KEMBAR78
Prabowo Izinkan Bahlil Campur Bensin dengan 10% Etanol - Bisnis Liputan6.com
Sukses

Prabowo Izinkan Bahlil Campur Bensin dengan 10% Etanol

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia telah mendapat persetujuan dari Presiden Prabowo Subianto untuk memulai proyek etanol 10 persen (E10).

Diterbitkan 07 Oktober 2025, 19:00 WIB

Liputan6.com, Jakarta Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia mengatakan, dirinya telah mendapat persetujuan dari Presiden Prabowo Subianto untuk memulai proyek etanol 10 persen (E10).

Melalui mandatori ini, produk bensin nantinya akan dicampur dengan 10 persen etanol. Bahlil mengklaim itu sebagai proyek energi bersih lanjutan, setelah sebelumnya memulai program biodiesel.

"Kemarin malam sudah kami rapat dengan Pak Presiden. Pak Presiden sudah menyetujui untuk direncanakan mandatori 10 persen etanol. Dengan demikian kita akan campur bensin kita dengan etanol," ujarnya di Jakarta, Selasa (7/10/2025).

"Tujuannya apa? Agar tidak kita import banyak dan juga untuk membuat minyak yang bersih, yang ramah lingkungan," kata Bahlil.

Selain transisi energi, program E10 juga diklaim bakal membuat Indonesia lebih mandiri secara energi. Bahlil menyatakan, kebutuhan BBM domestik saat ini masih sangat tergantung kepada impor.

"Sekarang potret kita, konsumsi kita BBM itu 1,6 juta barel per day. Dan lifting kita kurang lebih sekitar 600 juta barel (per hari). Jadi kita itu impor 1 juta barel per day," ungkap dia.

Target itu perlahan telah dijajaki lewat program B40, alias campuran produk biosolar dengan 40 persen minyak sawit mentah (CPO). "Di 2025, rencana pemerintah akan mendorong ke B50. Jadi dengan demikian kita tidak lagi impor solar di 2025," tegas Bahlil.

 

Promosi 1
2 dari 3 halaman

Praktik Lazim di Banyak Negara

Terpisah, Pertamina Patra Niaga menegaskan bahwa pencampuran etanol dalam Bahan Bakar Minyak (BBM) merupakan praktik terbaik internasional yang sudah lama diterapkan di banyak negara. Langkah ini mendukung transisi energi berkelanjutan, mengurangi emisi karbon, serta meningkatkan kualitas udara.

Etanol sendiri berasal dari bahan alami seperti tebu atau jagung, sehingga lebih ramah lingkungan dibandingkan bahan bakar fosil murni. Dengan adanya campuran etanol, emisi gas buang kendaraan dapat ditekan sehingga kualitas udara perkotaan bisa lebih baik.

Sejumlah negara telah sukses mengadopsi etanol dalam BBM. Amerika Serikat, misalnya, melalui program Renewable Fuel Standard (RFS) telah menggunakan E10 hingga E85 untuk kendaraan tertentu.

 

3 dari 3 halaman

Brasil Pelopor Campuran Etanol

Brasil menjadi pelopor dengan campuran E27 berbasis tebu yang digunakan secara luas. Uni Eropa pun menjadikan E10 sebagai standar di berbagai negara seperti Prancis, Jerman, dan Inggris. Bahkan, India menargetkan campuran E20 pada 2030 untuk mendukung transportasi rendah karbon.

Pj Corporate Secretary Pertamina Patra Niaga Roberth MV Dumatubun menjelaskan, penggunaan etanol dalam BBM bukan hal baru, melainkan praktik yang sudah mapan secara global.

"Implementasi ini terbukti berhasil mengurangi emisi gas buang, menekan ketergantungan pada bahan bakar fosil murni, serta mendukung peningkatan perekonomian masyarakat lokal melalui pemanfaatan bahan baku pertanian," ujar dia beberapa waktu lalu.

 

 

EnamPlus