The 18th FSTPT International Symposium, Unila, Bandar Lampung, August 28, 2015
ANALISIS PENGARUH HAMBATAN SAMPING PADA PASAR
BANDARJAYA PLAZA SEBAGAI JALAN NASIONAL
Randy Syaputra Dr. Rahayu Sulistyorini, S.T., M.T.
Mahasiswa Program Studi Teknik Sipil Guru Besar Jurusan Teknik Sipil
Fakultas Teknik Universitas Lampung Fakultas Teknik Universitas Lampung
jalan. Prof. Sumantri Brojonegoro 1. jalan. Prof. Sumantri Brojonegoro 1.
Gedong Meneng Gedong Meneng
Bandar lampung. Kode Pos 35145 Bandar lampung. Kode Pos 35145
Lampung Lampung
e-mail : Randyfunny17@gmail.com e-mail : sulistyorini_smd@yahoo.co.uk
Abstract
The high value of side friction on the road cause a decrease in performance of the road. The
amount of side friction affects the capasity and speed of ride vehicles. The aim of this research was to
analize the factors that affect the performance degredation of traffic condition on some side friction and
determine planning solutions to improve the traffic performance.
This research are obtained by doing survey of traffic volume (LHR) to see the density of vehicles,
then surveys the side friction to see the influence of interference and spot speed surveys both distrubed and
undistrubed side friction. This research doing in 500 meters in a market segment of Bandarjaya Plaza.
Next calculation use the Manual Capasity of Indonesian Road in 1997 for the Outside Urban Road.
Based on calculation, then obtained the highest value of the degree of saturation of 1,01 to line
Bandarjaya with a volume of vehicles by 1395 pcu/hours, while the capacity of road only 1384 pcu/hours.
It is indicate the state of the roads is very saturated, so that the necessary repairs the road performance.
The highest level of side friction affecting road performance degredation in the form of vehicles in and out
the side road area, so it made procurement solutions median crossing the road in an attempt to eliminate
the vehicle.
Keywords : side friction, traffic volume, national road
Abstrak
Tingginya nilai hambatan samping pada suatu ruas jalan akan menyebabkan penurunan pada
kinerja jalan. Besarnya hambatan samping sangat berpengaruh terhadap kapasitas ruas jalan dan kecepatan
kendaraan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi
penurunan kinerja lalu lintas pada beberapa kondisi hambatan samping dan menentukan solusi perencanaan
untuk memperbaiki kinerja lalu lintas.
Penelitian yang dilakukan yaitu berupa survei volume lalu lintas (LHR) untuk melihat tingkat
kepadatan kendaraan, kemudian survei hambatan samping untuk melihat besarnya pengaruh gangguan dan
survei kecepatan sesaat baik terganggu dan tak terganggu hambatan samping. Penelitian dilakukan pada
500 meter di ruas jalan pasar Bandarjaya Plaza. Perhitungan selanjutnya digunakan dengan Manual
Kapasitas Jalan Indonesia 1997 untuk Jalan Luar Kota.
Berdasarkan hasil perhitungan, maka didapatkan nilai derajat kejenuhan tertinggi yaitu 1,01 untuk
arah Bandarjaya dengan jumlah volume kendaraan sebesar 1395 smp/jam sementara kapasitas ruas jalan
1384 smp/jam. hal ini menunjukkkan keadaan ruas jalan sudah sangat jenuh sehingga diperlukan perbaikan
kinerja jalan. Tingkat hambatan samping sangat mempengaruhi penurunan kinerja jalan untuk itu
diperlukan solusi penanganan seperti pengadaan lahan parkir, pengadaan trotoar, peninjauan kembali letak
pintu masuk keluar pasar serta kesadaran bersama pengguna jalan untuk tertib dan taat saat berkendaraan.
