KEMBAR78
Al-Quran Isyarat, Cerminan Islam yang Inklusif - Disabilitas Liputan6.com
Sukses

Al-Quran Isyarat, Cerminan Islam yang Inklusif

Teman-teman Tuli berhak mendapatkan akses terhadap Al-Quran dengan mushaf isyarat.

Diterbitkan 15 Oktober 2025, 13:45 WIB

Liputan6.com, Jakarta Al-Quran isyarat adalah mushaf (salinan) yang digunakan untuk teman Tuli atau disabilitas rungu.

Kepala Corps Dai Dompet Dhuafa (Cordofa), Ahmad Pranggono mengatakkan untuk dapat membaca Al-Quran isyarat, teman Tuli membutuhkan guru yang cakap. Maka dari itu, digelarlah pelatihan Al-Quran isyarat untuk guru agama Islam Sekolah Luar Biasa (SLB) se-Jabodetabek di Jakarta pada 27 September 2025.

“Pelatihan Al-Quran isyarat ini sebagai bentuk pengejawantahan dari Islam yang inklusif untuk semua umat manusia. Hal ini menjadi latar belakang besar Cordofa mengajak guru-guru SLB se-Jabodetabek untuk belajar Al-Quran isyarat,” kata Ahmad mengutip keterangan tertulis, Selasa (14/10/2025).

Ahmad menambahkan, teman-teman Tuli berhak untuk mendapatkan akses terhadap Al-Quran. Dia melihat, ada gap antara Al-Quran sebagai petunjuk bagi seluruh umat manusia dan manusia yang butuh cara khusus untuk bisa mengakses Al-Quran. Maka pelatihan Al-Quran isyarat kepada guru-guru SLB mencoba menutup kekosongan itu.

“Harapannya dengan diadakan pelatihan ini, nanti para guru ini punya kemampuan untuk mengajar anak-anak Tuli sehingga anak-anak Tuli pun memiliki akses yang sama kepada Al-Quran untuk petunjuk hidup bagi mereka, baik kebahagiaan di dunia maupun kebahagiaan di akhirat,” ucap Ahmad Pranggono.

Dia menilai, pelatihan Al-Quran isyarat ini bukan hanya membuka akses terhadap Al-Quran, tetapi juga menegaskan bahwa setiap muslim, tanpa terkecuali, berhak merasakan hidayah dan keberkahan dari kitab sucinya.

 

Promosi 1
2 dari 5 halaman

Metode Mengisyaratkan Teks Al-Quran

Setidaknya ada dua metode yang umumnya dipelajari teman Tuli dalam mengisyaratkan teks Al-Quran, yaitu Kitabah dan Tilawah.

“Metode kitabah cara mengisyaratkan apa yang tertulis dalam mushaf Al-Quran. Sedangkan metode tilawah cara mengisyaratkan apa yang diucapkan/dilafalkan. Jadi bacaan dengan hukum tajwidnya harus dibaca seperti apa,” kata salah satu pengajar dari LPMQ, Muhammad Mundzir, dalam pelatihan tersebut.

Mundzir menuturkan, dua metode ini membantu guru memetakan kompetensi anak-anak Tuli. Keduanya tidak bisa sekaligus dikuasai oleh anak-anak Tuli, tapi setidaknya dua metode ini perlu diajarkan guru kepada mereka. Pelatihan ini penting karena literasi dan pendidikan Al-Quran untuk teman Tuli perlu menjadi perhatian bersama.

Tersedianya guru yang memahami Al-Quran isyarat mengisi celah kosong dalam upaya peningkatan literasi dan pendidikan Al-Quran bagi teman Tuli. Mundzir menambahkan, melalui pelatihan ini teman-teman Tuli punya kesempatan yang setara untuk mengakses Al-Quran.

“Pelatihan ini juga memberikan kesempatan bagi teman-teman Tuli untuk tidak sekadar menjadi objek, tetapi menjadikan mereka sebagai subjek. Jadikan mereka makhluk pertama, bukan makhluk kedua,” ucap Mundzir.

 

3 dari 5 halaman

Isyaratkan Al-Quran dengan Lebih Mantap dan Terarah

Cara khusus membaca Al-Quran untuk teman Tuli belum sepopuler Al-Quran braille untuk penyandang disabilitas netra.

