KEMBAR78
Tata Cara Wudhu yang Benar Menurut Hukum Islam - Feeds Liputan6.com
Sukses

Tata Cara Wudhu yang Benar Menurut Hukum Islam

Tata cara ambil air wudhu telah dijelaskan secara rinci mulai dari niat hingga urutan membasuh anggota tubuh. Setiap langkah wudhu memiliki hikmah tersendiri, baik secara spiritual maupun dari sisi kebersihan diri.

Diterbitkan 16 September 2025, 14:19 WIB

Liputan6.com, Jakarta Wudhu merupakan salah satu syarat sah dalam melaksanakan ibadah shalat. Dengan berwudhu, seorang muslim membersihkan diri dari hadas kecil menggunakan air wudhu sesuai tuntunan syariat. Proses ini tidak sekadar aktivitas mencuci anggota tubuh, melainkan juga ibadah yang memiliki nilai spiritual tinggi. Oleh karena itu, penting memahami tata cara wudhu yang benar agar ibadah shalat menjadi sah dan diterima.

Dalam ajaran hukum Islam, tata cara ambil air wudhu telah dijelaskan secara rinci mulai dari niat hingga urutan membasuh anggota tubuh. Setiap langkah wudhu memiliki hikmah tersendiri, baik secara spiritual maupun dari sisi kebersihan diri. Dengan memahami tata cara yang benar, umat muslim dapat melaksanakan ibadah dengan lebih khusyuk serta menjaga kesucian sebelum berdiri menghadap Allah SWT.

Promosi 1
2 dari 11 halaman

Dasar Hukum Wudhu

Wudhu merupakan amalan yang hukumnya wajib bagi umat Islam ketika hendak melaksanakan sholat, baik sholat fardhu maupun sunnah, serta ibadah lain yang mensyaratkan kesucian dari hadas kecil. Kewajiban ini bersumber dari Al-Qur’an, salah satunya dalam Surah Al-Ma’idah ayat 6 yang memerintahkan untuk membasuh wajah, tangan hingga siku, mengusap kepala, serta membasuh kaki hingga mata kaki. Dengan demikian, wudhu bukan sekadar ritual bersih diri, melainkan syarat sah ibadah yang tidak boleh ditinggalkan.

Dasar hukum kewajiban berwudhu sebelum shalat terdapat dalam Al-Qur’an Surat Al-Maidah ayat 6:

النَّصُّ العَرَبِيّ: يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْٓا اِذَا قُمْتُمْ اِلَى الصَّلٰوةِ فَاغْسِلُوْا وُجُوْهَكُمْ وَاَيْدِيَكُمْ اِلَى الْمَرَافِقِ وَامْسَحُوْا بِرُءُوْسِكُمْ وَاَرْجُلَكُمْ اِلَى الْكَعْبَيْنِۗ وَاِنْ كُنْتُمْ جُنُبًا فَاطَّهَّرُوْاۗ وَاِنْ كُنْتُمْ مَّرْضٰٓى اَوْ عَلٰى سَفَرٍ اَوْ جَاۤءَ اَحَدٌ مِّنْكُمْ مِّنَ الْغَاۤىِٕطِ اَوْ لٰمَسْتُمُ النِّسَاۤءَ فَلَمْ تَجِدُوْا مَاۤءً فَتَيَمَّمُوْا صَعِيْدًا طَيِّبًا فَامْسَحُوْا بِوُجُوْهِكُمْ وَاَيْدِيْكُمْ مِّنْهُۗ مَا يُرِيْدُ اللّٰهُ لِيَجْعَلَ عَلَيْكُمْ مِّنْ حَرَجٍ وَّلٰكِنْ يُّرِيْدُ لِيُطَهِّرَكُمْ وَلِيُتِمَّ نِعْمَتَهٗ عَلَيْكُمْ لَعَلَّكُمْ تَشْكُرُوْنَ ۝٦

Latin: Yâ ayyuhalladzîna âmanû idzâ qumtum ilash-shalâti faghsilû wujûhakum wa aidiyakum ilal-marâfiqi wamsaḥû biru'ûsikum wa arjulakum ilal-ka‘baîn, wa ing kuntum junuban faṭṭahharû, wa ing kuntum marḍâ au ‘alâ safarin au jâ'a aḥadum minkum minal-ghâ'iṭi au lâmastumun-nisâ'a fa lam tajidû mâ’an fa tayammamû sha‘îdan ṭayyiban famsaḥû biwujûhikum wa aidîkum min-h, mâ yurîdullâhu liyaj‘ala ‘alaikum min ḥaraj, wa lâkin yurîdu liyuṭahhirakum wa liyutimma ni‘matahû ‘alaikum la‘allakum tasykurûn.