Kata kunci : hambatan samping, volume lalu lintas, jalan nasional
The 18th FSTPT International Symposium, Unila, Bandar Lampung, August 28, 2015
1. PENDAHULUAN
Hambatan samping merupakan aktivitas samping jalan yang dapat menimbulkan konflik dan
berpengaruh terhadap pergerakan arus lalu lintas serta menurunkan fungsi kinerja jalan. Pengaruh
hambatan samping tersebut terjadi pada sekitar ruas jalan pasar Bandarjaya Plaza yang letaknya
berada pada ruas jalan lintas Sumatera, itu artinya jalan ini merupakan jalan nasional. Jalan
nasional sendiri merupakan sistem jaringan jalan primer yang menghubungkan antar ibukota
provinsi. Sehingga seharusnya ruas jalan yang dibutuhkan harus sesuai dengan ruas yang ada
tanpa terganggu oleh hambatan samping.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk Mengetahui kinerja lalu lintas seperti volume lalu - lintas,
kecepatan arus bebas, kapasitas, derajat kejenuhan, dan kecepatan tempuh di Jalan Proklamator
Raya, menganalisis pengaruh yang ditimbulkan oleh aktivitas Pasar Bandarjaya Plaza terhadap
kinerja lalu lintas di kawasan pasar dan menentukan solusi yang dapat direncanakan untuk
memperbaiki kinerja lalu lintas.
Manfaat dari penelitian ini adalah untuk Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh aktivitas
Pasar Bandarjaya Plaza di sepanjang Jalan Proklamator Raya terhadap kinerja lalu lintas dan hasil
analisa data dari penelitian ini dapat memberi masukan kepada instansi terkait untuk dapat menata
lalu lintas di kawasan Pasar tersebut.
2. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Hambatan Samping
Aktivitas samping jalan yang dapat menimbulkan konflik dan berpengaruh terhadap pergerakan
arus lalu lintas serta menurunkan fungsi kinerja jalan. Adapun tipe hambatan samping terbagi
menjadi pejalan kaki dan penyeberang jalan (bobot 0,5), jumlah kendaraan berhenti dan parkir
(bobot 1,0), jumlah kendaraan yang masuk dan keluar dari lahan samping jalan (bobot 0,7) dan
arus kendaraan lambat ( bobot 0,4).
Untuk menyederhanakan dalam prosedur perhitungan, tingkat hambatan samping dikelompokkan
dalam lima kelas yaitu sangat rendah, rendah, sedang, tinggi dan sangat tinggi.
2.2 Arus dan Komposisi Lalu Lintas
Berdasarkan MKJI 1997 fungsi utama dari suatu jalan adalah memberikan pelayanan transportasi
sehingga pemakai jalan dapat berkendaraan dengan aman dan nyaman. Parameter arus lalu lintas
yang merupakan faktor penting dalam perencanaan lalu lintas adalah volume, kecepatan, dan
kerapatan lalu lintas.
2.2.1 Volume (Q)
Volume adalah jumlah kendaraan yang melewati satu titik pengamatan selama periode waktu
tertentu. Nilai volume lalu lintas mencerminkan komposisi lalu lintas, dengan menyatakan arus
dalam satuan mobil penumpang (smp) yang dikonversikan dengan mengalikan nilai ekivalensi
mobil penumpang (emp). Emp mobil pribadi, pick up, angkot dan truk kecil (1) bus kecil, truk
2 as, bus besar (1,2) truk besar (1,8) dan sepeda motor 0,9 atau 0,6.
N
Q . (1)
T
dengan :
Q = volume (kend/jam)
N = jumlah kendaraan (kend)
T = waktu pengamatan (jam)
2.2.2 Kecepatan Arus Bebas (FV)
Kecepatan arus bebas(FV) didefnisikan sebagai kecepatan pada tingkat arus nol, yaitu kecepatan
yang akan dipilih pengemudi jika mengendarai kendaraan bermotor tanpa dipengaruhi oleh
The 18th FSTPT International Symposium, Unila, Bandar Lampung, August 28, 2015
kendaraan bermotor lain di jalan(MKJI, 1997). Persamaan untuk penentuan kecepatan arus bebas
mempunyai bentuk umum berikut:
FV FVO FVW FFVSF FFVRC .......................... (2)
dengan :
FV = Kecepatan arus bebas kendaraan ringan pada kondisi lapangan (km/jam).
FV0 = Kecepatan arus bebas dasar kendaraan ringan pada jalan yang diamati (km/jam).
FVW = Penyesuaian kecepatan untuk lebar jalan (km/jam).
FFVSFN = Faktor penyesuaian akibat hambatan samping dan lebar bahu.
FFVRC = Faktor penyesuaian untuk kelas fungsi jalan.
