Liputan6.com, Jakarta Real Madrid akan menjamu Juventus pada matchday ketiga league phase Liga Champions 2025/2026. Pertandingan antara dua raksasa Eropa ini akan digelar di Santiago Bernabeu pada Kamis, 23 Oktober 2025, pukul 02.00 WIB.
Dua klub dengan sejarah panjang di kompetisi elite Eropa itu kembali berhadapan setelah tujuh tahun, menghadirkan nuansa nostalgia sekaligus gengsi tinggi. Namun, kali ini, ada kontradiksi nyata antara kedua kubu. Real Madrid mengusung kepercayaan diri penuh seiring dua kemenangan awal, sementara Juventus masih berusaha menemukan ritme terbaiknya.
Di bawah asuhan Xabi Alonso, Los Blancos tampil meyakinkan dan berambisi menegaskan status mereka sebagai raja Eropa. Sebaliknya, Juventus yang kini dilatih Igor Tudor sedang berupaya keluar dari periode inkonsistensi yang membayangi sejak awal musim.
Advertisement
Bentrokan di Bernabeu ini merupakan pertemuan dua tradisi besar yang telah 21 kali beradu di pentas Liga Champions — termasuk dua final yang semuanya dimenangi Real Madrid, pada 1998 dan 2017.
Madrid Percaya Diri di Rumah Sendiri
Real Madrid menatap laga ini dengan modal sempurna. Setelah menang 2-1 atas Marseille pada partai pembuka, mereka menghajar Kairat Almaty 5-0 di Kazakhstan. Kylian Mbappe mencetak hattrick dalam laga tersebut, memastikan timnya melangkah mulus.
Performa impresif itu berlanjut di kancah domestik. Akhir pekan kemarin, Madrid mengalahkan Getafe 1-0 lewat gol menit akhir Mbappe di El Coliseum. Hasil tersebut membuat mereka tetap memimpin klasemen La Liga dengan keunggulan dua poin atas Barcelona, hanya beberapa hari sebelum El Clasico digelar.
Kemenangan di Bernabeu bukan hal asing bagi Madrid. Dalam 13 laga terakhir di fase grup atau fase liga Liga Champions, mereka menang 12 kali dan hanya kalah sekali—itu pun dua tahun lalu dari AC Milan. Rekor tersebut membuat pasukan Xabi Alonso difavoritkan untuk meraih tiga poin lagi di depan publik sendiri.
Setelah tampil solid di dua laga awal, Madrid kini berpeluang besar menegaskan dominasinya di Eropa. Dengan skuad berkualitas dan tren kemenangan di kandang, Los Blancos diyakini akan tetap menjadi lawan yang sulit dihentikan.
Advertisement
Juventus Masih Tertatih
Sementara itu, Juventus datang ke Madrid dengan tekanan yang cukup berat. Klub asal Turin itu baru mengoleksi dua poin dari dua pertandingan pembuka. Pada matchday pertama, mereka hanya mampu bermain imbang 4-4 melawan Borussia Dortmund setelah kebobolan dua gol di akhir laga, lalu membalas dengan dua gol dramatis di masa tambahan waktu.
Kisah serupa terulang di matchday kedua. Saat melawan Villarreal di El Madrigal, Juventus unggul hingga menit-menit akhir, sebelum mantan pemain pinjaman mereka, Renato Veiga, mencetak gol penyeimbang di detik terakhir. Laga itu berakhir 2-2, menambah panjang catatan imbang mereka menjadi lima pertandingan beruntun — rekor terpanjang dalam hampir dua dekade.
Masalah utama Juventus adalah konsistensi, terutama dalam laga tandang. Mereka hanya menang sekali dari 11 pertandingan terakhir di ajang Eropa. Kekalahan 0-2 dari Como di Serie A akhir pekan lalu semakin menambah beban mental tim yang kini berada di posisi kelima klasemen.
Tudor harus segera menemukan solusi agar Juventus tidak kembali gagal di level tertinggi. Dengan performa yang belum stabil dan efektivitas serangan yang masih lemah, tantangan di Bernabeu jelas bukan hal mudah. Namun, inilah momen bagi Si Nyonya Tua untuk menunjukkan bahwa mereka masih memiliki daya saing di panggung Eropa.