GENRE: Action
PUBLISHER: Gamecom Team
DEVELOPER: Indie.io
RELEASE DATE: 15 September 2025
RATING: 3/5
Review Game Troublemaker 2 Beyond Dream, Set Aksi yang Lebih Luas!

- Berkisah tentang penyelidikan narkoba di Jayakarta Selatan
- Presentasi 2D yang dominan dengan potensi pengembangan pada model 3D
- Aksi bertarung yang lebih banyak namun kurang variasi
Kami akhirnya berkesempatan mencoba Troublemaker 2 Beyond Dream. Seperti apa impresi kami sendiri? Temukan di sini!
1. Bersatu lawan narkoba!

Dalam sekuel Troublemaker ini, kamu tidak hanya bermain sebagai Budi yang sudah masuk ring MMA, namun juga mengambil sudut pandang anak kampus Jordan dan band Beyond Dream di tengah-tengah ancaman Black Meth yang beredar di Jayakarta Selatan. Berbekal lingkungan teman sendiri, Jordan dan Budi menjalankan penyelidikan yang akan mempertemukan kedua geng ini, baik satu sama yang lain maupun dengan biang keroknya.
2. Presentasi 2D, sih

Dengan sebagian besar porsi kisah diisi suaranya, game yang lebih panjang sama dengan porsi cutscene 2D yang lebih banyak juga. Problem dalam presentasi ini juga hadir ketika game ini berupaya ingin menyajikan adegan-adegan sinematik, yang seharusnya berani dilakukan dalam arahan karakter-karakter 3D-nya. Dengan plot yang sederhana, fokus dalam menyempurnakan model 3D game ini bisa menjadi pilihan terbaik untuk adegan sinematik barangkali di sekuelnya.
3. Aksi yang oke

Gerakan Gokil kali ini comeback dengan pilihan aksi yang lebih banyak, namun masih belum terasa 'nyantol' dibandingkan variasi dodge counter-nya yang lebih penting, apalagi dengan elemen pertarungan yang mengutamakan damage maksimum yang di-timing daripada bertubi-tubi pukulan chip damage. Solusi untuk gaya bertarung ini pun hadir dalam bentuk Efek Gokil. Kalau nitpicking, elemen pertarungan flatground begini berkesan terlalu umum sehingga petarungan yang repetitif pun jadi kurang variasi.
4. Banjir minigame!

Serba-serbi minigame dalam game ini jadi membawa semangat yang paling dekat dengan inspirasinya, yakni seri Like A Dragon, dari referensi ke game lama seperti Babol Gacha sampai parodi visual novel seperti Cintaku Bersemi di Demomart. Side Story yang uniknya lebih menarik lagipun juga menggaet perhatian dalam membangun dunia dalam game ini.
5. Penuh referensi, tapi sampai di sana saja

Dengan banyak sekali plesetan nama-nama daerah dan tempat ikonik di Jayakarta Selatan, sayangnya variasi suara yang mampir di warteg hingga Demomart pun hanya satu varian per lokasi, yang barangkali menghemat space build game ini ketika rilis. Namun dengan optimasi untuk PC yang terbatas, tampaknya penghematan space ini bukan hadir tanpa alasan. Di sisi lain, kalau game ini hanya bertujuan untuk memperluas skala sekuelnya, maka ia sudah cukup sukses melakukannya.
Apa pendapatmu sendiri terhadap Troublemaker 2 Beyond Dream? Sampaikan di kolom komentar!