KEMBAR78
Kemarau 2025 Sampai Kapan? Ini Prediksi BMKG - News Liputan6.com
Sukses

Kemarau 2025 Sampai Kapan? Ini Prediksi BMKG

BMKG memprediksi puncak musim kemarau 2025 terjadi pada Juni-Agustus, dengan dampak kekeringan di beberapa wilayah, namun durasi lebih pendek dari tahun lalu.

Diperbarui 09 Mei 2025, 13:29 WIB

Liputan6.com, Jakarta - Musim kemarau 2025 di Indonesia diperkirakan akan berlangsung lebih singkat dibandingkan tahun-tahun sebelumnya, meskipun tetap berpotensi menimbulkan dampak signifikan di berbagai wilayah. 

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprediksi puncak musim kemarau akan terjadi pada bulan Juni, Juli, dan Agustus. 

Namun, dimulainya musim kemarau tidak serentak di seluruh Indonesia; beberapa daerah seperti Sumatera dan Kalimantan sudah mulai memasuki musim kemarau sejak April, sementara daerah lain menyusul di Mei dan Juni.

Menurut BMKG, sebanyak 403 Zona Musim (ZOM) atau sekitar 57,7% wilayah Indonesia akan memasuki musim kemarau antara April hingga Juni. Nusa Tenggara diprediksi mengalami kemarau lebih awal. Sementara itu, 409 ZOM (sekitar 59%) akan mengalami musim kemarau dengan waktu normal hingga lebih lambat. 

Puncak kemarau diperkirakan terjadi pada Agustus 2025 di sebagian besar wilayah, dengan suhu udara meningkat dan curah hujan mencapai titik terendah. Meskipun demikian, BMKG menekankan bahwa hujan masih akan terjadi selama musim kemarau, meskipun dalam kategori normal.

Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati, menjelaskan bahwa distribusi awal musim kemarau tidak serentak. Beberapa wilayah mengalami percepatan atau kemunduran dibandingkan rata-rata klimatologi 1991-2020. 

Hal ini berdampak pada penyesuaian berbagai sektor produksi dan layanan publik. Variasi ini dipengaruhi oleh suhu permukaan laut dan kelembapan udara, serta perubahan pola angin musiman. 

"Awal musim kemarau di Indonesia diprediksi tidak terjadi secara serempak. Pada bulan April 2025, sebanyak 115 Zona Musim (ZOM) akan memasuki musim kemarau. Jumlah ini akan meningkat pada Mei dan Juni, seiring meluasnya wilayah yang terdampak, termasuk sebagian besar wilayah Jawa, Bali, Nusa Tenggara, Kalimantan, dan Papua," ujar Dwikorita.

Promosi 1
2 dari 3 halaman

Prakiraan Musim Kemarau di Kalimantan Timur

Di Kalimantan Timur, prakiraan musim kemarau bervariasi antar daerah. Kabupaten Berau dan Kutai Timur diperkirakan mengalami kemarau akhir Juni hingga awal Agustus. Kutai Kartanegara dari akhir Juni hingga pertengahan Agustus. 

Kota Bontang akhir Juni dengan puncak Agustus. Samarinda akhir Juni hingga pertengahan Juli, Balikpapan pertengahan Agustus. Penajam Paser Utara awal Juli hingga pertengahan Agustus, dan Paser pertengahan Juli hingga pertengahan Agustus. Uniknya, Kabupaten Mahakam Ulu diprediksi tidak mengalami musim kemarau sama sekali.

Puncak musim kemarau di Kalimantan Timur diprediksi terjadi pada Agustus 2025. BMKG memprediksi masih akan ada hujan selama musim kemarau, mengingat posisi Kalimantan Timur di garis ekuator. Sifat hujan diprakirakan normal.

Prakiraan ini diharapkan menjadi acuan bagi pemerintah daerah dan instansi terkait untuk mempersiapkan langkah antisipasi. Kerja sama dan koordinasi antar pihak sangat penting untuk meminimalisir dampak negatif dan memastikan ketersediaan sumber daya air.

3 dari 3 halaman

Dampak Musim Kemarau dan Antisipasi

Musim kemarau dapat menyebabkan berbagai dampak negatif, antara lain kekeringan, kebakaran hutan dan lahan, gagal panen, penurunan kualitas udara, dan masalah kesehatan seperti ISPA dan demam berdarah. Oleh karena itu, penting untuk melakukan antisipasi sejak dini.

Beberapa langkah antisipasi yang dapat dilakukan antara lain: melakukan penyiapan sumber daya air, melakukan sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat tentang bahaya kebakaran hutan dan lahan, melakukan patroli dan pengawasan untuk mencegah kebakaran hutan dan lahan, mempersiapkan langkah-langkah untuk mengatasi dampak kekeringan, dan mempersiapkan langkah-langkah untuk mengatasi masalah kesehatan yang mungkin timbul.

Pemerintah daerah dan instansi terkait perlu melakukan perencanaan yang spesifik dan terukur untuk setiap wilayah, mengingat prakiraan musim kemarau yang berbeda-beda.

Meskipun diprediksi lebih pendek dari tahun sebelumnya, masyarakat tetap diimbau waspada terhadap potensi kekeringan dan penurunan kualitas udara. Persiapan dan antisipasi dini menjadi kunci untuk meminimalisir dampak negatif musim kemarau 2025.

EnamPlus