Artinya: "Wahai orang-orang yang beriman, apabila kamu berdiri hendak melaksanakan salat, maka basuhlah wajahmu dan tanganmu sampai ke siku serta usaplah kepalamu dan (basuh) kedua kakimu sampai kedua mata kaki. Jika kamu dalam keadaan junub, mandilah. Jika kamu sakit, dalam perjalanan, kembali dari tempat buang air (kakus), atau menyentuh perempuan, lalu tidak memperoleh air, bertayamumlah dengan debu yang baik (suci); usaplah wajahmu dan tanganmu dengan (debu) itu. Allah tidak ingin menjadikan bagimu sedikit pun kesulitan, tetapi Dia hendak membersihkan kamu dan menyempurnakan nikmat-Nya bagimu agar kamu bersyukur."

3 dari 11 halaman

Syarat Sah Wudhu

1. Islam

Wudhu hanya sah jika pelakunya beragama Islam, karena wudhu adalah ibadah khusus bagi umat muslim. Orang yang belum masuk Islam tidak dihukumi sah wudhunya. 

2. Tamyiz (Sudah Bisa Membedakan Baik dan Buruk)

Anak kecil yang belum tamyiz tidak diwajibkan wudhu karena belum mampu memahami dan melaksanakan kewajiban ibadah sesuai aturan. Tamyiz berarti sudah mengerti mana yang benar dan yang salah dalam konteks ibadah. 

3. Bersih dari Haid dan Nifas

Wanita yang sedang mengalami haid atau nifas tidak diwajibkan dan wudhunya dianggap tidak sah jika tetap dilakukan. Dalam keadaan bersih dari haid dan nifas, barulah wudhu bisa dijalankan sesuai syariat. 

4. Tidak Ada Penghalang bagi Air ke Kulit

Bagian anggota wudhu yang wajib dibasuh atau diusap harus bersih dari kerak, cat (yang tidak memungkinkan air meresap), atau benda-lain yang menghalangi air mencapai kulit. Jika ada penghalang, wudhu menjadi tidak sah. 

5. Anggota Wudhu Tidak Memiliki Zat yang Mengubah Sifat Air

Jika ada zat di bagian tubuh yang membasah atau usap yang bisa mengubah sifat air (misalnya ada zat pewarna atau bahan lain), maka air tidak dianggap bersih dalam konteks wudhu. Zat-zat seperti itu harus dihilangkan dulu demi keabsahan. 

6. Mengetahui Bahwa Wudhu Itu Wajib

Pelaku wudhu harus sadar bahwa wudhu itu diwajibkan oleh syariat; tidak boleh dianggap sebagai hal yang sunnah atau optional jika memang sudah diwajibkan. Pengetahuan ini bagian dari syarat sah agar wudhu dikatakan valid. 

7. Tidak Meyakini Syarat Wudhu Wajib Sebagai Sunnah

Keyakinan bahwa bagian-bagian yang wajib dalam wudhu adalah hanya sunnah akan menyebabkannya batal atau tidak sah. Maka pemahaman yang benar tentang kewajiban masing-masing rukun wudhu sangat penting. 

8. Air yang Digunakan Harus Suci dan Mensucikan

Air wudhu harus bersih dari najis dan kondisi yang membuatnya tidak mensucikan. Air yang digunakan juga harus sesuai dengan syarat syariah agar wudhu benar-benar menyucikan dari hadas kecil. 

9. Masuk Waktu Sholat

Wudhu yang dilakukan sebelum waktu sholat berarti pelaksanaan wudhunya harus ketika waktu sholat telah tiba. Wudhu sebelum waktunya belum memenuhi syarat sah terkait waktu. 

