Liputan6.com, Sanaa Di antara tumpukan puing dan barang-barang pribadi yang berserakan di daerah perumahan di luar bandara internasional Sanaa, Yaman, dua bocah terbaring terluka dan tidak sadarkan diri.
Mariam dan Zain al-Jumozee, bocah berusia 8 dan 5 tahun itu menderita luka setelah terkena serpihan kaca jendela yang hancur dalam serangan udara yang dipimpin Arab Saudi terhadap pemberontak Houthi pekan lalu.
Saat mereka siuman di Rumah Sakit Saudi Jerman di Hadda, dua saudara itu langsung tahu jika orang tuanya telah meninggal dunia. Namun keduanya tak mampu mengungkapkan rasa duka dengan kata-kata. Kondisi 2 bocah itu tertutup plester dan ada beberapa jahitan akibat luka yang parah. Mereka pun hanya bisa diam.
Serangan yang dipimpin Arab Saudi terhadap pemberontak Houthi di Yaman, telah mengakibatkan jatuhnya ratusan korban sipil. Lembaga Perserikatan Bangsa-Bangsa, UNICEF menyebut, lebih dari 60 anak-anak tewas dan puluhan lainnya terluka.
"Anak-anak sangat membutuhkan perlindungan, dan semua pihak yang terlibat konflik harus melakukan semua dalam kekuasaan mereka untuk menjaga agar anak-anak aman," kata perwakilan UNICEF untuk Yaman, Julien Harneis, seperti dikutip dari Al Jazeera, Minggu (5/4/2015).
Abdul Hafid Thwaba, dokter yang merawat kedua bocah itu mengatakan, bekas luka mental mereka jauh lebih penting ketimbang luka fisiknya. "Tujuh orang terluka, dua adalah anak-anak. Tiga lainnya tidak dapat bertahan hidup dan tewas seketika." ujar Thwaba.
Sejumlah wilayah Yaman yang terus dihujani rudal setiap hari menyisakan masa depan kelam bagi anak-anak. Mereka yang lolos dari cedera mengatakan, kini telah berurusan dengan realitas baru.
Sanaa lumpuh
Suha Salem, bocah berusia 5 tahun itu mengenakan gaun merah mudanya. Dengan rambut hitam pendek dan penuh kelincahan, dia memainkan permainan hopscotch (galasin) dalam rumahnya. Dia biasanya bermain di luar rumah dengan teman-temannya pada sore hari. Namun sejak sepekan terakhir, dia tidak pergi ke sekolah atau bertemu teman-temannya.
Ibu Suha yang mencoba menghiburnya menjelaskan, suara keras yang kerap ia dengar adalah perayaan hari revolusi. Namun sang bocah -yang memiliki sedikit pemahaman tentang konflik- masih mampu menangkap ketegangan di udara. Dia mengatakan, anak-anak pada khususnya tidak dapat memproses apa yang mereka lihat.
Jalan Al-Zumoriya di Old Sanaa menjadi tempat yang ramai dikunjungi anak-anak. Mereka berjalan di sekitar usai pulang sekolah, bermain sepak bola, bernyanyi di jalan-jalan. Namun kini, jalan itu berubah drastis. Sepi, senyap, dan menjadi ruang kosong.
Suha terus mencengkeram boneka kesayangannya. Sambil menatap ke depan penuh dengan hati sedih ia bertanya, "kapan peperangan ini akan berakhir?". "Kapan saya bisa pergi keluar rumah dan bermain lagi?" (Ali/Sun)
Jeritan Bocah Yaman: Kapan Kami Bisa Bermain di Luar?
Kondisi 2 bocah itu tertutup plester dan ada beberapa jahitan akibat luka yang parah. Mereka pun hanya bisa diam.
Advertisement
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5364792/original/051815700_1759126836-Batikraya__desktop-mobile__356x469.png)
Batik Raya Indonesia
- 6 Kampung Batik yang Seru Dijelajah, Lasem hingga Cibuluh20 jam yang lalu
- Mengenal 3 Label Batikmark, Sertifikasi Batik Indonesia untuk Perlindungan dari Barang 'Aspal'1 hari yang lalu
- 6 Gaya Menkeu Purbaya Yudhi Sadewa Berkemeja Batik, Auranya Menguar2 hari yang lalu
- Saat Membatik Jadi Sarana Terapi Pemulihan Mental Para ODGJ5 hari yang lalu
- Mengenal Filosofi 8 Motif Batik yang Jarang Diketahui6 hari yang lalu
- 6 Gaya Idol K-pop Percaya Diri Berbatik, dari Anggota NCT hingga Super Junior1 minggu yang lalu
- 6 Gaya Berbatik ala Eva Celia, Gabungkan Nuansa Klasik dan Modern1 minggu yang lalu
- Batik Goes Urban: Cara Baru Generasi Muda Lestarikan Warisan Nusantara1 minggu yang lalu
- Asal-usul Museum Batik Pekalongan yang Jadi Magnet Wisata1 minggu yang lalu
- 6 Gaya Berbatik Dian Sastro, Dipadukan Kemben Klasik hingga Kebaya Modern1 minggu yang lalu
- Mengenang Iwan Tirta, Sang Maestro Batik yang Karyanya Jadi Favorit Nelson Mandela1 minggu yang lalu
- Mengulik Filosofi Menarik di Balik 6 Motif Batik Indonesia2 minggu yang lalu
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5379899/original/015827500_1760407756-AnugerahL6__desktop-mobile__356x469_-_Button_Share.png)
Anugerah Liputan6 : Inspirasi Untuk Negeri Indonesia Maju
- KKP Raih Anugerah Liputan6 Berkat Upaya Pemberdayaan Masyarakat dalam Melestarikan Ekosistem Pesisir Berkelanjutan50 menit yang lalu
- Saksikan Live Streaming Anugerah Liputan6 2025: Berdaya, Berdampak, Berkelanjutan2 hari yang lalu
- Anugerah Liputan6 2025: PT Harfia Construction Machinery Sabet Anugerah Inspiratif Kategori Swasembada Pangan3 hari yang lalu
- Guru Besar UGM: AI Memang Cerdas, Tapi Tak Punya Kejujuran dan Harapan Seperti Manusia3 hari yang lalu
- Anugerah Liputan6 2025: Bank Raya Raih Penghargaan Bergengsi Kategori Digitalisasi Perbankan3 hari yang lalu
- Anugerah Liputan6: BSI Perkuat Ekosistem Investasi Emas Buat Masyarakat3 hari yang lalu
- Transformasi Digital Bawa Bulog Raih Penghargaan Anugerah Liputan6 20254 hari yang lalu
- Aktif Suarakan Literasi Digital, Mira Sahid Terima Anugerah Perempuan Hebat Liputan64 hari yang lalu
- Krisan Valerie Kobarkan Semangat Memanusiakan Manusia Lewat Platform Baku Bantu Sulut5 hari yang lalu
- Raih Penghargaan Anugerah Liputan6, Ini Tujuh Sosok Perempuan Hebat Indonesia5 hari yang lalu
- Raih Penghargaan Anugerah Liputan6, Bank BRI Ingin Terus Berikan Dampak Positif ke Masyarakat5 hari yang lalu
- Guru Besar UGM: AI Tanpa Manusia Tak akan Pernah Punya Makna5 hari yang lalu