Bola.com, Jakarta - Menteri Keuangan, Purbaya Yudhi Sadewa, menegaskan bahwa pembentukan family office yang sedang direncanakan Dewan Ekonomi Nasional (DEN) tidak akan menggunakan anggaran dari kementerian yang ia pimpin.
Ia menilai, inisiatif tersebut sebaiknya dijalankan secara mandiri oleh DEN tanpa mengganggu fokus dan alokasi dana Kementerian Keuangan.
"Oh, saya sudah dengar lama itu isu, tapi biar saja. Kalau DEN bisa bangun sendiri, bangun saja sendiri. Saya anggarannya enggak akan alihkan ke sana," ujar Purbaya, Senin lalu dikutip Selasa (14-10-2025).
Purbaya menambahkan bahwa Kemenkeu saat ini berkomitmen menjaga efisiensi penggunaan dana publik.
"Saya fokus. Kalau kasih anggaran yang tepat, nanti pasti pelaksanaannya tepat waktu, tepat sasaran, dan enggak ada yang bocor," katanya.
Indra Sjafri dan Hokky Caraka memberikan tanggapan usai dua laga uji coba Timnas Indonesia U-22 kontra India jelang SEA Games 2025.
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Indonesia Bidik Peran Baru
Sebelumnya, Ketua Dewan Ekonomi Nasional, Luhut Binsar Pandjaitan, mengusulkan pembentukan sistem family office untuk menarik investasi dari para konglomerat global.
Melalui mekanisme ini, Indonesia diharapkan dapat menjadi pusat pengelolaan kekayaan keluarga super kaya dunia.
Rencana tersebut menempatkan Bali dan Ibu Kota Nusantara (IKN) sebagai dua lokasi utama penerapan konsep family office, yang akan berperan sebagai entitas privat dalam mengelola aset, investasi, hingga aktivitas finansial keluarga besar dengan kekayaan tinggi.
Apa Itu Family Office?
Mengutip penjelasan Investopedia, family office merupakan perusahaan swasta yang didirikan untuk mengelola kekayaan dan investasi keluarga berpenghasilan tinggi.
Tak hanya menangani portofolio keuangan, entitas ini juga mengatur urusan pribadi seperti perjalanan, properti, hingga administrasi pajak.
Menurut laman ajaib.co.id, perbedaan utama antara family office dan perusahaan penasihat kekayaan (wealth advisory firms) terletak pada cakupan layanannya.
Jika penasihat kekayaan hanya mengelola investasi bagi banyak klien, family office fokus pada satu keluarga atau beberapa keluarga saja (dalam bentuk multi-family office).
Dengan demikian, pendekatannya lebih menyeluruh karena mencakup manajemen aset, kas, risiko, serta gaya hidup.
Model ini dirancang agar keluarga dengan kekayaan luar biasa besar dapat mengelola aset mereka secara efisien dan terintegrasi, sekaligus melestarikan nilai kekayaan lintas generasi.
Jenis-Jenis Family Office
Terdapat beberapa tipe family office yang umum digunakan oleh keluarga kaya di berbagai negara, di antaranya:
1. Family Office Tradisional
Family office jenis ini didirikan secara eksklusif oleh satu keluarga. Mereka mempekerjakan staf profesional, seperti penasihat keuangan, ahli pajak, akuntan, dan perencana warisan yang bekerja penuh waktu untuk melindungi dan mengembangkan kekayaan keluarga.
Keunggulannya, setiap profesional bekerja langsung untuk kepentingan keluarga sehingga potensi konflik kepentingan dengan lembaga keuangan eksternal dapat dihindari.
2. Family Office Multikeluarga
Berbeda dari model tradisional, multi-family office melayani lebih dari satu keluarga kaya. Layanan yang diberikan serupa, dari manajemen investasi, pembayaran tagihan, hingga perencanaan transfer kekayaan dan nasihat filantropi.
Biaya layanan biasanya ditentukan berdasarkan persentase aset yang dikelola. Meski lebih terjangkau, kontrol keluarga terhadap pengambilan keputusan umumnya lebih terbatas dibandingkan model tradisional.
3. Family Office yang Di-Outsource
Dalam model ini, keluarga menunjuk pihak ketiga untuk menangani urusan keuangan dan kekayaan mereka. Biasanya ada satu profesional utama yang mengoordinasikan komunikasi dan kolaborasi antarpenyedia layanan.
"Fakta bahwa mereka diberi wewenang untuk berkonsultasi satu sama lain tentang bisnis keuangan satu keluarga adalah apa yang membedakan mereka dari profesional lainnya yang menyediakan layanan serupa," tulis laporan tersebut.
Kelebihan sistem ini terletak pada fleksibilitasnya. Dengan biaya yang lebih rendah dibandingkan family office tradisional, model ini tetap mampu menangani berbagai kebutuhan, dari perencanaan amal hingga edukasi pengelolaan kekayaan keluarga.
Namun, konsekuensinya, kontrol langsung keluarga terhadap para profesional menjadi lebih terbatas.
Â
Sumber: merdeka.com