10. Muwalah (Kesinambungan dalam Hadats)

Bagi yang terus menerus dalam keadaan berhadats (seperti orang yang sering kehilangan wudhu atau wanita istihadhah), wudhu harus dilakukan muwalah, artinya segera setelah hadats hilang agar tidak terjadi selang waktu panjang yang membuat hadats tetap melekat. 

4 dari 11 halaman

Rukun Wudhu

Rukun wudhu adalah bagian-bagian pokok yang harus dilakukan dalam berwudhu. Jika salah satu rukun ini ditinggalkan, maka wudhu dianggap tidak sah. Berikut adalah penjelasan detail mengenai rukun-rukun wudhu:

  1. Niat

    Niat adalah rukun pertama dan sangat penting dalam wudhu. Niat dilakukan di dalam hati dan tidak perlu diucapkan dengan lisan. Niat wudhu adalah bermaksud untuk menghilangkan hadas kecil atau membolehkan sesuatu yang tadinya tidak boleh dikerjakan karena berhadas kecil, seperti shalat. Waktu niat adalah bersamaan dengan membasuh muka atau sesaat sebelumnya.

  2. Membasuh Wajah

    Membasuh wajah dilakukan dari tempat tumbuhnya rambut kepala bagian atas hingga dagu, dan dari telinga kanan hingga telinga kiri. Pastikan air membasahi seluruh permukaan wajah, termasuk bagian antara jenggot yang lebat. Untuk yang memiliki jenggot tipis, air harus sampai ke kulit di balik jenggot.

  3. Membasuh Kedua Tangan Sampai Siku

    Membasuh kedua tangan dimulai dari ujung jari hingga siku, termasuk siku. Pastikan air membasahi seluruh permukaan tangan, termasuk sela-sela jari. Jika seseorang memakai cincin, harus digerakkan agar air dapat masuk ke bawahnya.

  4. Mengusap Sebagian Kepala

    Mengusap sebagian kepala cukup dilakukan pada sebagian kecil rambut atau kulit kepala. Namun, lebih utama jika mengusap seluruh kepala. Cara mengusap adalah dengan membasahi tangan dengan air, lalu mengusapkannya ke kepala dari depan ke belakang dan kembali ke depan.

  5. Membasuh Kedua Kaki Sampai Mata Kaki

    Membasuh kedua kaki dilakukan dari ujung jari kaki hingga mata kaki, termasuk mata kaki. Pastikan air membasahi seluruh permukaan kaki, termasuk sela-sela jari kaki.

  6. Tertib

    Tertib artinya melakukan rukun-rukun wudhu sesuai dengan urutan yang telah disebutkan di atas. Tidak boleh mendahulukan atau mengakhirkan salah satu rukun dari urutannya.

Selain rukun-rukun di atas, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan:

  • Membasuh anggota wudhu sebanyak tiga kali adalah sunnah, namun cukup satu kali untuk keabsahan wudhu.
  • Memastikan air sampai ke seluruh bagian yang wajib dibasuh, termasuk bagian-bagian yang sulit dijangkau seperti siku dan mata kaki.
  • Menggosok anggota wudhu untuk memastikan air benar-benar membasahi kulit.
5 dari 11 halaman

Sunnah-Sunnah Wudhu

Selain rukun-rukun wajib, terdapat beberapa sunnah dalam wudhu yang jika dilaksanakan akan menambah kesempurnaan dan pahala wudhu. Berikut adalah penjelasan rinci mengenai sunnah-sunnah dalam wudhu:

  1. Membaca Basmalah

    Dianjurkan untuk memulai wudhu dengan membaca "Bismillahirrahmanirrahim". Hal ini berdasarkan hadits Rasulullah SAW yang menyatakan bahwa tidak ada wudhu bagi orang yang tidak menyebut nama Allah.

  2. Mencuci Kedua Telapak Tangan

    Sebelum memulai rukun wudhu, disunnahkan untuk mencuci kedua telapak tangan sebanyak tiga kali. Ini dilakukan untuk memastikan kebersihan tangan sebelum digunakan untuk membasuh anggota wudhu lainnya.

  3. Berkumur-kumur

    Berkumur-kumur dilakukan dengan memasukkan air ke dalam mulut, menggerakkannya, lalu membuangnya. Ini dilakukan sebanyak tiga kali dan bertujuan untuk membersihkan mulut.

