Liputan6.com, Washington D.C - Barack Obama memecah kebisuannya atas tuduhan Donald Trump yang menyebut bahwa presiden ke-44 Amerika Serikat tersebut telah melakukan pengkhianatan.
Obama mengambil langkah tidak biasa dengan mengeluarkan bantahan tegas setelah Trump mengatakan kepada wartawan bahwa pendahulunya mencoba melakukan kudeta terhadap dirinya.
Kala itu, beredar informasi bahwa ada Rusia telah campur tangan untuk membantu Trump mengalahkan Hillary Clinton dalam pada Pilpres AS 2016.
Advertisement
"Demi menghormati jabatan kepresidenan, kantor kami biasanya tidak menghargai omong kosong dan misinformasi yang terus-menerus mengalir keluar dari Gedung Putih dengan sebuah tanggapan," demikian pernyataan kantor Barack Obama, dikutip dari laman The Guardian, Rabu (23/7/2025).
"Namun klaim-klaim ini cukup keterlaluan untuk tidak ditanggapi. Tuduhan-tuduhan aneh ini menggelikan dan merupakan upaya pengalihan perhatian."
Pernyataan tersebut kemudian mengkritik klaim yang dibuat dalam dokumen setebal 11 halaman yang dirilis minggu lalu oleh Direktur Intelijen Nasional AS Tulsi Gabbard.
Gabbard mengatakan bahwa ia menyerahkan bukti tentang apa yang ia klaim sebagai "pengkhianatan" di antara para pejabat keamanan nasional Obama kepada Departemen Kehakiman, dan merekomendasikan penuntutan mereka.
Trump mengatakan bahwa Gabbard memiliki barang bukti tuduhan pengkhianatan tersebut berupa perilisan ribuan dokumen tambahan yang akan datang.
"Ini hal paling luar biasa yang pernah saya baca. Jadi, Anda harus melihatnya dan berhenti bicara omong kosong," kata Donald Trump.
Presiden AS Donald Trump mengumumkan rencana menerapkan tarif impor “sedikit di atas 10%” untuk barang dari lebih dari 100 negara kecil, termasuk di Afrika dan Karibia.