prinsip yang dapat
diambil menjadi sebuah keputusan, siswa dipertanggung jawabkan, sedangkan
masih mudah terpengaruh oleh teman remaja yang belum mampu
yaitu seperti membolos sekolah, siswa mengembangkan kemandirian nilai pada
belum mampu memenuhi tanggung indikator tersebut yaitu sebesar 8%.
jawab disekolah maupun dirumah seperti 3) Kemandirian Remaja pada Siswa
mengerjakan tugas PR dari sekolah dan Laki-laki yang memiliki Ibu tidak
membantu ibu mengerjakan pekerjaan Bekerja
rumah, siswa belum mampu mengatasi Data Kemandirian remaja
sendiri masalah yang dihadapi sehingga diperoleh dari hasil penelitian dengan
masalah apapun yang dihadapi selalu menggunakan skala likert kepada 26
menceritakan kepada orangtua maupun siswa laki-laki yang memiliki ibu tidak
teman. bekerja dengan menggunakan instrumen
Berdasarkan hasil penelitian jika yang terdiri dari 50 butir pernyataan.
dilihat dari hasil per item soal atau Berikut adalah distribusi
pernyataan responden yaitu : frekuensi yang diambil dari 26 orang
1) Pada aspek kemandirian emosional responden laki-laki yang memiliki Ibu
dengan indikator de-idealized terlihat tidak bekerja, dengan rentang skor 127-
bahwa siswa perempuan di SMA Negeri 168 diperoleh skor rata-rata sebesar
112 | Khusnul Khotimah et al

144,08, varians sebesar 88,074 dan sebesar 9,384 pada penelitian ini :
Standar deviasi (Simpangan baku)

Tabel 5 Distribusi Frekuensi Berdasarkan


Skor Responden Laki-laki yang memiliki Ibu tidak Bekerja
No. Skor F Batas Bawah Batas Atas Fk Fr

1 127 - 133 2 126,5 133,5 2 7,7%


2 134 - 140 8 133,5 140,5 10 30,8%
3 141 - 147 8 140,5 147,5 18 30,8%
4 148 - 154 3 147,5 154,5 21 11,5%
5 155 - 161 4 154,5 161,5 25 15,4%
6 162 - 168 1 161,5 168,5 26 3,8%
Jumlah 26 52 100 %

Hasil penelitian diatas menunjukkan indikator kemandirian nilai yaitu sebesar


distribusi frekuensi terbesar adalah 76,92% dari angka ideal 100% (tabel 6).
30,8% yaitu pada rentang skor 134-140 Berdasarkan hasil persentase tersebut
dan skor 141-147. Sedangkan, distribusi yang menduduki persentase paling tinggi
terkecil adalah 3,8% yaitu pada rentang adalah kemandirian nilai sebesar 76,92 %
skor 162-168 (tabel 15). sehingga dapat disimpulkan siswa laki-
Berdasarkan hasil rata-rata hitung skor laki dikelas XI Jurusan IPS di SMA N
indikator kemandirian remaja yang 103 yang memiliki ibu tidak bekerja
memiliki ibu tidak bekerja pada siswa menggambarkan bahwa siswa sudah
laki-laki di Kelas XI Jurusan IPS SMA N mampu mengembangkan kemandirian
103. Indikator kemandirian nilai nilai dengan baik yaitu seperti mampu
memiliki persentase yang paling tinggi mengembangkan nilai kejujuran,etika
bila dibandingkan dengan indikator maupun sopan santun, sudah mampu
kemandirian emosional dan kemandirian berfikir atau bertindak sesuai dengan
tingkah laku. Persentase indikator prinsip yang dapat dipertanggung
kemandirian emosional yaitu sebesar jawabkan, dan bertingkah laku sesuai
70,67% dari angka ideal 100%, dengan nilai yang diyakini. Untuk lebih
persentase indikator kemandirian tingkah jelas perhitungan rata-rata hitung skor
laku yaitu sebesar 71,20% dari angka dapat dilihat pada tabel dibawah ini :
ideal 100%, sedangkan persentase