  4. Istinsyaq dan Istintsar

    Istinsyaq adalah memasukkan air ke dalam hidung, sedangkan istintsar adalah mengeluarkannya. Kedua hal ini dilakukan sebanyak tiga kali untuk membersihkan hidung.

  5. Menyela-nyela Jenggot yang Lebat

    Bagi yang memiliki jenggot lebat, disunnahkan untuk menyela-nyelanya dengan jari agar air dapat mencapai kulit di bawahnya.

  6. Menyela-nyela Jari Tangan dan Kaki

    Disunnahkan untuk menyela-nyela jari tangan dan kaki untuk memastikan air mencapai seluruh bagian, termasuk sela-sela jari.

  7. Mendahulukan Anggota Kanan

    Dalam membasuh tangan dan kaki, disunnahkan untuk mendahulukan yang kanan daripada yang kiri.

  8. Membasuh Tiga Kali

    Membasuh setiap anggota wudhu sebanyak tiga kali adalah sunnah, meskipun satu kali sudah cukup untuk keabsahan wudhu.

  9. Mengusap Seluruh Kepala

    Meskipun yang wajib hanya sebagian, mengusap seluruh kepala dari depan ke belakang dan kembali ke depan adalah sunnah.

  10. Mengusap Kedua Telinga

    Setelah mengusap kepala, disunnahkan untuk mengusap kedua telinga bagian luar dan dalam dengan air yang baru.

  11. Memperpanjang Basuhan (At-Tahjiil)

    Memperpanjang basuhan pada wajah, tangan, dan kaki melebihi batas wajib adalah sunnah yang dapat menambah pahala.

  12. Berdoa Setelah Wudhu

    Setelah selesai berwudhu, disunnahkan untuk membaca doa yang ma'tsur dari Rasulullah SAW.

Melaksanakan sunnah-sunnah wudhu ini tidak hanya menambah kesempurnaan wudhu, tetapi juga meningkatkan kualitas ibadah secara keseluruhan. Rasulullah SAW bersabda:

"Barangsiapa yang berwudhu dan menyempurnakan wudhunya, maka akan keluar dosa-dosanya dari seluruh jasadnya, bahkan dari bawah kuku-kukunya." (HR. Muslim)

6 dari 11 halaman

Tata Cara Berwudhu yang Benar

Berikut panduan lengkap mengenai tata cara berwudhu yang benar sesuai dengan sunnah Rasulullah SAW:

  1. Niat

    Mulailah dengan berniat dalam hati untuk berwudhu. Niat ini tidak perlu diucapkan, cukup di dalam hati. Contoh niat: "Saya berniat berwudhu untuk menghilangkan hadas kecil, fardhu karena Allah Ta'ala."

  2. Membaca Basmalah

    Ucapkan "Bismillahirrahmanirrahim" sebelum memulai wudhu.

  3. Mencuci Kedua Telapak Tangan

    Cuci kedua telapak tangan sebanyak tiga kali, termasuk sela-sela jari.

  4. Berkumur dan Istinsyaq

    Ambil air dengan tangan kanan, berkumur-kumur sebanyak tiga kali. Kemudian, dengan tangan yang sama, hirup air ke dalam hidung (istinsyaq) dan keluarkan (istintsar) sebanyak tiga kali.

  5. Membasuh Wajah

    Basuh seluruh wajah dari batas tumbuhnya rambut kepala hingga bawah dagu, dan dari telinga kanan ke telinga kiri, sebanyak tiga kali. Pastikan air membasahi seluruh permukaan wajah.

  6. Membasuh Kedua Tangan

    Basuh tangan kanan dari ujung jari hingga siku, termasuk sikunya, sebanyak tiga kali. Lakukan hal yang sama pada tangan kiri. Pastikan untuk menyela-nyela jari.

  7. Mengusap Kepala

    Basahi kedua tangan dengan air, lalu usapkan ke kepala dari depan ke belakang dan kembali ke depan sebanyak satu kali.

  8. Mengusap Kedua Telinga

    Dengan air yang baru, usap bagian luar dan dalam telinga dengan jari telunjuk dan ibu jari.