2.2.3 Kapasitas Jalan
Kapasitas didefinisikan sebagai arus maksimum melalui suatu titik di jalan yang dapat
dipertahankan per satuan jam pada kondisi tertentu. Untuk jalan dua lajur dua arah, kapasitas
ditentukan untuk arus dua arah (kombinasi dua arah), tetapi untuk jalan dengan banyak lajur, arus
dipisahkan per arah dan kapasitas di tentukan per lajur. Persamaan dasar untuk menentukan
kapasitas adalah sebagai berikut :
C = CO x FCW x FCSP x FCSF (smp/jam) (3)
dengan :
C = Kapasitas (smp/jam)
CO = Kapasitas dasar (smp/jam).
FCW = Faktor penyesuaian akibat lebar jalur lalu lintas.
FCSP = Faktor penyesuaian pemisah arah.
FCSF = Faktor penyesuaian hambatan samping dan bahu jalan
2.2.3 Perhitungan Derajat Kejenuhan (DS)
Derajat kejenuhan (DS) didefinisikan sebagai rasio arus jalan terhadap kapasitas, yang digunakan
sebagai faktor utama dalam penentuan tingkat kinerja simpang dan segmen jalan. Nilai DS
menunjukkan apakah segmen jalan tersebut mempunyai masalah kapasitas atau tidak dansebagai
langkahuntuk menganalisis perilaku lalu lintas. Dinyatakan dalam rumus sebagai berikut :
Q
DS (4)
C
Keterangan :
Q = Arus lalu lintas (smp/jam)
C = Kapasitas (smp/jam
2.2.4 Kecepatan Tempuh
Perhitungan kecepatan adalah angka waktu tempuh kendaraan melewati lintasan, sehingga
didapat kecepatan sesaat dengan rumus :
L
V (5)
TT
Dimana:
L = Panjang segmen jalan yang diamati (km)
TT = Waktu rata-rata yang digunakan kendaraan menempuh segmen yang diamati
(detik/smp).
2.3 Tingkat Pelayanan
Tingkat pelayanan atau Level of Service adalah tingkat pelayanan dari suatu jalan yang
menggambarkan kualitas suatu jalan dan merupakan batas kondisi pengoperasian. Tingkat
The 18th FSTPT International Symposium, Unila, Bandar Lampung, August 28, 2015
pelayanan suatu jalan menunjukan kualitas jalan diukur dari beberapa faktor, yaitu kecepatan dan
waktu tempuh, kerapatan (density), tundaan (delay), arus lalu lintas dan arus jenuh (saturation
flow) serta derajat kejenuhan (degree of saturation).
2.4 Metode Pengamatan Kecepatan
Kecepatan kendaraan dapat diamati dan dihitung dengan metode pengamat bergerak. Salah satu
metode yang dikembangkan pada cara pengamat bergerak ini adalah metode Moving Car
Observer. Metode ini dilakukan dengan mengumpulkan data yang meliputi waktu perjalanan
serta arus lalu lintas baik yang searah maupun yang berlawanan arah dengan kendaraan
pengamat. Dengan metode ini akan didapat kecepatan kendaraan rata-rata pada suatu jalur pada
saat kendaraan bergerak yang didapat dengan membagi panjang jalur dibagi dengan lama waktu
kendaraan bergerak menempuh jalur tersebut.
3. METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada ruas Jalan Proklamator Raya yaitu kawasan Pasar Bandarjaya Plaza
Bandarjaya, Lampung Tengah.
3.2 Pelaksanaan Penelitian
3.3.1. Waktu Penelitian
Pelaksanaan survey dilakukan selama tiga hari yaitu pada hari Senin, Jumat dan Minggu. Survey
pengumpulan data lalu lintas dilakukan pada jam pagi yaitu pada pukul 06.30 08.30 WIB, siang
pukul 11.00 13.00 WIB dan sore pada pukul 16.00 - 18.00 WIB.
3.3.2. Peralatan Penelitian
Adapun peralatan yang digunakan adalah alat tulis,pencatat waktu (Stop Watch), meteran standar,
petugas pengamat, jam tangan sebagai penunjuk waktu selama pelaksanaan survey, mobil untuk
mengukur kecepatan rata-rata kendaraan yang lewat, komputer sebagai alat untuk menghitung
dan mengolah data.