Tabel 6 Rata-rata Hitung Skor Indikator


Kemandirian Remaja yang memiliki Ibu
tidak Bekerja pada Siswa Laki-laki
No Indikator No.Item Skor Jumlah Item Total Persentase
1. kemandirian Emosional 1 43
2 44
3 58 16 1176 70,67%
4 98
5 63
Perbedaan Kemandirian... | 113

6 71
7 71
8 83
9 95
10 86
11 70
12 81
13 60
14 86
15 79
16 88
2. kemandirian Tingkah 17 67
laku 18 89
19 82
20 92 18 1333 71,20%
21 70
22 56
23 74
24 67
25 55
26 86
27 67
28 76
29 84
30 69
31 65
32 82
33 76
34 76
3. kemandirian Nilai 35 71
36 89
37 76
38 87
39 68
40 64
16 1280 76,92%
41 78
42 80
43 63
44 94
45 82
46 90
114 | Khusnul Khotimah et al

47 88
48 86
49 83
50 81
Total 3789 50 3789

Persentase terendah yaitu pada 2) Pada aspek kemandirian tingkah laku


kemandirian emosional sebesar 70,67% dengan indikator decision making ability
yang menggambarkan bahwa siswa terlihat sebagian besar remaja sudah
masih belum mampu melepaskan diri mampu mengambil keputusan dan
dari orangtua terutama ibu dan masih menyadari adanya resiko dari keputusan
memiliki ketergantungan kepada yang diambilnya yaitu dengan persentase
oranglain, dan belum mampu sebesar 91% dan remaja yang belum
menunjukan perilaku yang bertanggung mampu mengambil keputusan dan
jawab contohnya mengelola uang jajan menyadari adanya resiko dari keputusan
sendiri dan menabung. yang diambilnya yaitu sebesar 9%.
Jika dilihat berdasarkan skor total dari 3) Pada aspek kemandirian nilai pada
kelompok responden yang lain, indikator principled belief dengan
kelompok responden siswa laki-laki yang persentase sebesar 99% yaitu terlihat
memiliki ibu tidak bekerja adalah yang bahwa remaja sudah mampu berpikir
terendah yaitu 3789 sehingga dapat maupun bertindak sesuai dengan prinsip
disimpulkan bahwa remaja yang yang dapat dipertanggung jawabkan dan
memiliki ibu tidak bekerja memiliki yang belum mampu mengembangkan
kemandirian yang rendah , hal ini tidak kemandirian nilai pada indikator tersebut
sejalan dengan pendapat Hurlock yaitu sebesar 1%.
(Ruliani, 2014:3) yang mengatakan 4) Kemandirian Remaja pada Siswa
bahwa remaja yang memiliki ibu tidak Perempuan yang memiliki Ibu tidak
bekerja lebih mandiri dibandingkan Bekerja
dengan anak yang memiliki ibu bekerja. Data Kemandirian remaja diperoleh
Berdasarkan hasil penelitian jika dilihat dari hasil penelitian dengan
dari hasil per item soal atau pernyataan menggunakan skala likert kepada 30
responden yaitu : siswa perempuan yang memiliki ibu
1) Pada aspek kemandirian emosional tidak bekerja dengan menggunakan
dengan indikator de-idealized terlihat instrumen yang terdiri dari 50 butir
bahwa siswa laki-laki di SMA Negeri pernyataan. Berikut adalah distribusi
103 yang memiliki ibu tidak bekerja frekuensi yang diambil dari 30 orang
ternyata seluruhnya sebesar 100% sudah responden perempuan yang memiliki Ibu
mampu menilai bahwa orang tua tidak tidak bekerja, dengan rentang skor 131-
selamanya memiliki kekuasaan (power) 166 diperoleh skor rata-rata sebesar
artinya remaja sudah dapat menentukan 141,73, varians sebesar 63,236 dan
sesuatu tanpa harus selalu bergantung Standar deviasi (Simpangan baku)
pada dukungan emosional orangtua. sebesar 7,952 pada penelitian ini :

