Liputan6.com, Jakarta ASEAN Centre for Energy (ACE), Global Green Growth Institute (GGGI), dan HEAT International melalui Proyek Asia Low-Carbon Buildings Transition (ALCBT) bekerja sama dengan ASHRAE Indonesia Chapter, dengan bantuan dari International Climate Initiative (IKI) terus mempercepat transisi menuju bangunan rendah karbon di Asia Tenggara dan Indonesia. Hal ini dilakukan melalui langkah-langkah efisiensi energi.
Sektor bangunan di Indonesia saat ini menyumbang 33 persen emisi gas rumah kaca, dengan penggunaan pendingin sebagai salah satu penyumbang terbesar.
Pada rangkaian dialog yang digelar dalam Refrigeration & HVAC Indonesia Expo 2025 di Jakarta International Expo, Kementerian Pekerjaan Umum (PU) menyampaikan komitmen pemerintah untuk mencapai target kinerja efisiensi sumber daya pada bangunan yang dikelola oleh pemerintah maupun sektor swasta.
Advertisement
Dia mengatakan, sektor bangunan merupakan salah satu kontributor terbesar emisi di Indonesia. Hal ini menjadi perhatian serius bagi pemerintah dalam mendorong berbagai pemangku kepentingan untuk mendukung upaya pengurangan emisi.
"Untuk mempercepat upaya ini, pemerintah mendorong keterlibatan pemangku kepentingan melalui program peningkatan kapasitas serta mendukung pemerintah daerah dalam penerapan dan sertifikasi bangunan hijau," ujar Wakil Menteri Pekerjaan Umum, Diana Kusumastuti, Sabtu (27/9/2025).
Transisi Energi
Direktur Jenderal EBTKE Kementerian ESDM, Eniya Listiani Dewi, menegaskan bahwa efisiensi energi merupakan langkah strategis dan hemat biaya untuk mempercepat transisi energi sekaligus mendukung target Net Zero Emission Indonesia.
"Efisiensi energi dapat berkontribusi menurunkan hingga 37 persen emisi nasional, sekaligus memberikan manfaat langsung bagi masyarakat melalui penghematan tagihan listrik dan penggunaan teknologi yang lebih cerdas," ujarnya.
Ia menekankan peran penting green public procurement (GPP) dalam mendorong adopsi AC hemat energi di Indonesia. "Dengan memasukkan kriteria efisiensi dalam kebijakan pengadaan, dan memastikan produk hemat energi tersedia di e-katalog nasional, kita tidak hanya mengirim sinyal kuat ke pasar, tetapi juga membantu masyarakat memperoleh akses yang lebih mudah terhadap teknologi hijau," tambahnya.
Advertisement
Penggunaan Energi Terbarukan di Jateng Ditarget 21,3% di 2025
Pemerintah Provinsi Jawa Tengah terus memperkuat komitmen dalam penggunaan energi bersih dan terbarukan.
Kepala Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Provinsi Jawa Tengah, Agus Sugiharto menyampaikan, Pemerintah Provinsi Jawa Tengah memiliki komitmen kuat dalam pembangunan dan penerapan energi bersih dan terbarukan.
"Tercatat, hingga 2024 penggunaan energi baru terbarukan di Jateng telah mencapai 18,55%, dari target 21,32% pada 2025. Tentunya kami sangat mendukung upaya-upaya investasi dan inisiatif pelaku usaha untuk bersama mencapai target ini,” ucap dia dalam keterangannya, Kamis (25/9/2025).
Dukungan Perusahaan terhadap Transisi Energ
iUntuk mendorong pencapaian target tersebut, sejumlah perusahaan melakukan langkah nyata. Danone Specialized Nutrition (SN) Indonesia meluncurkan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Atap di Pabrik Sarihusada Prambanan, Jawa Tengah.
Potensi PLTS
PLTS ini memiliki potensi kapasitas hingga 828 KWP dan mampu menghasilkan energi listrik sebesar 1.178.838 KWH per tahun, serta ditargetkan mampu mengurangi emisi karbon hingga 934 ton CO2 per tahun.
CEO Danone SN Indonesia Joris Bernard menjelaskan, secara global, Danone memiliki target penggunaan 100% energi listrik terbarukan pada tahun 2030 dan menjadi perusahaan karbon netral di seluruh rantai nilai pada tahun 2050.
"Peluncuran PLTS Atap di Pabrik Sarihusada Prambanan hari ini, menguatkan komitmen Danone Indonesia untuk mendukung target pemerintah dalam pemanfaatan energi baru terbarukan serta menghadirkan produk bernutrisi yang diproduksi secara ramah lingkungan,” kata dia.
Advertisement