KEMBAR78
Memahami Apa Itu Parentifikasi Anak dan Dampaknya - FimelaMom Fimela.com
Sukses

FimelaMom

Memahami Apa Itu Parentifikasi Anak dan Dampaknya

ringkasan

  • Parentifikasi adalah fenomena psikologis di mana anak mengambil peran dan tanggung jawab orang dewasa dalam keluarga, seringkali karena ketidakmampuan orang tua mengurus diri sendiri.
  • Jenis parentifikasi meliputi instrumental (tugas fisik), emosional (dukungan emosional), dan finansial, yang semuanya membebani anak dengan tanggung jawab tidak sesuai usia.
  • Parentifikasi dapat menyebabkan dampak jangka panjang pada kesehatan mental dewasa, seperti kecemasan, depresi, kesulitan membangun kepercayaan, dan masalah dalam hubungan interpersonal.

Fimela.com, Jakarta Sahabat Fimela, pernahkah Anda mendengar istilah parentifikasi? Fenomena psikologis ini terjadi ketika seorang anak terpaksa mengambil peran dan tanggung jawab orang dewasa dalam keluarganya. Situasi ini seringkali muncul saat orang tua tidak dapat sepenuhnya mengurus diri mereka sendiri atau anggota keluarga lainnya.

Istilah "parentifikasi" pertama kali diperkenalkan oleh psikiater Hungaria-Amerika Ivan Boszormenyi-Nagy, salah satu pendiri bidang terapi keluarga. Konsep ini menggambarkan pembalikan peran yang tidak sesuai antara orang tua dan anak, di mana anak bertindak sebagai pengasuh utama.

Memahami parentifikasi sangat penting untuk mengenali tanda-tandanya dan mencegah dampak negatif jangka panjang pada perkembangan anak. Anak-anak yang mengalami parentifikasi mungkin menghadapi tantangan emosional dan psikologis yang signifikan hingga dewasa.

Mengenal Beragam Jenis Parentifikasi pada Anak

Parentifikasi dapat bermanifestasi dalam beberapa bentuk, yang paling umum adalah instrumental dan emosional. Terkadang, parentifikasi juga dapat terjadi dalam aspek finansial, membebani anak dengan tanggung jawab yang tidak semestinya.

Parentifikasi Instrumental melibatkan anak yang mengambil alih tugas fisik dan tanggung jawab rumah tangga orang dewasa. Contohnya termasuk mengurus adik-adik, melakukan sebagian besar pekerjaan rumah tangga seperti memasak, membersihkan, atau berbelanja. Anak mungkin juga bertanggung jawab membayar tagihan atau menjadi pengasuh bagi orang tua yang sakit atau cacat, bahkan bertindak sebagai penerjemah di keluarga.

Sementara itu, Parentifikasi Emosional terjadi ketika anak menjadi penasihat, orang kepercayaan, atau pengasuh emosional bagi orang tua mereka. Ini bisa berupa anak yang mendengarkan masalah orang tua, menengahi konflik keluarga, atau memberikan dukungan emosional. Anak sering merasa perlu menjadi pembawa damai atau menyembunyikan emosi mereka sendiri agar tidak menyusahkan orang tua.

Jenis lain adalah Parentifikasi Finansial, di mana anak ditekan untuk berkontribusi secara finansial atau membantu mengelola keuangan keluarga. Beban ini jauh melampaui apa yang sesuai untuk usia mereka, menempatkan tekanan besar pada anak.

Mengapa Parentifikasi Terjadi? Penyebab di Balik Peran Dewasa Anak

Parentifikasi seringkali berakar pada tantangan yang dihadapi oleh orang tua itu sendiri, membuat mereka tidak dapat memenuhi peran sebagai figur pengasuh. Ketidakmampuan orang tua menjadi pemicu utama anak mengambil peran dewasa yang tidak semestinya.

Orang tua yang tidak mampu mengelola emosi mereka sendiri, menderita kecanduan, penyakit mental, atau penyakit fisik kronis, seringkali tanpa sengaja mendorong parentifikasi. Trauma atau stres yang dialami orang tua, seperti perceraian, kehilangan, atau kesulitan finansial, juga dapat menyebabkan anak memikul tanggung jawab lebih.