Tabel 7 Distribusi Frekuensi Berdasarkan


Perbedaan Kemandirian... | 115

Skor Responden Perempuan yang memiliki Ibu tidak Bekerja


Batas Batas
No Skor f Fk Fr
Bawah Atas
1 131 - 136 8 130,5 136,5 8 26,7%
2 137 - 142 11 136,5 142,5 19 36,7%
3 143 - 148 5 142,5 148,5 24 16,7%
4 149 - 154 4 148,5 154,5 28 13,3%
5 155 - 160 1 154,5 160,5 29 3,3%
6 161 - 166 1 160,5 166,5 30 3,3%
Jumlah 30 60 100 %

Hasil penelitian diatas disimpulkan siswa perempuan dikelas XI


menunjukkan distribusi frekuensi Jurusan IPS di SMA N 103 yang
terbesar adalah 36,7% yaitu pada rentang memiliki ibu tidak bekerja
skor 137-142. Sedangkan, distribusi menggambarkan bahwa siswa mampu
terkecil adalah 3,3% yaitu pada rentang mengembangkan kemandirian nilai
skor 155-160 dan skor 161-166 (tabel 7). dengan baik yaitu mampu
Berdasarkan hasil rata-rata hitung skor mengembangkan nilai-nilai seperti
indikator kemandirian remaja yang kejujuran,etika maupun sopan santun,
memiliki ibu tidak bekerja pada siswa sudah mampu berfikir atau bertindak
perempuan di Kelas XI Jurusan IPS SMA sesuai dengan prinsip yang dapat
N 103. Indikator kemandirian nilai dipertanggung jawabkan, mampu
memiliki persentase yang paling tinggi mengevaluasi nilai-nilai yang diterima
bila dibandingkan dengan indikator dari oranglain, berfikir sesuai dengan
kemandirian emosional dan kemandirian nilai yang diyakini dan bertingkah laku
tingkah laku. Persentase indikator sesuai dengan nilai yang diyakini.
kemandirian emosional yaitu sebesar Sedangkan persentase terendah yaitu
73,64% dari angka ideal 100%, pada kemandirian tingkah laku sebesar
persentase indikator, persentase indikator 68,28% yang menggambarkan bahwa
kemandirian tingkah laku yaitu sebesar siswa masih belum mampu mengambil
68,28% dari angka ideal 100%, keputusan, masih mudah terpengaruh
sedangkan persentase indikator dengan oranglain atau teman, dan belum
kemandirian nilai yaitu sebesar 73,75% mampu memenuhi tanggungjawab
dari angka ideal 100% (tabel 8). dirumah maupun disekolah. Untuk lebih
Berdasarkan hasil persentase jelas perhitungan rata-rata hitung skor
tersebut yang menduduki persentase dapat dilihat pada tabel dibawah ini :
paling tinggi adalah kemandirian nilai
sebesar 73,75 % sehingga dapat

Tabel 8 Rata-rata Hitung Skor Indikator Kemandirian


Remaja yang memiliki Ibu tidak Bekerja pada Siswa Perempuan
No Indikator No.Item Skor Jumlah Item Total Persentase
1. kemandirian Emosional 1 53
16 1414 73, 64 %
2 57
116 | Khusnul Khotimah et al

3 77
4 114
5 84
6 92
7 91
8 87
9 108
10 98
11 87
12 86
13 84
14 102
15 94
16 100
2. kemandirian Tingkah 17 75
laku 18 98
19 89
20 104
21 81
22 67
23 86
24 89
25 64
18 1475 68, 28 %
26 103
27 68
28 72
29 86
30 67
31 76
32 98
33 75
34 77
3. kemandirian Nilai 35 77
36 98
16 1416 73,75%
37 86
38 102
Perbedaan Kemandirian... | 117

39 68
40 66
41 91
42 92
43 80
44 103
45 95
46 102
47 91
48 93
49 91
50 81
Total 4305 50 4305

