Liputan6.com, Jakarta - Miliarder Jeff Bezos menuturkan, jika Anda ingin menjadi pengusaha sukses tak harus memulai bisnis pada usia 20 tahun.
Jeff Bezos malah merekomendasikan seseorang untuk bekerja di perusahaan yang sukses dan mapan selama beberapa tahun sebelum merintis usaha sendiri.
Mengutip CNBC, Senin (11/10/2025), Jeff Bezos menuturkan, alih-alih menunda kesuksesan, memperoleh pengalaman langsung yang berharga tersebut untuk meningkatkan peluang Anda untuk meluncurkan bisnis sendiri yang sukses.
Advertisement
“Saya selalu menyarankan anak muda, bekerjalah di perusahaan dengan praktik terbaik di mana Anda dapat mempelajari banyak hal mendasar seperti cara merekrut dengan baik, cara wawancara,” ujar Bezos.
Ia menuturkan, ada banyak hal yang akan dipelajari di perusahaan hebat yang akan membantu seseorang dan masih banyak waktu untuk memulai perusahaan setelah Anda menyerapnya.
Banyak pengusaha telah mendirikan perusahaan rintisan bernilai miliaran dolar Amerikat Serikat (AS) setelah putus kuliah, dan tidak pernah memperoleh pengalaman kerja yang substansial sebelumnya.
Namun, Jeff Bezos menyebutkan kisah-kisah sukses itu sebagai “pengecualiaan”, sebuah sikap yang wajar mengingat mayoritas startup yang didukung modal ventura gagal dan yang berhasil biasanya dipimpin oleh pendiri yang lebih tua dan berpengalaman, demikian berdasarkan penelitian.
Disarankan Bekerja Dulu di Perusahaan Teknologi
Pada 2021, TechCrunch menganalisis lebih dari 150 pendiri dari program akselerator Y Combinator yang startup-nya berhasil mencapai valuasi setidaknya USD 1 miliar atau Rp 16,56 triliun (asumsi kurs dolar AS terhadap rupiah di kisaran 16.560).
Usia rata-rata mereka saat mendirikan startup tersebut hanya sedikit di atas 28 tahun.
Usia rata-rata pendiri startup dengan pertumbuhan tinggi yang didefinisikan sebagai 0,1% teratas dari bisnis baru dengan pertumbuhan tercepat di Amerika Serikat adalah 45 tahun, menurut sebuah studi pada 2019 dari peneliti di Massachusetts Instsitute of Technology.
"Membangun perusahaan yang besar dan berdampak bisa memakan waktu bertahun-tahun, tetapi calon pendiri tidak perlu merasa tertekan untuk memulai pada usia muda,” tulis mitra Y Combinator dan salah satu pendiri Twitch, Michael Seibel dalam sebuah unggahan di blog pada 2017.
"Saran terbaik saya adalah pindah ke pusat teknologi (sebaiknya di Bay Area) dan bekerja di perusahaan teknologi sampai Anda bisa menabung, berteman dengan calon rekan tim yang tepat, atau menemukan masalah yang Anda minati,” tulis Seibel.
Ia mengatakan, tidak masalah menunda untuk memulai demi memberi Anda peluang sukses terbaik.
Advertisement
Jeff Bezos Berusia 30 Tahun saat Meluncurkan Amazon
Adapun Jeff Bezos berusia 30 tahun ketika meluncurkan Amazon. Setelah lulus dari Universitas Princeton pada 1986 dengan gelar di bidang teknik elektro dan ilmu komputer, Bezos mendapatkan pekerjaan men-debug kode di perusahaan rintisan telekomunikasi, Fitel sebelum bekerja sebagai manajer produk di Banker’s Trust yang sekarang menjadi bagian dari Deutsche Bank.
Dari sana, ia menjadi wakil presiden di sebuah perusahaan dana lindung nilai yang sedang berkembang. D.E Shaw yang fokus pada penggunaan permodelan matematika tingkat lanjut untuk menemukan tren pasar.
Bezos mengatakan kalau belajar banyak hal di Shaw. Pengalaman itu memainkan peran kunci dalam keputusannya untuk meluncurkan Amazon, karena ia ditugaskan di hedge fund tersebut untuk mengidentifikasi peluang yang belum dimanfaatkan pada awal internet.
Ia menemukan statistik yang menunjukkan penggunaan web tumbuh dengan laju 2.300% per tahun yang memicu minatnya untuk meluncurkan bisnis ritel daring.
Pengalaman dan Pengetahuan
Pengalaman dan pengetahuan yang ia peroleh saat meniti karier di tiga perusahaan berbeda memberi peluang sukses yang jauh lebih baik di Amazon dibandingkan jika ia keluar kuliah untuk memulai perusahaan satu dekade sebelumnya.
"Saya pikir pengalaman tambahan 10 tahun itu justru meningkatkan peluang keberhasilan Amazon,” ujar Bezos.
Ia menambahkan kalau tidak menyesal telah meraih gelar sarjananya. “Saya menikmati masa kuliah dan saya pikir itu sangat membantu saya,” ujar dia.
Bahkan Bill Gates, seorang pengusaha yang dulu putus kuliah, pernah mengungkapkan penyesalannya karena meninggalkan lebih awal Universitas Harvard.
Hal ini terutama karena ia sangat menikmati menjalin pertemanan dan mengambil beragam mata kulia mulai dari ilmu komputer hingga sejarah dan psikologi.
Pendiri Microsoft ini pun tidak menganjurkan untuk putus kuliah.
“Saya sangat menyukai pengetahuan yang luas, dan saya pikir ini adalah kasus luar biasa di mana urgensinya sedemikian rupa sehingga kita harus menghentikan masa kuliah untuk melakukan hal lain,” kata dia.
Advertisement