3.3 Pengambilan Data
Tahap pengumpulan data memegang peranan penting dalam keberhasilan penelitian karena tahap
analisa dan pengolahan data tergantung pada tahap pengumpulan data. Data yang diperlukan
dalam penelitian ini berupa data primer dan sekunder. Data primer diperoleh dari survei di
lapangan dan data sekunder diperoleh dari instansi-instansi yang terkait.
3.3.1. Data Sekunder
Pengumpulan data sekunder didapat dari Studi literatur didapat dari penelitian terdahulu yang
berkaitan dengan penelitian yang akan dilakukan, jumlah penduduk Bandarjaya, Manual
Kapasitas Jalan Indonesia (MKJI) 1997.
3.3.2. Data Primer
Adapun data primer didapat dari survey volume lalu lintas dengan langkah awal yang dilakukan
adalah menetukan jenis kendaraan berdasarkan klasifikasi kendaraan yaitu sepeda motor (MC),
kendaraan ringan (LV), kendaraan berat (MHV), Kendaraan truk besar (LT), kendaraan bus besar
(LB). Pengumpulan data dilakukan dengan cara menghitung langsung jumlah kendaraan yang
melewati titik pengamatan dengan menggunakan pencatatan secara manual setiap 15 menit
selama jam sibuk. Survei dilakukan oleh 6 surveyor pada titik pengamatan untuk seluruh arah lalu
lintas, Kemudian pencatatan kecepatan kendaraan saat terganggu dan tak terganggu hambatan
samping.
Terakhir data hambatan samping sepanjang 200 meter. Tipe kejadian yang dicatat adalah jumlah
kendaraan parkir di pinggir jalan, jumlah pejalan kaki yang menyeberang dan melewati pinggiran
ruas jalan, arus kendaraan lambat serta jumlah angkutan yang menaik turunkan penumpang di
segmen pengamatan.
The 18th FSTPT International Symposium, Unila, Bandar Lampung, August 28, 2015
3.4. Pengolahan Data
Pengolahan data dilakukan dengan memperhitungkan data yang didapat dari survei yang telah
dilakukan sebelumnya berdasarkan MKJI 1997 untuk Jalan Luar Kota yaitu memperhitungkan
kecepatan arus bebas, kapasitas jalan, derajat kejenuhan dan tingkat pelayanan dengan data yang
didapat berupa volume kendaraan dan kapasitas.
3.5 Analisa Data
Untuk penganalisaan data dan pembahasan dilakukan untuk menilai volume lalu lintas dalam
satuan mobil penumpang, kecepatan arus bebas, kapasitas, derajat kejenuhan, derajat iringan,
karakteristik hambatan samping untuk menentukan tipe hambatan samping, tingkat pelayanan,
kecepatan sesaat terganggu hambatan samping dan tak terganggu hambatan samping.
4. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Volume Lalu Lintas
Volume lalu lintas adalah jumlah kendaraan yang melewati satu titik pengamatan selama satu
satuan waktu (jam). Kemudian dilakukan perhitungan dengan mengalikan volume lalu lintas
dengan nilai emp masing-masing jenis kendaraan. Untuk mendapatkan nilai total kendaraan
dalam satuan smp/jam yaitu sebagai berikut :
Tabel 1. Volume Kendaraan dalam Satuan Mobil Penumpang Per Jam Arah Bandarjaya (smp/jam).
Volume Kendaraan Volume Kendaraan Volume Kendaraan
Senin Arah Bandarjaya Jumat Arah Bandarjaya Minggu Arah Bandarjaya
Waktu (smp/jam) (smp/jam) (smp/jam)
06.30-07.30 1395 1204 642
07.30-08.30 1326 1154 707
11.00-12.00 720 589 683
12.00-13.00 563 655 699
16.00-17.00 1087 1283 1159
17.00-18.00 1165 1188 792
Tabel 2. Volume Kendaraan dalam Satuan Mobil Penumpang Per Jam Arah Bandar Lampung (smp/jam).
Volume Kendaraan Volume Kendaraan Volume Kendaraan
Senin Arah Bandar
Lampung Jumat Arah Bandar Lampung Minggu Bandar Lampung
Waktu (smp/jam) (smp/jam) (smp/jam)
06.30-07.30 1257 1124 642
07.30-08.30 1267 1161 631
11.00-12.00 614 678 698
12.00-13.00 564 1092 694
16.00-17.00 842 1279 1099
17.00-18.00 1225 1120 1146
Dari tabel 6 dan 7 dapat dilihat volume maksimal pada hari Senin pagi pukul 06.00-07.00 WIB
sebesar 1395 smp/jam pada arah Bandarjaya, hal ini disebabkan padatnya aktivitas perkantoran,
sekolah pada hari dan waktu pengamatan pagi tersebut.
