KEMBAR78
Apa Itu BRICS yang Diikuti Indonesia? - Global Liputan6.com
Sukses

Apa Itu BRICS yang Diikuti Indonesia?

BRICS adalah kelompok negara berkembang yang kini beranggotakan Indonesia. Simak pengertian dan tujuannya dalam artikel berikut ini.

Diterbitkan 08 Juli 2025, 12:05 WIB

Liputan6.com, Sao Paolo - Apa itu BRICS? Pertanyaan ini mencuat seiring dengan bergabungnya Indonesia secara resmi ke dalam kelompok negara-negara berkembang tersebut.

Melansir Antara News, Selasa (8/7/2025), BRICS adalah merupakan akronim dari Brasil, Rusia, India, China, dan Afrika Selatan, telah menjadi kekuatan ekonomi dan geopolitik yang semakin berpengaruh di dunia.

Indonesia resmi bergabung dengan BRICS pada 6 Januari 2025. Keanggotaan ini menandai babak baru bagi Indonesia dalam percaturan ekonomi dan politik global.

Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto, resmi menghadiri Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) BRICS 2025 yang digelar di Rio de Janeiro, Brasil, pada 6–7 Juli 2025. Kehadiran ini menandai sejarah baru: Indonesia untuk pertama kalinya berpartisipasi sebagai anggota penuh BRICS.

Sebelumnya, BRICS awalnya bernama "BRIC" yang pertama kali diperkenalkan oleh ekonom Goldman Sachs Jim O'Neill dalam penelitian bertajuk "Building Better Global Economic BRICs" yang dirilis tahun 2001.

Dalam penelitian itu, Jim O'Neill mengambarkan empat negara berkembang yakni Brasil, Rusia, India, China, jika pertumbuhannya dipertahankan dapat mendominasi ekonomi global.

Para pemimpin negara Brasil, Rusia, India dan China pertama kali bertemu secara informal di sela-sela KTT G8 Outreach di St Petersburg, Rusia, pada bulan Juli 2006.

Tidak lama setelah itu, pada September 2006, Pertemuan Tingkat Menteri BRICS pertama diadakan atas usulan Presiden Rusia Vladimir Putin di sela-sela Sidang Majelis Umum PBB.

Bergabungnya Afrika Selatan pada tahun 2010, kemudian mengubah akronim menjadi BRICS.

Promosi 1
2 dari 4 halaman

Sejarah dan Perkembangan BRICS

Pada 16 Juni 2009, Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) BRIC pertama kali diadakan di Yekaterinburg, Rusia. Pada KTT BRIC pertama, para pemimpin BRIC mengeluarkan pernyataan bersama melalui sebuah dokumen.

Dalam dokumen tersebut menetapkan tujuan BRIC untuk mempromosikan dialog dan kerja sama di antara negara-negara kami dengan cara yang bertahap, proaktif, pragmatis, terbuka, dan transparan.

Dialog dan kerja sama negara-negara BRIC tidak hanya kondusif untuk melayani kepentingan bersama negara-negara berkembang, tetapi juga untuk membangun dunia yang harmonis dengan perdamaian abadi dan kemakmuran bersama. Dokumen itu menguraikan persepsi bersama tentang cara-cara untuk mengatasi krisis keuangan dan ekonomi global.

Kemudian, pada 2010 Afrika Selatan diterima sebagai anggota penuh pada pertemuan Menteri Luar Negeri BRIC di New York. Kelompok BRIC berganti nama menjadi BRICS (Brazil, Rusia, India, China, Afrika Selatan). Afrika Selatan menghadiri KTT BRICS ke-3 di Sanya, China pada 14 April 2011.

Adapun setiap tahun BRICS membahas isu-isu penting di bawah tiga pilar, yakni kerja sama politik dan keamanan, kerja sama keuangan dan ekonomi, serta kerja sama budaya dan antarmasyarakat.

Sejak awal, BRICS bertujuan untuk meningkatkan kerja sama ekonomi antar negara anggotanya dan meningkatkan posisi negara-negara berkembang di kancah internasional. BRICS juga berupaya untuk menciptakan keseimbangan terhadap dominasi negara-negara maju di Barat. Hal ini diwujudkan melalui berbagai pertemuan dan KTT tahunan untuk mengoordinasikan kebijakan multilateral dan membahas isu-isu strategis global.

Pada tahun 2024, BRICS mengalami perluasan signifikan dengan menerima beberapa anggota baru, termasuk Arab Saudi, Iran, Ethiopia, Uni Emirat Arab, dan Mesir. Ekspansi ini menunjukkan ambisi BRICS untuk memperluas pengaruhnya dan membentuk tatanan dunia yang lebih multipolar. Indonesia kemudian menyusul bergabung pada tahun 2025.

BRICS bukan hanya sekadar kelompok ekonomi, tetapi juga blok geopolitik yang memiliki visi untuk menciptakan tatanan dunia yang lebih inklusif dan seimbang. Dengan bergabungnya Indonesia, BRICS diharapkan semakin mampu memainkan peran penting dalam membentuk masa depan ekonomi global.

3 dari 4 halaman

Tujuan dan Agenda BRICS

Merangkum sejumlah sumber, tujuan utama BRICS adalah memperkuat kerja sama ekonomi antara negara-negara anggotanya. Kerja sama ini mencakup berbagai bidang, seperti perdagangan, investasi, keuangan, dan pembangunan infrastruktur. BRICS juga berupaya untuk meningkatkan koordinasi kebijakan ekonomi dan keuangan untuk menghadapi tantangan global.

Selain itu, BRICS juga memiliki agenda politik yang kuat. BRICS ingin meningkatkan posisi negara-negara berkembang di forum-forum internasional dan mendorong reformasi lembaga-lembaga global, seperti PBB, IMF, dan Bank Dunia. BRICS juga berupaya untuk menciptakan tatanan dunia yang lebih adil dan inklusif, yang mencerminkan kepentingan semua negara.

Salah satu inisiatif penting BRICS adalah pendirian New Development Bank (NDB) pada tahun 2015. NDB bertujuan untuk menyediakan pembiayaan bagi proyek-proyek infrastruktur dan pembangunan berkelanjutan di negara-negara berkembang. NDB menjadi alternatif bagi lembaga-lembaga keuangan tradisional yang didominasi oleh negara-negara maju.

4 dari 4 halaman

Dampak Keanggotaan Indonesia di BRICS

Bergabungnya Indonesia ke dalam BRICS membawa sejumlah potensi manfaat bagi perekonomian Indonesia. Salah satunya adalah peningkatan kerja sama ekonomi dengan negara-negara anggota BRICS. Indonesia berpotensi menarik lebih banyak investasi asing (PMA) dan memperluas akses ke pasar perdagangan internasional.

Negara-negara BRICS seperti China, Rusia, dan India, dilihat sebagai mitra dagang potensial yang menjanjikan. Keanggotaan di BRICS juga dapat membuka peluang bagi Indonesia untuk meningkatkan ekspor produk-produk unggulan, seperti komoditas, manufaktur, dan produk kreatif.

Namun, keanggotaan di BRICS juga menghadirkan sejumlah tantangan. Indonesia perlu meningkatkan daya saing produk dan mempersiapkan strategi diversifikasi pasar untuk menghadapi persaingan yang semakin ketat. Selain itu, Indonesia juga perlu aktif memanfaatkan jalur diplomasi ekonomi untuk memfasilitasi kerja sama dengan anggota BRICS lainnya.

EnamPlus