KEMBAR78
Aksi penolakan IPLT masih terus berlanjut

Aksi penolakan IPLT masih terus berlanjut

Pintu masuk TPA Sumompo diblokade warga, puluhan armada sampah berjejal di pinggir jalan.

Penulis: Indra Umbola
Editor: Redaktur
Kondisi terkini gerbang TPA Sumompo yang diblokade warga (Foto: Zonautara.com/Indra Umbola)

ZONAUTARA.com — Aksi penolakan pembangunan Instalasi Pembuangan Lumpur Tinja (IPLT) di Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) Sumompo, Manado masih terus berlanjut hingga Rabu (24/9/2025) malam.

Dari pantauan Zonautara.com pada Rabu malam, pintu masuk ke TPA Sumompo masih diblokade warga.

Imbasnya, puluhan armada pengangkut sampah terpaksa parkir di pinggir jalan sekitar TPA Sumompo.

Dalam keterangannya, salah satu koordinator aksi, Yasri Badoa mengatakan bahwa aksi tersebut mengusung dua tuntutan, yakni penghentian pembangunan IPLT dan segerakan pemindahan TPA Sumompo.

Hingga hari kedua, belum ada tanda-tanda aksi tersebut akan berakhir. Menurutnya, aksi akan dihentikan ketika Wali Kota Manado bersedia hadir langsung dan mendengarkan keluhan warga lingkar TPA Sumompo.




“Iya, sampai Wali Kota (Manado) datang,” ujarnya kepada Zonautara.com.

Meski begitu, ia mengatakan, aksi yang dimotori oleh ibu-ibu setempat itu merupakan aksi damai.

“Ini tuntutan untuk menyelamatkan kami dari akibat pencemaran yang sudah demikian rusak,” tambahnya.

Sehingga ia sangat menyayangkan ketika ada aparat mengambil sikap yang menjurus pada tindakan represif kepada warga yang melakukan aksi dalam dua hari terakhir.

Warga lainnya, Reni Samagitu, mengungkapkan risiko penyakit yang dihadapi warga sekitar TPA Sumompo, termasuk dirinya yang kini mengidap penyakit paru-paru.

“Saya (mengidap penyakit) paru-paru dari tahun 2007,” ucapnya.

Ia mengaku, penyakit tersebut didiagnosa berkaitan dengan erat dengan keberadaan TPA Sumompo. Hal serupa juga menimpa sang buah hati dan kakak tercinta hingga menyebabkan keduanya meninggal dunia.

iplt
Puluhan armada sampah berjejal di sekitar pintu masuk TPA Sumompo (Foto: Zonautara.com/Indra Umbola)

“Anak saya meninggal itu (mengidap) jantung rematik. Kemudian saya tanya kepada dokter ahli jantung apa penyebabnya, dokter bilang karena bakteri kotoran di sampah. Saya dulu sempat muntah darah. Kakak saya juga baru selesai (peringatan) 40 hari, semua orang sini tahu (mendiang mengidap penyakit) paru-paru,” pungkasnya.

Menurut pengakuan warga, tidak sedikit warga sekitar yang mengidap penyakit paru-paru yang diduga berkaitan dengan keberadaan TPA Sumompo di lokasi tersebut selama berpuluh tahun terakhir.

Kepala Dinas Lingkungan Hidup Manado Pontowuisang Kakauhe mengatakan, bahwa tuntutan warga sebenarnya sudah pernah disampaikan di DPRD Manado.

Menurutnya, tuntutan warga akan kembali dibicarakan bersama perangkat teknis dan dibahas di forum.

Di lain sisi, blokade TPA Sumompo oleh warga setempat berpotensi menyebabkan penumpukan sampah di Manado.

Follow:
Mengawali karir junalistik di tahun 2019, mulai dari media cetak hingga beberapa media elektronik sebelum akhirnya bergabung dengan Zonautara.com di tahun 2024.
1 Comment

Leave a Reply

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

WP2Social Auto Publish Powered By : XYZScripts.com