Berdasarkan hasil penelitian jika bertindak sesuai dengan prinsip yang


dilihat dari hasil per item soal atau dapat dipertanggung jawabkan dan
pernyataan responden yaitu: remaja yang belum mampu
1) Ternyata siswa perempuan di SMA mengembangkan kemandirian nilai
Negeri 103 yang memiliki ibu tidak dengan indikator tersebut yaitu sebesar
bekerja sebagian besar pada aspek 1%.
kemandirian emosional dengan indikator Pengujian normalitas dilakukan
de-idealized terlihat bahwa remaja sudah dengan Chi-Kuadrat, berdasarkan
mampu menilai bahwa orang tua tidak perhitungan, ditemukan = 6,63
selamanya memiliki kekuasaan (power) dibandingkan dengan , dengan dk
artinya remaja sudah dapat menentukan (derajat kebebasan) 32- 1= 31. Dengan
sesuatu tanpa harus selalu bergantung dk 31 dan α = 0,05, maka = 19,3.
pada dukungan emosional orangtua yaitu Karena < (6,63 < 19,3),
sebesar 96% dan remaja yang belum
maka distribusi data kemandirian pada
mampu mengembangkan indikitor
siswa laki-laki yang memiliki ibu bekerja
tersebut yaitu sebesar 4%.
tersebut berdistribusi normal, uji
2) Pada aspek kemandirian tingkah laku
normalitas data untuk data kemandirian
dengan indikator decision making ability
pada siswa perempuan yang memiliki ibu
terlihat sebagian besar remaja sudah
mampu mengambil keputusan dan bekerja menghasilkan = 3,96
menyadari adanya resiko dari keputusan selanjutnya dibandingkan dengan ,
yang diambilnya yaitu dengan persentase dengan dk (derajat kebebasan) 28-1 = 27.
99% dan remaja yang belum mampu Dengan dk 27 dan α = 0,05, maka
mengambil keputusan serta menyadari = 16,2 . Karena < (3,96 <
adanya resiko dari keputusan yang 16,2 ), maka distribusi data kemandirian
diambilnya yaitu sebesar 1%. pada siswa perempuan yang memiliki ibu
3) Pada aspek kemandirian nilai pada bekerja tersebut berdistribusi normal.
indikator principled belief dengan Sedangkan uji normalitas data untuk
persentase sebesar 99% terlihat bahwa data kemandirian pada siswa laki-laki
remaja sudah mampu berpikir maupun yang memiliki ibu tidak bekerja
118 | Khusnul Khotimah et al