Lingkungan bertekanan tinggi juga menjadi faktor signifikan. Keluarga yang hidup dalam kondisi stres ekstrem, seperti kemiskinan rumah tangga, memiliki saudara kandung dengan kebutuhan tambahan, atau mengalami krisis lainnya, lebih rentan terhadap parentifikasi. Dalam situasi ini, anak seringkali merasa harus mengambil peran orang dewasa untuk menjaga stabilitas keluarga.

Tanda-tanda Anak yang Diparentifikasi: Kenali Lebih Awal

Anak-anak yang diparentifikasi sering menunjukkan tanda-tanda tertentu akibat beban tanggung jawab yang tidak sesuai usia mereka. Penting bagi Sahabat Fimela untuk mengenali gejala ini agar dapat memberikan dukungan yang tepat.

Secara perilaku dan emosi, anak mungkin merasa harus selalu bertanggung jawab dan menjadi pembawa damai dalam keluarga. Mereka mungkin kesulitan bermain atau "bersantai", sering menerima pujian karena "sangat baik" dan "sangat bertanggung jawab". Anak-anak ini juga cenderung merasa perlu menyenangkan orang dewasa, seringkali dengan mengorbankan kebutuhan mereka sendiri.

Kecemasan dan depresi, terutama terkait dengan merawat orang lain, adalah gejala umum. Mereka mungkin merasakan perasaan bersalah dan malu, serta kekhawatiran yang tak henti-hentinya tentang emosi atau kesejahteraan orang lain. Isolasi sosial, perilaku agresif, dan kesulitan menetapkan batasan yang sehat juga bisa terlihat. Gejala fisik seperti sakit kepala dan sakit perut juga sering muncul akibat stres kronis.

Dampak Jangka Panjang Parentifikasi pada Kesehatan Mental Dewasa

Dampak parentifikasi seringkali berlanjut hingga dewasa, memengaruhi kesehatan mental dan hubungan interpersonal. Individu yang pernah diparentifikasi mungkin mengalami kesulitan signifikan dalam berbagai aspek kehidupan mereka.

Dalam hal kesehatan mental, mereka mungkin kesulitan dalam membangun kepercayaan dan mengalami masalah dengan regulasi emosi. Peningkatan risiko kecemasan, depresi, gangguan makan, dan gangguan penggunaan zat juga sering terjadi. Perasaan bersalah yang mendalam atau kebutuhan untuk selalu mendahulukan orang lain, serta perfeksionisme, dapat menghambat fungsi mandiri.

Hubungan juga menjadi area yang rentan. Individu ini mungkin kesulitan dalam membentuk dan mempertahankan hubungan intim atau platonis yang sehat. Mereka cenderung memilih pasangan yang egois karena merasa lebih nyaman dengan dinamika tersebut, atau kesulitan menetapkan batasan yang sehat. Kecenderungan untuk terlibat dalam hubungan yang tidak sehat atau kodependen juga merupakan konsekuensi umum dari pengalaman parentifikasi di masa kecil.

Mencegah dan Mengatasi Parentifikasi: Langkah Bijak untuk Keluarga

Mencegah parentifikasi melibatkan kesadaran orang tua dan penetapan batasan yang sehat. Bagi individu yang pernah diparentifikasi, penyembuhan dimungkinkan melalui dukungan dan terapi yang tepat.

Untuk orang tua, penting untuk memberikan tanggung jawab sesuai usia anak. Pekerjaan rumah tangga itu baik, tetapi pastikan tugas tersebut tidak membebani mereka secara berlebihan. Tetapkan batasan yang sehat; hindari bersandar pada anak sebagai dukungan emosional dan jangan berbagi terlalu banyak detail masalah orang dewasa. Pertahankan hierarki keluarga, di mana orang tua memegang kendali atas keuangan dan pengambilan keputusan, untuk menciptakan rasa aman. Cari sistem pendukung dewasa bagi diri sendiri dan modelkan batasan yang sehat kepada anak.

Bagi individu yang pernah diparentifikasi, terapi adalah langkah krusial. Terapi perilaku kognitif (CBT) dan terapi seni kreatif dapat membantu mengatasi stres dan trauma. Pendekatan "inner child work" juga efektif untuk menyembuhkan tantangan masa kecil. Membangun dukungan emosional dari terapi, kelompok pendukung, dan hubungan yang sehat, serta belajar menetapkan batasan, adalah kunci untuk pulih dan menjalani kehidupan yang lebih seimbang.

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

What's On Fimela
Loading