KEMBAR78
Momen Haru di Palestina: Ribuan Tahanan Pulang ke Rumah - Global Liputan6.com
Sukses

Momen Haru di Palestina: Ribuan Tahanan Pulang ke Rumah

Lautan manusia menyambut kedatangan para tahanan yang akhirnya pulang ke rumah.

Diterbitkan 14 Oktober 2025, 15:07 WIB

Liputan6.com, Gaza - Sorak sorai menggema di berbagai penjuru Palestina pada Senin (13/10/2025) saat Israel membebaskan hampir 2.000 tahanan sebagai bagian dari perjanjian gencatan senjata Gaza.

Kedua pihak saling menukar sandera mereka, dikutip dari laman AP News, Selasa (14/10).

Di Beitunia, Tepi Barat, dan Khan Younis, Gaza, ribuan warga menyambut para tahanan dengan tangisan bahagia, tepuk tangan, dan kibaran bendera. Mereka turun dari bus milik Komite Palang Merah Internasional, disambut dengan pelukan dan sorakan kemenangan.

Banyak yang diangkat ke pundak kerumunan, sementara yang lain hanya bisa duduk kelelahan, dengan wajah tirus dan tubuh lemah setelah bertahun-tahun di balik jeruji besi.

“Itu perjalanan penderitaan yang tak bisa diungkapkan dengan kata-kata — kelaparan, penyiksaan, penghinaan, semua yang bisa Anda bayangkan,” ujar Kamal Abu Shanab (51), warga Tulkarem yang dibebaskan setelah 18 tahun dipenjara.

“Kami hampir tidak mengenalinya,” kata keponakannya, Farah Abu Shanab. “Dia seperti orang lain.”

Abu Shanab ditangkap pada 2007 dan divonis atas tuduhan pelatihan militer dan pembunuhan tak berencana. Ia termasuk dari ribuan warga Palestina yang ditahan tanpa dakwaan sejak konflik dua tahun terakhir.

Selain mereka, sekitar 250 tahanan yang telah divonis juga dibebaskan, sebagian di antaranya dihukum atas serangan mematikan terhadap warga Israel. Sebanyak 154 orang diasingkan ke Mesir, dan sisanya kembali ke rumah mereka di Tepi Barat, Yerusalem Timur, dan Gaza.

Momen Haru dan Luka di Dua Sisi

Bagi warga Palestina, pembebasan para tahanan ini adalah simbol kemenangan dan pengorbanan. Namun bagi Israel, langkah ini menyakitkan, mengingat sebagian dari yang dibebaskan terlibat dalam serangan terhadap warga sipil.

Bagi banyak keluarga Palestina, isu tahanan bukan hanya politik, tapi juga cerita pribadi. Hampir setiap keluarga memiliki kerabat yang pernah mendekam di penjara Israel. Para tahanan dianggap bukan sekadar narapidana, melainkan pejuang kemerdekaan melawan pendudukan yang telah berlangsung puluhan tahun.

Meski begitu, Israel menegaskan bahwa semua proses penahanan dilakukan sesuai hukum, dan pihaknya akan menyelidiki setiap tuduhan pelanggaran.

 

Promosi 1
2 dari 2 halaman

Perayaan dan Peringatan

Di Khan Younis, suasana penuh emosi: tembakan perayaan membahana di udara sementara para tahanan yang dibebaskan langsung menjalani pemeriksaan kesehatan.

Namun di Tepi Barat, perayaan ini diiringi ketegangan. Militer Israel memperingatkan warga agar tidak menggelar aksi dukungan yang bisa dianggap mendukung “organisasi teroris.” Meski begitu, massa tetap berkumpul di sekitar Penjara Ofer, hingga tentara Israel menembakkan gas air mata dan peluru karet untuk membubarkan kerumunan.

Daftar Nama dan Latar Belakang

Dari data Hamas, di antara para tahanan yang dibebaskan terdapat dua perempuan, enam remaja di bawah 18 tahun, serta 30 pria berusia di atas 60 tahun.Sebagian besar dari mereka ditangkap sejak awal 2000-an, saat meletusnya Intifada Kedua, ketika kemarahan memuncak atas pendudukan yang tak kunjung berakhir meski ada proses perdamaian.

Beberapa nama yang menonjol di antara yang dibebaskan:

Raed Sheikh (51) – anggota Fatah, dihukum seumur hidup karena perannya dalam pembunuhan dua tentara Israel tahun 2000.

Mahmoud Issa (57) – komandan Hamas, dihukum seumur hidup sejak 1993 atas penculikan dan pembunuhan polisi Israel.

Abdel Jawad & Mohammed Shamasneh – dua bersaudara anggota Fatah yang terlibat dalam serangan penusukan pada 1990.

Iyad Fatafta (47) – terpidana seumur hidup karena pembunuhan turis Amerika, Kristine Luken.

Namun, sejumlah tahanan profil tinggi seperti Marwan Barghouti, Hassan Salameh, Ahmed Saadat, dan Abbas Al-Sayyed tetap tidak termasuk dalam daftar pembebasan. Barghouti sendiri dianggap banyak pihak sebagai calon kuat penerus Presiden Mahmoud Abbas.

Babak Baru, Luka Lama

Meski pembebasan ini membawa harapan, sekitar 1.300 warga Gaza masih ditahan oleh Israel. Bagi banyak keluarga, hari pembebasan ini adalah campuran antara kebahagiaan dan kesedihan — karena sebagian masih menunggu kepastian nasib orang-orang tercinta mereka.

Di tengah hiruk pikuk perayaan dan bayang-bayang penderitaan, satu hal tampak jelas: kisah para tahanan Palestina tetap menjadi salah satu luka terdalam dan paling simbolis dalam konflik panjang Israel–Palestina.