  9. Membasuh Kedua Kaki

    Basuh kaki kanan dari ujung jari hingga mata kaki, termasuk mata kakinya, sebanyak tiga kali. Lakukan hal yang sama pada kaki kiri. Pastikan untuk menyela-nyela jari kaki.

  10. Berdoa Setelah Wudhu

    Setelah selesai, berdoalah dengan doa yang diajarkan Rasulullah SAW.

Beberapa hal penting yang perlu diperhatikan saat berwudhu:

  • Lakukan setiap langkah dengan tertib sesuai urutan yang disebutkan.
  • Pastikan air mencapai seluruh bagian yang wajib dibasuh.
  • Jangan berlebihan dalam menggunakan air, namun juga jangan terlalu sedikit sehingga tidak membasahi dengan sempurna.
  • Lakukan dengan tenang dan khusyuk, mengingat bahwa wudhu adalah ibadah dan persiapan untuk menghadap Allah SWT.
7 dari 11 halaman

Bacaan Niat dan Doa setelah Wudhu

Niat Wudhu

Niat dilakukan di dalam hati saat mulai membasuh wajah. Lafal niat yang bisa dibaca:

نَوَيْتُ رَفْعَ الحَدَثِ لِلهِ تَعَالَى

Nawaytu raf‘al hadatsi lillāhi ta’ālā

نَوَيْتُ فَرْضَ الوُضُوْءِ لِلهِ تَعَالَى

Nawaytu fardhal wudhū’i lillāhi ta’ālā

نَوَيْتُ الوُضُوْءَ لِلهِ تَعَالَى

Nawaytul wudhū’a lillāhi ta’ālā

نَوَيْتُ الطَّهَارَةَ عَنِ الحَدَثِ لِلهِ تَعَالَى

Nawaytut thahārata anil hadatsi lillāhi ta’ālā

Artinya:

“Aku berniat mengangkat hadas kecil karena Allah Ta’ala.”

Doa Setelah Wudhu

Setelah wudhu selesai, dianjurkan membaca doa berikut:

Arab:

أَشْهَدُ أَنْ لَا إلَهَ إلَّا اللَّهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ، وَرَسُولُهُ، اللَّهُمَّ اجْعَلْنِي مِنْ التَّوَّابِينَ، وَاجْعَلْنِي مِنْ الْمُتَطَهِّرِينَ، سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ وَبِحَمْدِكَ أَشْهَدُ أَنْ لَا إلَهَ إلَّا أَنْتَ أَسْتَغْفِرُكَ، وَأَتُوبُ إلَيْكَ

Latin:

Asyhadu an lā ilāha illallāhu wahdahū lā syarīka lahū, wa asyhadu anna Muhammadan abduhū wa rasūluhū. Allāhummaj‘alnī minat tawwābīna, waj‘alnī minal mutathahhirīna. Subhānakallāhumma wa bi hamdika asyhadu an lā ilāha illā anta, astaghfiruka, wa atūbu ilayka.

Artinya:

“Aku bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah yang Maha Esa tiada sekutu bagi-Nya, dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba dan utusan-Nya. Ya Allah, jadikanlah aku termasuk golongan orang-orang yang bertaubat dan termasuk golongan orang-orang yang suci. Maha Suci Engkau Ya Allah, segala puji hanya bagi-Mu. Aku bersaksi tiada sesembahan selain Engkau, aku memohon ampun dan bertaubat kepada-Mu.”

 
8 dari 11 halaman

Manfaat Berwudhu

 

  1. Membersihkan Fisik

    Wudhu membantu membersihkan bagian-bagian tubuh yang sering terkena kotoran dan kuman, seperti tangan, mulut, hidung, wajah, dan kaki.

  2. Menyegarkan Tubuh

    Air yang digunakan saat berwudhu dapat menyegarkan tubuh dan membantu meningkatkan sirkulasi darah.

  3. Menenangkan Pikiran

    Proses berwudhu yang dilakukan dengan tenang dan khusyuk dapat membantu menenangkan pikiran dan mengurangi stres.

  4. Meningkatkan Kesehatan Kulit

    Membasuh wajah secara teratur dapat membantu membersihkan pori-pori dan menjaga kesehatan kulit.