4.2 Hambatan Samping
Data yang diambil dalam survei hambatan samping ini yaitu kendaraan yang berhenti dan parkir
di bahu jalan, pejalan kaki (yang sejajar dan menyeberang jalan), kendaraan yang masuk dan
keluar jalan serta kendaraan lambat. Setelah didapat data dari penelitian selanjutnya dikalikan
dengan masing-masing faktor bobot hambatan samping (kendaraan parkir = 1, kendaraan lambat
The 18th FSTPT International Symposium, Unila, Bandar Lampung, August 28, 2015
= 0,4, pejalan kaki = 0,5 dan kendaraaan keluar + masuk = 0,7), maka hasil total hambatan
samping dapan dilihat pada Tabel 3.
Tabel 3. Hasil Total Hambatan Samping untuk kejadian per 100 meter per jam (dua sisi)
Senin Jumat Minggu
Tipe Kejadian Hambatan Samping (SF/jam) (SF/jam) (SF/jam)
Pejalan Kaki 65.67 60.33 61.67
Parkir kendaraan dan berhenti 86.5 76 76.17
Kendaraan Masuk+Keluar 196 134 139
Kendaraan Lambat 2.34 2.2 2.74
Total 351 272 280
Setelah menganalisis tabel kelas hambatan samping di atas, didapatkan bahwa pada hari Senin
termasuk dalam kelas hambatan samping yang sangat tinggi (VH) yaitu nilai total kejadian
mencapai > 350 SF/jam (351 SF/jam > 350 SF/jam). Hambatan samping yang sangat tinggi pada
hari senin ini dikarenakan banyak bus serta kendaaraan yang sering berenti di bahu jalan untuk
menurunkan penumpang sembarangan dan banyak kendaaraan yang keluar masuk ke jalan utama
pada hari tersebut. Sedangkan pada hari Jumat dan Minggu menunjukkan kelas hambatan
samping pada keadaan tinggi (H) yaitu dengan nilai total kejadian mencapai 250-350 per jam
dikarenakan jumlah kendaraan keluar dan masuk jalan serta parkir dan berenti di bahu jalan lebih
rendah dibandingkan dengan hari Senin.
4.4. Kecepatan Arus Bebas Kendaraan
Ruas jalan Pasar Bandarjaya Plaza merupakan tipe jalan 2-lajur-2-arah tak-terbagi (2/2 UD),
dengan lebar jalur lalu lintas 7 meter. Perhitungan kecepatan arus bebas dihitung berdasarkan
Manual Kapasitas Jalan Indonesia (MKJI 1997) untuk Jalan Luar Kota. Untuk kecepatan arus
bebas dasar dan faktor penyesuaian diambil dari MKJI 1997, berikut ini perhitungan kecepatan
arus bebas kendaraan berdasarkan MKJI 1997.
Kecepatan Arus Bebas Dasar Fvo (Tabel B-1:1) = 60 km/jam
Faktor Penyesuaian FVw (Tabel B-2:1) = 0
Fvo + FVw = 60 km/jam
Hambatan Samping FFVSF (Tabel B-3:1) = 0,95
Kelas Fungsional Jalan FFVRC (Tabel B-4:1) = 0,98
Arus Bebas FV = (Fvo + FVw) x FFVSF x FFVRC = 55,8 km/jam
Berdasarkan hasil perhitungan di atas dapat dilihat bahwa kecepatan arus bebas kendaraan pada
ruas jalan Pasar Bandarjaya Plaza akibat adanya hambatan samping di kawasan pasar adalah 55,8
km/jam.
4.5. Kapasitas
Kapasitas ruas jalan Pasar Bandarjaya Plaza dihitung menggunakan prosedur peraturan MKJI
1997 untuk keadaan Jalan Luar Kota. Berikut ini perhitungan kapasitas tersebut.
