GENRE: Puzzle-action
PUBLISHER: Bandai Namco Entertainment Asia
DEVELOPER: RENGAME
RELEASE DATE: 24 Oktober 2025
RATING: 4/5
Review Game - Once Upon a Katamari, Petualangan Fun Menggulung Objek

- Once Upon a Katamari akan dirilis pada 24 Oktober 2025, dengan petualangan baru sang Prince dan Raja Kosmos di era Zaman Jura, Zaman Es, Jepang kuno, dan banyak periode lainnya.
- Gameplay dasarnya adalah menggulung benda-benda untuk membangun katamari yang semakin besar, dengan berbagai gimmick dan variasi misi yang membuat tiap tahap terasa unik.
- Kali ini, pemain harus menjelajah lintas waktu dengan hadirnya beragam power-up, sistem penilaian baru, serta tambahan collectible penting seperti Crowns dan King Tokens untuk gacha part kustomisasi.
Once Upon a Katamari akan resmi dirilis pada 24 Oktober 2025, menandai kembalinya seri Katamari Damacy ke platform modern dengan gaya baru yang penuh warna dan humor khasnya.
Tim Duniaku.com berkesempatan lebih dulu menjajal versi pre-release dari Bandai Namco Entertainment Asia, dan pengalaman menggulung dunia kali ini ternyata lebih ajaib dari yang kami duga.
Bagaimana kesan pertama kami terhadap petualangan baru sang Prince dan Raja Kosmos ini?
Simak ulasan lengkapnya di bawah!
1. Sinopsis

"Dalam game puzzle action/adventure ini, The King of All Cosmos secara tidak sengaja menghancurkan bumi dan bintang-bintang ketika ia bermain-main dengan sebuah gulungan ajaib. Kini, The Prince harus menggulung katamari-nya melintasi waktu, mengumpulkan berbagai benda dari era Zaman Jura, Zaman Es, Jepang kuno, dan banyak periode lainnya, demi membangun kembali langit malam yang berkilau."
Namun jangan bayangkan ini sebagai kisah post-apocalypse yang suram. Nuansa gila dan absurd khas Katamari tetap terasa di setiap level. Latar cerita ini lebih berfungsi sebagai “alasan konyol” agar sang Prince (atau salah satu dari banyak sepupu eksentriknya jika kamu memilih bermain sebagai mereka) bisa terus menggulung benda-benda aneh di dunia yang semakin tak masuk akal.
2. Gameplay basic-nya

Sebelum masuk ke hal-hal baru yang dibawa Once Upon a Katamari, mari kita bahas dulu konsep dasar gameplay-nya, terutama buat kamu yang belum pernah menyentuh seri Katamari sebelumnya.
Kamu akan berperan sebagai The Prince, sang putra Raja Kosmos, yang bertugas menggulung berbagai benda di sekitarmu menggunakan bola ajaib bernama Katamari. Di awal permainan, ukuranmu kecil... bahkan bisa jadi sangat kecil. Objek pertama yang bisa kamu gulung hanyalah hal-hal sepele seperti koin, penghapus, atau makanan ringan. Tapi benda-benda yang lebih besar, seperti kucing atau ember, justru akan menghalangi dan membuatmu terpental.
Seiring waktu dan semakin banyak benda yang kamu kumpulkan, katamari-mu akan membesar. Begitu besar, hingga akhirnya kamu bisa menggulung mobil, rumah, bahkan seluruh bangunan dalam satu lintasan!
Tujuan utamanya sederhana: penuhi target yang diberikan oleh The King of All Cosmos sebelum waktu habis. Biasanya ia memberi ukuran minimum yang harus dicapai, namun jika kamu ingin mendapatkan pujian tulus (dan bukan komentar sarkastik khas sang Raja), kamu harus melampaui target itu sejauh mungkin.
Tentu saja, tidak semua level hanya soal menggulung sebanyak-banyaknya. Ada berbagai gimmick dan variasi misi yang membuat tiap tahap terasa unik. Kadang yang akan dihitung untuk menyelesaikan misi hanya jenis objek tertentu, misalnya uang, dinosaurus, atau bahkan yokai. Kadang kamu harus merencanakan rute dengan cermat karena area tertentu membatasi benda yang bisa digulung.
Tapi apa pun tantangannya, ujung-ujungnya tetap sama: kamu akan menggulung katamarimu.
3. Hal baru apa yang disajikan kali ini?

