KEMBAR78
Skandal Kredit Macet Hantam Bank AS - Bisnis Liputan6.com
Sukses

Skandal Kredit Macet Hantam Bank AS

Setelah krisis keuangan 2008, regulasi menghalangi bank-bank yang diatur untuk memberikan banyak jenis pinjaman berisiko (seperti hipotek dan kredit mobil subprime), yang kemudian memicu munculnya ribuan NDFI (lembaga keuangan non-bank).

Diterbitkan 18 Oktober 2025, 18:00 WIB

Liputan6.com, Jakarta - Kekhawatiran tiba-tiba menyelimuti dunia keuangan global setelah serangkaian kerugian pinjaman yang tidak terduga muncul dari sudut tersembunyi Wall Street. Padahal, bank-bank besar seperti JPMorgan Chase dan Goldman Sachs baru saja merayakan kuartal yang sukses.

Dikutip dari CNBC, Sabtu (18/10/2025), Zions, sebuah bank regional, pada Rabu malam mengumumkan kerugian hampir total atas pinjaman senilai USD 60 juta setelah menemukan adanya "dugaan salah representasi" dari para peminjam. Sehari setelahnya, bank sejenis, Western Alliance, mengatakan telah menggugat peminjam yang sama—sebuah perusahaan real estat komersial bernama Cantor Group—atas dugaan penipuan.

Insiden ini memicu aksi jual mendalam di antara saham bank-bank regional, bahkan menyeret perbandingan dengan krisis perbankan 2023 yang menumbangkan Silicon Valley Bank.

Kali ini, fokus investor tertuju pada jenis pinjaman spesifik yang diberikan bank kepada Lembaga Keuangan Non-Penyimpanan (NDFI) sebagai sumber potensi penularan risiko.

Kekhawatiran terhadap kualitas kredit memang sudah terasa selama beberapa minggu setelah keruntuhan dua perusahaan terkait mobil di AS pada September.

JPMorgan, bank terbesar di AS, melaporkan kerugian USD 170 juta terkait salah satu perusahaan tersebut, yaitu pemberi pinjaman mobil subprime Tricolor.

Namun, baru setelah kasus dugaan penipuan ketiga yang melibatkan pinjaman kepada NDFI inilah investor tersentak dan khawatir akan skenario terburuk, menurut analis perbankan Truist, Brian Foran.

CEO JPMorgan, Jamie Dimon, memberikan peringatan keras.

"Ketika Anda melihat satu kecoa, kemungkinan ada lebih banyak lagi," kata Dimon pekan ini.

"Semua orang harus mewaspadai hal ini."

Foran mengamini sentimen tersebut, mengutip komentar Dimon yang menurutnya "benar-benar beresonansi dengan orang-orang yang merasa, 'Oh, air laut sedikit surut, dan sekarang kita melihat siapa yang lupa pakai celana renang'."

 

Promosi 1
2 dari 3 halaman

Apa Itu NDFI dan Mengapa Berisiko?

Peristiwa ini menyorot kategori pinjaman yang berkembang pesat yang diberikan oleh bank regional maupun bank investasi global. Setelah krisis keuangan 2008, regulasi menghalangi bank-bank yang diatur untuk memberikan banyak jenis pinjaman berisiko (seperti hipotek dan kredit mobil subprime), yang kemudian memicu munculnya ribuan NDFI (lembaga keuangan non-bank).

Ide awalnya, memindahkan aktivitas berisiko ke luar batas bank yang diatur (di mana kegagalan dijamin oleh FDIC) dianggap sebagai langkah yang baik. Namun, bank tetap menjadi sumber pendanaan utama bagi lembaga non-bank ini. Pinjaman komersial kepada NDFI mencapai $1,14 triliun per Maret, menurut Federal Reserve Bank of St. Louis, menjadikannya kategori pinjaman dengan pertumbuhan tercepat, melonjak 26% per tahun sejak 2012.

"Lonjakan pinjaman NDFI terjadi karena semua regulasi yang berbeda-beda itu bermuara pada satu hal: ada banyak pinjaman yang tidak bisa lagi dilakukan bank, tetapi jika mereka meminjamkan uang kepada pihak lain yang melakukannya, itu dianggap boleh," jelas Foran.

 

3 dari 3 halaman

Reaksi Berlebihan atau Tanda Awal?

Yang paling membuat investor ngeri adalah, meskipun beberapa kerugian pinjaman yang diumumkan relatif kecil, kerugian tersebut hampir merupakan kerugian total (total wipeouts).

"Pinjaman NDFI, karena agunan yang terlibat, biasanya memiliki tingkat kerugian yang lebih tinggi, dan kerugiannya bisa datang dengan sangat cepat dan tiba-tiba," kata analis bank KBW, Catherine Mealor. "Sangat sulit untuk memahami risiko-risiko ini."

Mealor menyebut investor membanjirinya dengan pertanyaan mengenai paparan NDFI, terutama pada bank yang memiliki proporsi pinjaman NDFI tertinggi seperti Western Alliance dan Axos Financial.

Namun demikian, Mealor berpendapat aksi jual saham minggu ini mungkin "reaksi berlebihan," karena bank-bank regional juga mendapat manfaat dari lingkungan suku bunga yang membaik dan meningkatnya aktivitas merger.

Meskipun demikian, ia menyarankan investor untuk berhati-hati. "Anda ingin menghindari perusahaan yang menunjukkan paparan tinggi terhadap pinjaman NDFI," ujarnya.

"Masih banyak perusahaan berkualitas tinggi yang diperdagangkan dengan diskon besar."

Foran menyimpulkan kekhawatiran ini: "Kami benar-benar tidak tahu banyak tentang buku NDFI ini. Orang-orang bertanya-tanya, 'Saya tidak tahu semudah itu bagi bank untuk berpikir mereka punya agunan USD 50 juta, tapi ternyata agunannya nol.'"

EnamPlus