Kapasitas Dasar Co ( Tabel C-1:1 ) = 3100 smp / jam
Lebar Jalur FVw ( Tabel C-2:1 )= 1
Pemisah Arah FCSP ( Tabel C-3:1 ) = 0,94
Hambatan Samping FCSF ( Tabel C-4:1 )= 0,95
Kapasitas Co x FVw x FCSP x FCSF = 2768 smp/jam
Kapasitas untu Satu Arah = 2768/2 = 1384 smp/jam
Berdasarkan perhitungan di atas dapat dilihat bahwa dari hasil perhitungan MKJI 1997
didapatkan nilai Kapasitas Ruas Jalan Pasar Bandarjaya Plaza untuk masing masing arah adalah
1384 smp/jam.
The 18th FSTPT International Symposium, Unila, Bandar Lampung, August 28, 2015
4.6. Drajat Kejenuhan
Drajat kejenuhan merupakan perbandingan antara volume lalu lintas dengan kapasitas jalan.
Berikut adalah hasil perhitungan derajat kejenuhan :
Tabel 4. Perhitungan Derajat Kejenuhan per Jam Pada Ruas Jalan Pasar Bandarjaya Plaza Arah Bandarjaya.
Derajat Kejenuhan Derajat Kejenuhan Derajat Kejenuhan
Waktu Senin Arah Bandarjaya Jumat Arah Bandarjaya Minggu Arah Bandarjaya
06.30-07.30 1,01 0.87 0.46
07.30-08.30 0.95 0.83 0.51
11.00-12.00 0.52 0.43 0.49
12.00-13.00 0.41 0.48 0.51
16.00-17.00 0.78 0.93 0.84
17.00-18.00 0.84 0.86 0.57
Tabel 5. Perhitungan Derajat Kejenuhan per Jam Pada Ruas Jalan Pasar Bandarjaya Plaza.
Derajat Kejenuhan Derajat Kejenuhan Derajat Kejenuhan
Senin Arah Bandar Jumat Arah Bandar Minggu Arah Bandar
Waktu Lampung Lampung Lampung
06.30-07.30 0,91 0.81 0.46
07.30-08.30 0.92 0.84 0.46
11.00-12.00 0.44 0.49 0.51
12.00-13.00 0.41 0.79 0.50
16.00-17.00 0.61 0.93 0.79
17.00-18.00 0.88 0.81 0.83
Berdasarkan hasil analisa didapatkan nilai derajat kejenuhan untuk hari Senin Jumat dan Minggu
telah mendekati batas maksimum DS bahkan pada beberapa jam waktu pengamatan telah
melewati batas maksimum DS > 0,75 - 0,8 berdasarkan MKJI 1997 bahkan pada hari Senin pukul
06.30 07.30 WIB volume sudah melebihi kapasitas jalan hingga DS sebesar 1,01. Hal ini
menyebabkan kinerja jalan tidak maksimal sehingga perlu dilakukannya suatu tindakan untuk
perbaikan manajemen lalu lintas pada ruas jalan tersebut seperti pengaturan rute (pemberlakuan
jalan satu arah), marka jalan dan pemberian rambu lalu lintas serta menyediakan tempat
pemberhentian khusus untuk menurunkan atau menaikan penumpang.
4.7. Survei Kecepatan Sesaat
Untuk survei kecepatan ini dilakukan dengan mencatat waktu tempuh kendaraan yang melewati
500 meter lintasan. Saat kendaraan menyentuh garis 0 bersamaan dengan memulai pencatatan
waktu menggunakan stopwatch dan setelah melewati garis 500 meter maka pencatatan
diberhentikan, dan berlangsung selama 5 kali pengamatan. Perhitungan kecepatan sesaat adalah
angka waktu tempuh kendaraan melewati lintasan, sehingga didapat kecepatan sesaat dengan
rumus V = L / TT. Pada survei kecepatan ini diambil 2 kondisi yang berbeda yaitu kecepatan
sesaat terganggu hambatan samping dan tak terganggu hambatan samping.
Tabel 6. Kecepatan Sesaat Terganggu Hambatan Samping pada Jam Sibuk Pagi.