berdasarkan perhitungan, Ha diterima. Dengan demikian, H0


ditemukan = 3,18 selanjutnya ditolak dan Ha diterima. Artinya, terdapat
dibandingkan dengan , dengan dk perbedaan kemandirian remaja yang
(derajat kebebasan) 26 -1 = 25. Dengan memiliki ibu bekerja dan tidak bekerja.
dk 25 dan α = 0,05, maka = 14,6 .
Karena < (3,18 < 14,6 ), KESIMPULAN
Dari hasil penelitian dapat
maka distribusi data kemandirian pada
disimpulkan bahwa berdasarkan hasil
siswa laki-laki yang memiliki ibu tidak
penelitian secara keseluruhan
bekerja tersebut berdistribusi normal dan
kemandirian nilai memiliki persentase
untuk uji normalitas data untuk data
tertinggi baik pada siswa laki-laki yang
kemandirian pada siswa perempuan yang
memiliki ibu bekerja, siswa perempuan
memiliki ibu tidak bekerja menghasilkan
yang memiliki ibu bekerja, siswa laki-
= 5,60 selanjutnya dibandingkan laki yang memiliki ibu tidak bekerja dan
dengan , dengan dk (derajat siswa perempuan yang memiliki ibu
kebebasan) 30-1 = 29. Dengan dk 29 dan tidak bekerja namun, kemandirian nilai
α = 0,05, maka = 17,7 . Karena pada siswa laki-laki yang memiliki ibu
< (5,60 < 17,7 ), maka tidak bekerja menduduki persentase yang
distribusi data kemandirian pada siswa paling tinggi yaitu sebesar 76,92% dari
perempuan yang memiliki ibu tidak beberapa kelompok tersebut di atas.
bekerja tersebut berdistribusi normal. Artinya, siswa laki-laki yang memiliki
Uji homogenitas dilakukan jika data ibu tidak bekerja menggambarkan bahwa
yang dianalisis berdistribusi normal.Uji siswa sudah mampu mengembangkan
ini dilakukan untuk mengetahui apakah keyakinan atau nilai-nilai dengan baik
sampel siswa yang memiliki ibu bekerja seperti kejujuran, etika, sopan santun dan
dan tidak bekerja memiliki kemandirian mampu berpikir atau bertindak sesuai
yang homogen atau tidak. Pengujian dengan prinsip yang dapat dipertanggung
dilakukan dengan uji F, berdasarkan hasil jawabkan khususnya perbedaan cara
perhitungan yang telah dilakukan Fhitung perlakuan dari orangtua terutama ibu
= 1,733 dengan dengan dk1 = dk yang menyebabkan kemandirian antara
pembilang (n1 – 1) dan dk2 = dk laki-laki dan perempuan itu berbeda.
penyebut (n2 – 1), dk pembilang = 32-1= Berdasarkan hasil penelitian dari
31 dan dk penyebut = 28-1= 27, pembahasan per item soal pada setiap
berdasarkan tabel F (tingkat kesalahan kelompok didapatkan persentase
5%). Karena Fhitung< Ftabel (1.733 < 1.88), tertinggi dengan no.soal item pernyataan
maka Ha diterima maka pasangan data yang sama yaitu pada aspek kemandirian
dari remaja yang memiliki ibu bekerja emosional indikator de-idealized no.item
dan tidak bekerja homogen. 4 artinya remaja sudah mampu menilai
Setelah diketahui bahwa data hasil bahwa orangtua tidak selamanya
penelitian berdistribusi normal dan memiliki kekuasaan (power), sedangkan
homogen, maka berdasarkan perhitungan pada aspek kemandirian tingkah laku
dengan ANOVA satu arah didapatkan dengan indikator decision making ability
Fhitung sebesar 14,9 sedangkan Ftabel no.item 20 yang artinya remaja sudah
dengan taraf kesalahan 0,05 nilai mampu mengambil keputusan dan
pembilang 3 dan penyebut 114 diperoleh menyadari adanya resiko dari tingkah
sebesar 3,91. Dalam hal ini berlaku laku atau keputusan yang diambilnya dan
ketentuan bahwa bila Fhitung < Ftabel maka pada aspek kemandirian nilai dengan
H0 diterima sedangkan Ha ditolak dan indikator principled belief no.item 44
Fhitung > Ftabel maka H0 ditolak sedangkan artinya remaja sudah mampu berpikir
Perbedaan Kemandirian... | 119

