Liputan6.com, Jakarta - Harga emas dunia menguat pada perdagangan Senin (21/10/2025) seiring meningkatnya ekspektasi terhadap pemangkasan suku bunga Amerika Serikat (AS) atau Federeal Reserve (Fed). Kenaikan harga emas dunia juga didorong tingginya permintaan aset safe haven di tengah ketidakpastian ekonomi global.
Para investor kini menanti hasil pembicaraan dagang antara AS dan China serta data inflasi AS yang akan dirilis akhir pekan ini.
Dikutip dari CNBC, Selasa, 21 Oktober 2025, harga emas di pasar spot naik 2,3% menjadi USD 4.347,47 per ounce, sementara kontrak emas berjangka AS untuk pengiriman Desember meningkat 3,6% ke level USD 4.366 per ounce.
Advertisement
Sebelumnya, harga emas sempat menyentuh rekor tertinggi di USD 4.378,69 per ounce pada Jumat lalu, sebelum akhirnya terkoreksi 1,8% — penurunan harian terbesar sejak pertengahan Mei.
Koreksi ini terjadi setelah pernyataan Presiden AS Donald Trump yang meredakan kekhawatiran pasar terkait ketegangan dagang antara Washington dan Beijing.
Artikel Harga Emas Naik Tajam, Dipicu Ekspektasi Pemangkasan Suku Bunga Fed dan Krisis Politik AS menyita perhatian pembaca di Kanal Bisnis Liputan6.com yang dirangkum pada Rabu, (22/10/2025):
1.Harga Emas Naik Tajam, Dipicu Ekspektasi Pemangkasan Suku Bunga Fed dan Krisis Politik AS
Harga emas dunia menguat pada perdagangan Senin (21/10/2025) seiring meningkatnya ekspektasi terhadap pemangkasan suku bunga Amerika Serikat (AS) atau Federeal Reserve (Fed). Kenaikan harga emas dunia juga didorong tingginya permintaan aset safe haven di tengah ketidakpastian ekonomi global.
Para investor kini menanti hasil pembicaraan dagang antara AS dan China serta data inflasi AS yang akan dirilis akhir pekan ini.
Dikutip dari CNBC, Selasa, 21 Oktober 2025, harga emas di pasar spot naik 2,3% menjadi USD 4.347,47 per ounce, sementara kontrak emas berjangka AS untuk pengiriman Desember meningkat 3,6% ke level USD 4.366 per ounce.
Sebelumnya, harga emas sempat menyentuh rekor tertinggi di USD 4.378,69 per ounce pada Jumat lalu, sebelum akhirnya terkoreksi 1,8% — penurunan harian terbesar sejak pertengahan Mei.
Koreksi ini terjadi setelah pernyataan Presiden AS Donald Trump yang meredakan kekhawatiran pasar terkait ketegangan dagang antara Washington dan Beijing.
Advertisement
2.Gara-Gara Bahlil, Prabowo Hampir Tunjuk Zulhas Jadi Menko Ekonomi
Menteri Koordinator Bidang Pangan (Menko Pangan) Zulkifli Hasan bercerita, dirinya di masa awal Kabinet Merah Putih hampir saja ditunjuk oleh Presiden Prabowo Subianto sebagai Menteri Koordinator Bidang Perekonomian. Kemungkinan itu bisa terjadi lantaran ada campur tangan dari Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Bahlil Lahadalia.
Kisah itu diceritakan Menko Zulhas saat berbicara soal kinerja Kemenko Pangan dalam 1 tahun pemerintahan Prabowo-Gibran, Selasa (21/10/2025).
Zulhas mengatakan, mulanya Prabowo yang baru saja menjadi presiden terpilih meminta Bahlil untuk menjadi Menko Ekonomi. Hanya saja, Ketum Partai Golkar tersebut menolak dan mengarahkan pilihannya kepada Zulhas.
"Saya buka rahasia sedikit. Sebetulnya pak Bahlil ditawari Menko Ekonomi. Tapi pak Bahlil canggih ya, dia lempar batu. Jangan pak, jangan saya, itu pak Zul aja. Itu mantan Mendag, mantan Menteri Kehutanan, mantan Ketua MPR juga. Jadi kalau Menko, cocok itu pak Zul. Lempar ke saya," kata Zulhas sambil bercerita.
Gara-gara permintaan itu, Prabowo lantas menyodorkan surat kepada Zulkifli Hasan untuk menjadi Menko Perekonomian. Namun dengan jurus lobinya, Zulhas pada akhirnya bisa mendapat tugas sebagai Menko Pangan.
3. Menkeu Purbaya Bakal Tambah Dana LPDP Ikuti Arahan Prabowo
Kementerian Keuangan akan menambah dana abadi pendidikan yang dikelola Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) senilai Rp 13 triliun. Hal ini sesuai arahan Presiden Prabowo Subianto.
Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa mengatakan, tambahan anggaran itu tak bisa disuntikkan pada 2025.
“Kalau tahun depan bisa, kalau sekarang enggak bisa,” kata Purbaya di Kompleks Istana Kepresidenan Jakarta, Senin malam, seperti dikutip dari Antara, Selasa (21/10/2025).
Purbaya tak merinci alasan tambahan anggaran tidak bisa langsung dikelola 2025. Menkeu Purbaya mengaku belum menerima detail arahan dari Prabowo.
Prabowo menyampaikan idenya untuk menambah dana abadi LPDP saat memberikan pidato pengantar dalam Sidang Kabinet Paripurna, di Istana Negara Jakarta, Senin sore.
Dana itu berasal dari hasil pengembalian kasus korupsi ekspor minyak sawit mentah (CPO) yang diserahkan kepada pemerintah melalui Kejaksaan Agung dan Kementerian Keuangan. Tambahan dana juga bisa berasal dari efisiensi anggaran yang dilakukan oleh pemerintah.
Advertisement