Kecepatan Kendaraan Ringan (km/jam) KecepatanRata-rata
Waktu Arah Hari 1 2 3 4 5 (km/jam)
Senin 6.04 6.29 5.98 6.36 5.90 6.12
07.00 WIB
sampai Bandarjaya jumat 6.57 6.32 6.12 6.67 6.14 6.36
dengan minggu 13.95 14.4 14.17 13.8 13.95 14.07
selesai
Bandar Senin 7.11 6.92 7.47 7.53 7.06 7.22
The 18th FSTPT International Symposium, Unila, Bandar Lampung, August 28, 2015
Lampung jumat 7.17 7.03 7.06 7.35 7.14 7.15
minggu 15.38 14.4 15.00 14.2 13.74 14.54
Tabel 7. Kecepatan Sesaat Terganggu Hambatan Samping pada Jam Sibuk sore.
Kecepatan Kendaraan Ringan (km/jam) KecepatanRata-rata
Waktu Arah Hari 1 2 3 4 5 (km/jam)
Senin 6.45 6.37 6.50 6.39 6.58 6.46
Bandarjaya jumat 6.01 6.04 6.17 6.23 6.19 6.13
16.00 WIB
sampai minggu 8.17 8.23 7.89 8.15 8.34 8.16
dengan Senin 8.34 8.54 8.22 8.27 8.30 8.33
selesai Bandar
jumat 5.87 6.13 6.02 6.01 6.05 6.02
Lampung
minggu 7.30 7.25 7.45 7.34 7.58 7.38
Tabel 8. Kecepatan Sesaat Tak Terganggu Hambatan Samping Melewati 500 meter Lintasan
Kecepatan Kendaraan Ringan (km/jam) Kecepatan
Waktu Arah Hari 1 2 3 4 5 Rata-rata (km/jam)
Senin 24.66 25.00 25.71 26.09 26.47 25.59
Bandarjaya jumat 23.08 22.78 24.00 22.78 23.08 23.14
01.00 WIB
sampai minggu 30.00 32.14 31.03 30.00 32.14 31.06
dengan Senin 26.47 27.69 26.47 26.09 29.03 27.15
selesai Bandar
jumat 23.68 23.38 24.00 22.78 22.78 23.33
Lampung
minggu 31.03 29.51 28.57 29.51 29.51 29.63
Berdasarkan perhitungan kecepatan sesaat rata-rata didapatkan perbedaan yang signifikan antara
kecepatan terganggu dan tak terganggu hambatan samping. Pada kecepatan terganggu hambatan
samping menunjukkan bahwa kecepatan menurun dibandingkan dengan kecepatan tak terganggu
hambatan samping. Berdasarkan data tersebut hambatan samping merupakan faktor penyebab
menurunnya tingkat kecepatan suatu kendaraan.
4.2 Tingkat Pelayanan (Level Of Service)
Perhitungan tingkat pelayanan dilakukan dengan melakukan perbandingan antara volume
kendaraan dalam satuan smp/jam dengan kapasitas ruas jalan. Contoh perhitungan diambil pada
kondisi hari Senin arah Bandarjaya pukul 06.30-07.30 WIB :
smp
Volume Kendaraan ( )
jam
TP = smp
Kapasitas Ruas jalan ( )
jam
1395
TP = 1384 = 1,01 maka didapat nilai LOS adalah F.
Tabel 11. Perhitungan Tingkat Pelayanan untuk Arah Bandarjaya.
Tingkat Pelayanan Tingkat Pelayanan Tingkat Pelayanan
Senin Arah Jumat Arah Minggu Arah
Bandarjaya Bandarjaya Bandarjaya
Waktu
06.30-07.30 F D A
The 18th FSTPT International Symposium, Unila, Bandar Lampung, August 28, 2015
07.30-08.30 E D A
11.00-12.00 A A A
12.00-13.00 A A A
16.00-17.00 C E D
17.00-18.00 D D A
Tabel 12. Perhitungan Tingkat Pelayanan untuk Arah Bandar Lampung.
Tingkat Pelayanan Tingkat Pelayanan Tingkat Pelayanan
Senin Arah Bandar Jumat Arah Bandar Minggu Arah Bandar
Lampung Lampung Lampung
Waktu
06.30-07.30 E D A
07.30-08.30 E D A
11.00-12.00 A A A
12.00-13.00 A C A
16.00-17.00 B E C
17.00-18.00 D D D
Berdasarkan tabel tingkat pelayanan maka didapatkan nilai tingkat pelayanan terburuk pada kelas
F. Hal ini menunjukkan bahwa arus kendaraan yang terhambat, kecepatan rendah, volume diatas
kapasitas, banyak berhenti. Seperti telah diulas sebelumnya pada perhitungan total volume
kendaraan smp per jam, maka tingkat pelayanan merupakan hasil dari nilai derajat kejenuhan
yang merupakan proses perbandingan antara volume kendaraan dan kapasitas ruas jalan.