  5. Mencegah Penyakit

    Membersihkan hidung dan mulut saat berwudhu dapat membantu mencegah masuknya kuman dan virus ke dalam tubuh.

  6. Meningkatkan Konsentrasi

    Wudhu yang dilakukan sebelum shalat atau membaca Al-Qur'an dapat membantu meningkatkan konsentrasi dalam beribadah.

 

9 dari 11 halaman

Hal-Hal yang Membatalkan Wudhu

1. Buang Air Kecil atau Besar

Ketika seseorang buang air kecil atau besar, maka wudhunya otomatis batal. Hal ini ditegaskan dalam QS. Al-Maidah: 6 yang memerintahkan bersuci sebelum shalat.

2. Mengeluarkan Wadi

Wadi adalah cairan putih kental yang biasanya keluar setelah kencing. Jika keluar, maka wajib mencuci kemaluan dan berwudhu kembali.

2. Mengeluarkan Madzi

Madzi berupa cairan bening lengket yang keluar karena rangsangan syahwat. Cara menyucikannya cukup dengan mencuci kemaluan dan berwudhu ulang.

3. Mengeluarkan Kentut

Kentut, baik bersuara maupun tidak, membatalkan wudhu. Hal ini sesuai hadis Rasulullah SAW yang diriwayatkan Abu Hurairah.

4. Menyentuh Kemaluan dengan Sengaja

Menyentuh kemaluan secara langsung tanpa penghalang membatalkan wudhu. Berdasarkan hadis Busrah binti Safwan RA, Rasulullah SAW memerintahkan wudhu ulang jika hal ini terjadi.

5. Tidur Nyenyak Berbaring

Tidur dalam posisi berbaring hingga kehilangan kesadaran dapat membatalkan wudhu. Karena dalam keadaan ini, seseorang tidak lagi bisa mengontrol kemungkinan keluar hadas kecil.

10 dari 11 halaman

Kesalahan Umum saat Wudhu

1. Berlebihan dalam menggunakan air

Rasulullah SAW mengajarkan untuk berwudhu dengan hemat air. Berlebihan dalam menggunakan air saat wudhu tidak dianjurkan dan bahkan bisa termasuk pemborosan.

2. Tidak membasuh seluruh bagian yang wajib

Terkadang ada bagian-bagian yang terlewat saat berwudhu, seperti siku atau mata kaki. Pastikan seluruh bagian yang wajib dibasuh benar-benar terbasuh air.

3. Berbicara saat berwudhu

Sebaiknya fokus dan tidak berbicara hal-hal yang tidak perlu saat berwudhu agar lebih khusyuk

4. Tidak tertib

Melakukan urutan wudhu secara acak atau tidak sesuai dengan yang diajarkan Rasulullah SAW.

5. Ragu-ragu dalam berwudhu

Terlalu sering mengulang-ulang basuhan karena was-was atau ragu dapat mengurangi kekhusyukan dalam berwudhu.

 

 
11 dari 11 halaman

Pertanyaan seputar Wudhu

Apakah wudhu batal jika tertidur sebentar?

Tidur ringan yang tidak sampai menghilangkan kesadaran sepenuhnya tidak membatalkan wudhu, selama tidak ada sesuatu yang keluar dari dua jalan.

Bolehkah berwudhu menggunakan air laut?

Ya, air laut termasuk air yang suci dan menyucikan, sehingga boleh digunakan untuk berwudhu.

Apakah wanita haid perlu berwudhu untuk membaca Al-Qur'an?

Menurut pendapat mayoritas ulama, wanita haid tidak diperbolehkan menyentuh mushaf Al-Qur'an. Namun, dia boleh membaca Al-Qur'an tanpa menyentuh mushafnya, dan tidak perlu berwudhu untuk ini.

Bagaimana cara berwudhu jika menggunakan cat kuku?

Cat kuku menghalangi air sampai ke kuku, sehingga sebaiknya dihilangkan sebelum berwudhu. Jika tidak memungkinkan, dapat menggunakan tayamum sebagai pengganti wudhu.

Apakah wudhu batal jika makan atau minum?

Makan atau minum tidak membatalkan wudhu menurut pendapat mayoritas ulama.

 

EnamPlus