Kali ini, The Prince harus menjelajah lintas waktu, dari Bumi di masa Jurassic, Amerika era koboi, Yunani Kuno, Zaman Es, Mesir kuno, hingga Jepang zaman feodal yang jadi sorotan utama. Setiap era menghadirkan stage baru dengan visual dan tantangan unik, membuat tiap gulungan terasa segar dan penuh kejutan.
Tentu saja, ini tetap dunia Katamari, jadi jangan harap akurasi sejarah. Di mana pun kamu berada, entah di dalam piramida Mesir atau di era samurai, absurditas khas seri ini tetap hadir.
Salah satu inovasi paling mencolok dari segi gameplay adalah hadirnya beragam power-up yang bisa kamu gunakan selama bermain. Ada yang memberi boost kecepatan singkat, ada yang membekukan waktu sesaat memberi kamu waktu ekstra untuk menggulung, ada yang mendeteksi collectible (berguna banget kalau kamu mengulang misi karena ada yang kelewatan), dan ada pula magnet yang menarik benda-benda kecil di sekitar, membantu memperbesar gulungan lebih cepat.
Pemakaian power-up yang tepat waktu bisa jadi penentu antara sekadar menyelesaikan misi… dan mendapatkan ranking S.
Ngomong-ngomong soal ranking, Once Upon a Katamari juga memperkenalkan sistem penilaian baru: mulai dari D (sekadar memenuhi target minimum) hingga S, yang menandai performa luar biasa. Reaksi The King pun akan berbeda tergantung hasilmu, dari komentar sinis khasnya hingga pujian kagum yang tetap absurd.
Selain itu, game ini menambahkan dua jenis collectible penting:
- Crowns – tersebar di tiap level. Tidak wajib dikumpulkan semua untuk menyelesaikan stage, tapi jumlah tertentu diperlukan untuk membuka misi penting di alur cerita.
- King Tokens – digunakan untuk gacha part kustomisasi, seperti ekspresi wajah dan aksesori karakter.
Kustomisasi kini juga lebih bebas. Kamu bisa bermain sebagai The Prince atau salah satu dari 68 sepupunya, masing-masing dengan tampilan khasnya, yang kemudian bisa kamu modifikasi juga. Atau, jika ingin sesuatu yang lebih personal, kamu bisa membuat karakter sendiri dengan parts yang kamu kumpulkan sepanjang permainan.
Dengan soundtrack baru yang tetap mempertahankan gaya musik eklektik dan ceria khas Katamari, Once Upon a Katamari terasa seperti surat cinta untuk para pemain lama, sekaligus pintu masuk ramah bagi pemain baru yang ingin mencicipi keanehan kosmik yang satu ini.

4. KatamariBall

Kustomisasi The Prince dan 68 sekutunya, atau membuat karakter baru, terasa dampaknya untuk mode ini.
KatamariBall ini adalah mode multiplayer. Tentu saja permainan antara para "sepupu" ini dasarnya adalah melihat siapa yang paling banyak bisa menyerap item dalam waktu yang ditentukan.
Namun kamu bukan sekedar gulung-gulung sampai katamarimu kolosal. Jadi kamu harus deposit objek yang sudah kamu kumpulkan di titik tertentu peta.
Masalahnya? Melakukan itu akan membuat kamu menyusut. Padahal ukuran besar akan membantu kamu menggulung objek yang lebih besar dan bahkan menggulung pesaingmu. Jadi kamu harus memikirkan strategi juga kapan deposit dan kapan terus menggulung.
Meski sebagian besar pemain Katamari mungkin lebih familier dengan mode single-player yang tenang dan absurd, KatamariBall terasa seperti tambahan yang menyegarkan. penuh tawa, kekacauan, dan potensi adu strategi yang seru dimainkan bareng teman, baik secara online maupun lokal.
5. Kesan saya soal game-nya