Sehingga tingkat pelayanan rendah memiliki alasan yang sama dengan tingginya volume
kendaraaan.
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil pengolahan data dan analisa kinerja ruas Jalan Pasar Bandarjaya Plaza akibat
hambatan samping yang terjadi, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :
1. Volume kendaraan tertinggi terjadi pada hari Senin untuk arah Bandarjaya yaitu sebesar 1395
smp/jam dengan kapasitas 1384 smp/jam sehingga derajat kejenuhan yang didapat 1,01. Hal ini
menunjukkan bahwa kapasitas jalan sudah terlalu jenuh dan diperlukan tindakan perbaikan
kinerja jalan.
2. Kecepatan arus bebas pada ruas jalan Pasar Bandarjaya Plaza adalah 55,8 km/jam dengan
kecepatan rata - rata sesaat terganggu hambatan samping terendah 6,02 km/jam dan tak terganggu
hambatan samping tertinggi adalah 31,06 km/jam. Hal ini menunjukkan bahwa tingkat hambatan
samping sangat berpengaruh pada kecepatan kendaraan.
3. Hambatan samping tertinggi terjadi pada hari Senin dengan kategori hambatan samping sangat
tinggi (VH) yaitu sebesar 351 SF/jam, disebabkan karena ruas jalan berada tepat di lokasi
perdagangan.
4. Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan didapatkan tingkat nilai pelayanan terburuk
pada kelas F. Hal ini menunjukkan bahwa arus kendaraan yang terhambat, kecepatan rendah,
volume diatas kapasitas, banyak berhenti. Untuk itu diperlukan sarana parkir yang memadai
untuk menghilangkan salah satu faktor hambatan samping, peninjauan kembali letak pintu keluar
masuk kendaraan sehingga tidak langsung menuju jalan utama serta pengadaan trotoar dan
larangan untuk berdagang disekitarnya.
The 18th FSTPT International Symposium, Unila, Bandar Lampung, August 28, 2015
DAFTAR PUSTAKA
_______. 1997. Manual Kapasitas Jalan Indonesia, Departemen Pekerjaan Umum.
_______. 1998. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah Universitas Lampung. Lampung University
Press. Bandar Lampung. 52 hlm.
Adha, S.T., M.L. 2014. Analisis Hambatan Samping Terhadap Kinerja Lalu Lintas (Studi Kasus
Jalan Laksamana Yos Sodarso Pasar Panjang). Skripsi. Universitas Lampung. Bandar
Lampung.
Chairunisa, S.T., A.Y. 2014. Pengaruh Hambatan Samping Terhadap Kinerja Lalu Lintas pada
Jalan Nasional (Studi Kasus Jalan Lintas Barat Sumatera). Skripsi. Universitas Lampung.
Bandar Lampung.
Maretia, Conny. 2007. Analisa Kinerja Ruas Jalan Akibat Aktivitas Samping Jalan Utama Kota
Bandar Lampung. Symposium X FSTPT, Universitas Lampung. Bandar Lampung.
Morlok, Edward.K. 1985. Pengantar Teknik dan Perencanaan Transportasi. Penerbit Erlangga.
Jakarta.
Rizani, Ahmad. 2013. Evaluasi Kinerja Jalan Akibat Hambatan Samping. ITB. Bandung.
Setijadji, S.T., A. 2006. Studi Kemacetan Lalu Lintas Jalan Kaligawe Kota Semarang. Tesis
Magister Teknik Pembangunan Kota, Program Pascasarjana Universitas Diponegoro. Semarang.
Sinaga, S.T., E.F. 2004. Analisis Kinerja Simpang Jl. Proklamator Raya Jl. Ahmad Yani Jl.
Sudirman Kota Bandarjaya Lampung Tengah. Skripsi. Universitas Lampung. Bandar Lampung.
Tamin, O.Z. 2000. Perencanaan Dan Pemodelan Transportasi. Penerbit ITB. Bandung.