KEMBAR78
Ragam Obat untuk Asam Lambung dan Makanan Pencegahnya - Health Fimela.com
Sukses

Health

Ragam Obat untuk Asam Lambung dan Makanan Pencegahnya

ringkasan

  • Berbagai jenis obat seperti antasida, H2 blocker, PPIs, agen prokinetik, dan P-CABs tersedia untuk mengurangi produksi asam atau menetralkannya, memberikan bantuan cepat hingga penyembuhan jangka panjang.
  • Perubahan pola makan dengan mengonsumsi buah non-sitrus, sayuran, protein tanpa lemak, biji-bijian utuh, serta jahe dan yogurt, dapat membantu mengelola gejala refluks asam.
  • Menghindari makanan tinggi lemak, buah sitrus, cokelat, minuman berkafein/berkarbonasi, serta makanan pedas dan alkohol sangat penting untuk mencegah kekambuhan gejala asam lambung.

Fimela.com, Jakarta Sahabat Fimela, apakah Anda sering merasa tidak nyaman akibat sensasi terbakar di dada atau asam lambung naik ke kerongkongan? Kondisi yang dikenal sebagai GERD ini tentu dapat mengganggu aktivitas harian. Memahami pilihan obat untuk asam lambung yang tepat menjadi kunci untuk meredakan gejalanya.

Refluks asam terjadi ketika asam lambung kembali naik ke esofagus, menyebabkan iritasi dan rasa sakit. Penanganan yang efektif melibatkan kombinasi medikasi dan perubahan gaya hidup, termasuk pola makan. Artikel ini akan membahas secara komprehensif solusi untuk masalah ini.

Informasi ini akan memandu Sahabat Fimela dalam memilih medikasi yang sesuai dan mengidentifikasi makanan yang direkomendasikan atau perlu dihindari. Dengan begitu, Anda dapat mengelola kondisi ini dengan lebih baik dan kembali menikmati hari-hari tanpa gangguan asam lambung.

Mengenal Berbagai Jenis Obat untuk Asam Lambung (Medikasi GERD)

Medikasi untuk refluks asam bertujuan mengurangi produksi asam lambung atau menetralkan asam yang sudah ada. Salah satu jenis yang paling umum adalah Antasida, cairan atau tablet alkali yang bekerja cepat untuk mengurangi jumlah asam. Contohnya adalah Mylanta, Rolaids, dan Tums yang mengandung kalsium karbonat, memberikan bantuan instan.

Namun, perlu diingat bahwa antasida saja tidak akan menyembuhkan esofagus yang meradang. Penggunaan berlebihan dapat menimbulkan efek samping seperti diare atau komplikasi ginjal. Untuk penanganan yang lebih tahan lama, ada Penghambat Reseptor H2 (H2 Blockers) seperti famotidine (Pepcid) atau nizatidine (Axid).

H2 blocker bekerja dengan menghambat reseptor histamin tipe 2 di perut, sehingga memperlambat atau mengurangi produksi asam hingga 12 jam. Sementara itu, Penghambat Pompa Proton (PPIs) seperti omeprazole (Prilosec) atau esomeprazole (Nexium) adalah penghambat asam yang lebih kuat. PPIs memberikan waktu bagi jaringan esofagus yang rusak untuk sembuh.

Selain itu, ada juga Agen Prokinetik seperti metoclopramide (ReglanĀ®) yang mempercepat pengosongan lambung, membantu meningkatkan tekanan LES dan membersihkan asam dari esofagus. Jenis yang lebih baru adalah Penghambat Asam Kompetitif Kalium (P-CABs) yang juga efektif dalam menghambat produksi asam lambung.

Pentingnya Peran Makanan dalam Mengatasi Asam Lambung

Selain medikasi, perubahan pola makan memegang peran krusial dalam mengelola gejala refluks asam. Sahabat Fimela disarankan untuk mengonsumsi buah-buahan non-sitrus seperti melon, pisang, apel, dan pir karena cenderung tidak memicu gejala. Pisang, khususnya, dikenal rendah asam dan dapat membantu menetralkan asam lambung.

Sayuran juga merupakan pilihan yang sangat baik karena alami rendah lemak dan gula, serta membantu mengurangi asam lambung. Pilihlah buncis, brokoli, asparagus, kembang kol, sayuran hijau, kentang, dan mentimun. Protein tanpa lemak seperti ayam, kalkun, ikan, dan makanan laut juga direkomendasikan karena rendah lemak dan dapat mengurangi gejala refluks asam.

Biji-bijian utuh dan makanan kaya serat, seperti oatmeal, sangat membantu menyerap asam lambung dan melancarkan pencernaan. Sumber lemak sehat seperti alpukat, kenari, biji rami, dan minyak zaitun juga dapat menetralkan asam lambung. Makanan berbasis air seperti seledri, mentimun, selada, semangka, sup berbasis kaldu, dan teh herbal dapat mengencerkan asam lambung.

Jahe memiliki sifat anti-inflamasi alami dan dapat membantu mengosongkan perut lebih cepat, mengurangi refluks asam. Yogurt rendah lemak, berkat probiotiknya, membantu menormalkan fungsi usus. Kunyit dengan senyawa kurkuminnya juga memiliki efek anti-inflamasi yang kuat, membantu mengurangi peradangan pada esofagus dan lapisan lambung.

Makanan yang Perlu Dihindari untuk Mencegah Asam Lambung Kambuh

Untuk mencegah gejala asam lambung kambuh, Sahabat Fimela perlu cermat dalam memilih makanan. Makanan tinggi lemak dan gorengan, seperti bacon, sosis, atau keripik kentang, cenderung menurunkan tekanan sfingter esofagus bagian bawah (LES) dan menunda pengosongan lambung, meningkatkan risiko refluks.

Buah-buahan sitrus dan jusnya, seperti jeruk, grapefruit, dan nanas, memiliki kandungan asam yang tinggi. Begitu pula dengan tomat dan produk berbasis tomat yang sangat asam, sehingga sebaiknya dihindari. Cokelat juga mengandung methylxanthine, bahan kimia yang mengendurkan otot polos LES dan meningkatkan refluks.

Minuman berkafein, termasuk kopi, dan minuman berkarbonasi dapat mengendurkan LES dan menyebabkan distensi gas pada lambung, yang meningkatkan tekanan pada LES. Bawang putih, bawang bombay, dan mint juga dapat mengendurkan sfingter esofagus bagian bawah, memicu refluks asam.

Terakhir, makanan pedas dan berbumbu kuat, serta alkohol, dapat memicu gejala mulas dan mengurangi tekanan sfingter esofagus. Dengan menghindari makanan-makanan ini, Anda dapat secara signifikan mengurangi frekuensi dan keparahan gejala asam lambung.

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

What's On Fimela
Loading