Liputan6.com, Washington D.C - Presiden Amerika Serikat Donald Trump pada Selasa (22/7/2025) menuduh Presiden ke-44 AS Barack Obama, telah melakukan pengkhianatan.
Trump juga menyerukan penuntutan ke pejabat di partai Demokrat yang ia tuduh telah melakukan manipulasi informasi tentang campur tangan Rusia dalam pemilu 2016, dikutip dari laman New Arab, Rabu (23/7).
Direktur Intelijen Nasional (DNI) Tulsi Gabbard telah mengirimkan laporan kriminal ke Departemen Kehakiman terkait laporan yang diterbitkan pada Jumat kemarin yang menyatakan bahwa para pejabat Obama telah menjadi bagian dari "konspirasi pengkhianatan."
Advertisement
Gabbard mengklaim Obama dan timnya telah merekayasa intelijen terkait campur tangan Rusia dalam pemilu 2016.
Tuduhannya dikritik secara luas karena bertentangan dengan temuan dari empat penyelidikan kriminal, kontraintelijen, dan pengawas terpisah antara tahun 2019 dan 2023 -- yang semuanya menyimpulkan bahwa Rusia memang melakukan intervensi atas nama Trump dalam pemilu 2016.
"Berdasarkan apa yang saya baca -- dan saya membaca hampir sama dengan apa yang Anda baca -- kemungkinan besar Presiden Obama yang memulainya," kata Trump.
Trump juga menyebut wakil presiden Obama saat itu, Joe Biden, mantan direktur FBI James Comey, mantan direktur DNI James Clapper, dan mantan direktur CIA John Brennan sebagai bagian dari konspirasi.
Namun, ia mengatakan "pemimpin geng" itu adalah Obama, menuduhnya bersalah karena sudah melakukan pengkhianatan.
Presiden Terpilih AS Donald Trump menunjuk Senator Partai Republik dari Florida, Marco Rubio, sebagai calon menteri luar negeri AS. Rubio dikenal sebagai kritikus vokal Tiongkok, mendukung gerakan pro-demokrasi di Hong Kong, dan dikenai sanksi oleh B...