Menteri Kesehatan, Budi Gunadi Sadikin, mengajak masyarakat untuk tidak panik menghadapi lonjakan kasus Covid-19 di Indonesia. Dia menegaskan bahwa varian-varian yang saat ini beredar tidaklah mematikan.

Dalam pernyataannya setelah bertemu dengan Presiden Prabowo Subianto di Istana Merdeka, Jakarta, pada Selasa (3/6), Budi menjelaskan bahwa meskipun ada peningkatan kasus, varian yang menyebar relatif aman.

"Data menunjukkan bahwa meskipun ada kenaikan, varian yang ada saat ini tidak berbahaya. Jadi, tidak perlu khawatir berlebihan agar masyarakat tidak panik," ujar Budi kepada wartawan.

Selain membahas kasus Covid-19, Budi juga melaporkan tentang program quick win di sektor kesehatan, termasuk rencana pembangunan 66 rumah sakit dalam waktu lima tahun. Dia optimis bahwa pembangunan ini bisa dipercepat menjadi dua tahun.

"Dari 66 rumah sakit yang direncanakan, tahun ini kami targetkan 32 rumah sakit, dan tahun depan 34. Dari 32 rumah sakit ini, 16 sudah memulai pembangunan. Kami berharap semuanya selesai tepat waktu," tambah Budi.

Kementerian Kesehatan mencatat adanya tujuh kasus baru Covid-19 pada minggu ke-22 tahun 2025, dari tanggal 25 Mei hingga 31 Mei. Data ini diambil dari laman resmi Infeksi Emerging Kemenkes RI yang diakses pada Selasa, 3 Juni 2025. Selain itu, satu pasien juga dilaporkan sembuh dari infeksi SARS-CoV-2.

Di sisi lain, pada 23 Mei 2025, Kemenkes RI mengeluarkan Surat Edaran (SE) terkait kewaspadaan terhadap peningkatan kasus Covid-19. Kenaikan kasus di beberapa negara Asia, seperti Hongkong, Thailand, dan Singapura, membuat Kemenkes meningkatkan kewaspadaan.

Surat Edaran bernomor SR.03.01/C/1422/2025 ini ditujukan kepada dinas kesehatan dan berbagai pemangku kepentingan lainnya. Aji Muhawarman, Kepala Biro Komunikasi dan Informasi Publik Kemenkes RI, menjelaskan bahwa penerbitan SE ini merupakan langkah antisipasi untuk kesiapan di lapangan.

"Kewaspadaan adalah hal yang biasa kami lakukan untuk memastikan kesiapan di lapangan," tutup Aji dalam pesan teksnya.