Setelah membahas dasar gameplay dan fitur-fitur barunya, pertanyaannya sederhana: bagaimana rasanya bermain Once Upon a Katamari?
Jawabannya: ya, ini tetap Katamari seperti yang kita kenal.
Game ini punya daya tarik unik, kamu bisa duduk santai, tidak perlu memikirkan alur cerita berat atau mekanik gameplay yang kompleks, dan cukup menggulung apa pun yang ada di depanmu. Ada momen saat saya mencoba game ini dengan kepala nyut-nyutan dan badan kurang fit, tapi entah bagaimana, menggulung benda-benda absurd di dunia Katamari terasa terapi tersendiri. Kamu bisa benar-benar “mematikan otak” dan menikmati sensasi nyaman saat katamari-mu makin besar.
Namun jangan salah, bukan berarti game ini selalu mudah. Beberapa misi bisa cukup menantang, terutama jika kamu ingin mengumpulkan semua collectible seperti Crown yang tersembunyi di tempat aneh, atau menemukan para sepupu The Prince di tiap peta. Bagi pemain yang perfeksionis, sistem ranking dari D hingga S juga bisa bikin nagih untuk terus mencoba ulang level demi hasil sempurna.
Dari sisi konten single-player, Once Upon a Katamari terasa padat tapi tidak melelahkan. Satu level bisa kamu selesaikan dalam belasan menit, cocok untuk sesi santai di sela kesibukan. Tapi kalau kamu tipe completionist, game ini bisa menyita waktu jauh lebih lama, dalam cara yang menyenangkan.
Dan ketika kamu butuh variasi, mode KatamariBall hadir sebagai pelengkap yang ideal: kesempatan untuk menggulung bareng teman, saling sabotase, dan tertawa di tengah kekacauan kosmik yang absurd.
Secara keseluruhan, Once Upon a Katamari berhasil menawarkan pengalaman Katamari klasik yang tetap relevan, ringan, lucu, dan ajaib dalam kesederhanaannya, dengan cukup tambahan baru untuk membuat pemain lama maupun pendatang baru betah menggulung lebih lama.
6. Visual dan musik?

Jelas, Once Upon a Katamari tidak berusaha menyaingi game dengan visual hiper-realistis. Dan memang, game ini sama sekali bukan tentang itu.
Gaya visual yang diusung tetap stylish, penuh warna, dan sedikit absurd, menonjolkan identitas khas seri Katamari: dunia yang aneh tapi memikat. Bentuk karakter yang ajaib, proporsi benda yang sengaja tidak masuk akal, dan warna-warna cerah yang kontras justru memperkuat kesan “chaotic but charming” yang membuat game ini begitu ikonik.
Mungkin bagi sebagian orang tampilannya terkesan sederhana, tapi bagi saya, gaya ini justru bekerja sempurna dengan gameplay-nya. Terutama karena dikaitkan dengan gameplay, setiap benda yang kamu lihat di level, dari koin kecil di meja, hewan, manusia, hingga menara, bisa jadi “korban” gulunganmu begitu ukuran katamari cukup besar. Hasilnya, setiap level terasa hidup, lucu, dan punya sensasi scale yang benar-benar khas.
Lalu soal musik…
Ya, ini selalu jadi kelebihan utama seri Katamari.
Soundtrack-nya tetap eklektik, enerjik, dan “Jepang banget”, dan nagih banget juga. Beberapa lagu level bahkan berhasil menempel di kepala saya lama setelah sesi bermain berakhir. Katamari memang punya kemampuan ajaib untuk membuat kamu terus menggulung sambil bersenandung tanpa sadar.
7. Kesimpulan?

Saya pribadi menikmati Once Upon a Katamari. Game ini memberikan semua yang saya harapkan dari seri Katamari, gameplay menggulung yang absurd tapi menenangkan, musik yang menempel di kepala, serta humor yang sukses membuat saya tersenyum. Bahkan, dengan tambahan fitur seperti power-up, mode KatamariBall, dan sistem kustomisasi, game ini berhasil memberi lebih dari sekadar nostalgia.
Itulah kenapa saya memberinya nilai 4 dari 5 bintang.
Namun tentu saja, premis ajaib game ini (menggulung segala benda di sekelilingmu untuk jadi lebih besar) dan genre puzzle-action yang unik, mungkin tidak akan cocok untuk semua orang. Bagi yang belum pernah mencoba seri Katamari sebelumnya, saya sarankan lihat dulu video preview atau stream saat game-nya rilis nanti untuk tahu apakah gaya permainannya cocok buat kamu.
Tapi kalau kamu mencari game ringan, absurd, sekaligus ajaib, yang bisa membuatmu tersenyum bahkan setelah hari melelahkan, maka Once Upon a Katamari adalah pilihan yang layak kamu coba.
Kalau menurutmu gimana?
Coba tulis pendapatmu di kolom komentar di bawah!