Masih banyak guru yang mengajarkan teman Tuli hanya dengan cara yang terbatas. Kabar baiknya saat ini sudah ada mushaf Al-Quran isyarat yang dikeluarkan Kementerian Agama dan LPMQ pada tahun 2023.

Adanya mushaf ini masih perlu dibantu dengan guru-guru yang memahami pedoman membaca Al-Quran isyarat. Agar penggunaan mushaf Al-Quran isyarat bisa dijangkau teman-teman Tuli.

“Sebelum tahun 2020 saya mengajarkan huruf hijaiyah ke murid Tuli hanya sebatas mengenalkan gambar saja. Tapi sekarang sudah pakem Al-Quran isyarat yang disahkan Kementerian Agama. Jadi kita nggak ragu lagi, semakin mantap dan terarah mengajarkan Al-Quran kepada murid-murid Tuli,” kata Anik Khorida (45), Guru SLB BC Alfiany Cengkareng Barat.

Anik Khorida mengungkapkan pelatihan Al-Qur’an isyarat ini menambah pemahamannya dalam metode pengajaran mengaji isyarat yang baik ke murid-muridnya.

“Ini sebagai jalan keluar. Saya sebagai seorang guru dulunya bingung cara mengajarkan Al-Quran ke teman Tuli itu seperti apa dan bagaimana. Dengan pelatihan ini kita jadi terarah. Dan untuk anak-anak Tuli, mereka bisa mengerti Al-Quran,” kata Anik mengutip laman dompetdhuafa.org, Selasa (14/10/2025).

 

4 dari 5 halaman

Sempurnakan Cara Belajar Al-Quran Teman Tuli

Sementara, guru di SLB Bina Insani Kota Depok, Marno (58) mengatakan bahwa pelatihan Al-Quran isyarat ini menjadi penyempurna pengajaran Al-Quran yang diterapkan di sekolah.

“Ini menyempurnakan cara belajar Al-Quran teman-teman Tuli. Dengan pelatihan ini cara mengaji teman Tuli bisa lebih berkembang,” ujar Marno.

Sumarno menambahkan, dengan adanya Al-Quran isyarat dengan pedoman yang pakem memudahkan teman-teman Tuli menjadi guru mengaji untuk teman sebayanya.

“Kalau anak Tuli bisa mengaji dengan isyarat, teman-temannya akan termotivasi untuk bisa juga. Murid Tuli yang sudah bisa memahami bisa menjadi tutor sebaya untuk temannya,” tutur Marno.

Marno melanjutkan, dengan memahami Al-Quran isyarat, sebagai muslim teman-teman Tuli punya hak dan kesempatan untuk bisa mengambil manfaat dari Al-Quran.

 

 

5 dari 5 halaman

Al-Quran Isyarat adalah Hal Baru di Indonesia

Dalam keterangan yang sama, Kepala Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Quran (LPMQ) Kementerian Agama RI, Dr. Abdul Aziz Sidqi, M.Ag, menyampaikan apresiasi kepada Dompet Dhuafa dalam penyelenggaraan pelatihan Al-Quran isyarat.

Dalam hal ini Dompet Dhuafa membantu kerja LPMQ dan Kementerian Agama dalam men-syiarkan Al-Quran isyarat ke masyarakat.

“Al-Quran isyarat ini hal baru. Sangat baru di Indonesia, bahkan di dunia sehingga perlu terus-menerus diberikan kepada masyarakat untuk mengetahui dan mempelajari Al-Quran isyarat,” ujar Abdul Aziz.

Dia menambahkan, mushaf Al-Quran isyarat ini merupakan hasil dari kerja LPMQ dan komunitas-komunitas Tuli secara mendalam selama 2-3 tahun terakhir. Pengajaran Al-Quran isyarat melalui pelatihan membantu meluasnya penggunaan mushaf tersebut.

“Peran lembaga filantropi seperti Dompet Dhuafa dalam menyebarkan Al-Quran isyarat lewat pelatihan-pelatihan sangatlah bagus. Kami berharap ini bisa berkelanjutan,” ujar Abdul Aziz.

EnamPlus