atau bertindak sesuai dengan prinsip DAFTAR PUSTAKA


yang dapat dipertanggung jawabkan. Ali, Mohammad & Asrori, Mohammad. 2011.
Hasil penelitian berdasarkan Psikologi Remaja Perkembangan Peserta
perhitungan ANOVA satu arah Didik. Jakarta: Bumi Aksara
menunjukan Fhitung sebesar 14,9 Anoraga, Pandji. 2006. Psikologi Kerja.
sedangkan Ftabel dengan taraf kesalahan Jakarta:PT. Rineka Cipta.
Arikunto, S. 2010. Prosedur Penelitian Suatu
0,05 nilai pembilang 3 dan penyebut 114 Pendekatan. Jakarta: PT.Rineka Cipta
diperoleh sebesar 3,91. Dalam hal ini Ayu Audy & Tience Debora. 2003. Hubungan
berlaku ketentuan bahwa bila Fhitung < Kelekatan Orangtua-Remaja dengan
Ftabel maka H0 diterima sedangkan Ha Kemandirian pada Remaja di Smkn 1
ditolak dan Fhitung > Ftabel maka H0 ditolak Denpasar. Program Studi Psikologi,
Fakultas Psikologi, Universitas Udayana.
sedangkan Ha diterima. Dengan ISSN:2354-5607. Jakarta : tidak diterbitkan.
demikian, H0 ditolak dan Ha diterima. Basri, Hasan. 200 Perkembangan Kemandirian
Artinya, terdapat perbedaan kemandirian Belajar. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
remaja yang memiliki ibu bekerja dan Dariyo, Agus. 200 Psikologi Perkembangan
tidak bekerja di SMA N 103 Jakarta Remaja. Bogor: Ghalia Indonesia.
Denrich, S dan Cindy,D. 2003. Perbedaan
Timur. Tingkat Kemandirian Remaja Puteri yang
Ibunya Bekerja dan yang Tidak Bekerja.
SARAN Jurnal Psikologi Vol.1 hal.25
Bagi siswa kelas XI sebaiknya siswa Desmita. 2011. Psikologi Perkembangan Peserta
diharapkan dapat mengembangkan Didik. Bandung: Remaja Rosdakarya..
Djaali. 2008 . Psikologi pendidikan. Jakarta:
kemandirian dan melatih kemandirian Bumi Aksara.
dalam kehidupan sehari-hari melalui Hurlock, E.B. 2002. Adolescence Development.
tugas-tugas perkembangan masa remaja (Edisi 4). Japan: Macgrow-Hill.Inc.
pada usianya. Latihan kemandirian bukan Illahi, Mohammad Takdir. 2012. Quantum
saja didapat dari orangtua tetapi juga bisa Parenting: Kiat sukses mengasuh anak
secara Efektif dan Cerdas. Ed. Ke-1.
dilakukan atas kesadaran diri sendiri. Yogyakarta: Katahati.
Bagi orangtua sebaiknya tetap Lerner, Richard & Hultch, David, 2001. Human
memberikan pengawasan dalam Development : A life-Span Perspective. New
memberikan latihan-latihan kemandirian York: Mc Graw-Hill, Inc.
pada remaja. Bagi para Ibu bekerja, Martin, M.H. 2000. Perbedaan Tingkat
Kemandirian Antara Anak Usia 3-5 Tahun
sebaiknya tidak melupakan tugas yang ibunya Bekerja Full Time dengan Anak
utamanya sebagai seorang ibu dalam Usia 3-5 Tahun yang Ibunya Tidak Bekerja.
mengurus rumah tangga. Kemampuan Skripsi UI Depok:tidak diterbuitkan.
mengatur waktu yang baik sangat Nelis, Yahya Septiana. 2010. Pengaruh Aktivitas
diperlukan terutama dalam melatih Ibu terhadap kemandirian belajar siswa
SMA Kartini Rembang Kabupaten Rembang
kemandirian kepada remaja, dan bagi Tahun Pelajaran
peneliti selanjutnya sebaiknya menggali 2010/2011.Skripsi:Program S1.IKIP PGRI
literatur dengan lebih mendalam Semarang.
mengenai faktor yang berpengaruh Papalia, D.E,Olds, S.W dan Feldman, R.D.2009.
terhadap kemandirian remaja dan cara Human Development, Edisi ke-10.
Jakarta:Salemba Humanika.
meningkatkan kemandirian dan Ruliani, Dini. 201 Perbedaan Kemandirian
melengkapi penelitian lanjutan dengan Antara Anak Usia 6-12 Tahun dari Ibu
studi observasi dan sebaiknya ditambah Bekerja dan dari Ibu tidak bekerja. Skripsi
pula dengan data kualitatif. Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung:
tidak diterbitkan.
Santrock, John W. 2003. Adolescence:
Perkembangan Remaja (Edisi Ke-6). Jakarta
: penerbit erlangga
120 | Khusnul Khotimah et al

Steinberg,L .1993. Adolescence.(Third Edition).


New York : McGraw-Hill
Sugiyono. 201 Metode Penelitian Kuantitatif,
Kualitatif dan Kombinasi (mixed method) .
Bandung: Alfabeta.
Sukma, Annisa. 2013. Profil Kemandirian
Remaja. Skripsi Universitas Negeri Jakarta:
tidak diterbitkan.
Sulastri, Sri. 2010. Survey Tingkat Kemandirian
Siswa SMA Cakra Buana Depok. Skripsi :
Program S1. Jakarta: Universitas Negeri
Jakarta.
Wikiapbn. Tersedia pada : www.wikiapbn.org,
Diakses pada 12 Desember 2014
Wikipedia. 2010. Keluarga. Tersedia pada
http://id.wikipedia.org/wiki/Keluarga.
Diakses pada 27 maret 2014
Wikisourch. Tersedia pada :
http://id.m.wikisourch.org/Undang_Undang_Rep
ublik_Indonesia_Nomor_20_Tahun_2003.
Diakses pada 12 Desember 201
Y. Gunarsa & Gunarsa, S. 2007. Psikologi
Remaja. Jakarta: PT BPK Gunung Mulia.

You might also like