KEMBAR78
Menu Sahur Bung Hatta pada 17 Agustus 1945 - News Liputan6.com
Sukses

Menu Sahur Bung Hatta pada 17 Agustus 1945

Hari itu pula bertepatan dengan bulan Ramadan. Sebelum pulang, Hatta bercerita berkesempatan makan sahur di rumah Laksamana Maeda.

Diterbitkan 16 Agustus 2025, 21:31 WIB
Jadi intinya...
  • Proklamasi Kemerdekaan RI pada 17 Agustus 1945 sangat sederhana namun bersejarah.
  • Soekarno dan Hatta sibuk menyiapkan proklamasi setelah kembali dari Rengasdengklok.
  • Rapat perumusan teks proklamasi di rumah Maeda berakhir dini hari, dibacakan pukul 10.00 WIB.

Liputan6.com, Jakarta 80 tahun lalu pada 17 Agustus 1945 Indonesia memproklamasikan kemerdekaannya. Lambert Giebels, penulis biografi Bung Karno menyebut proklamasi RI sebagai salah satu paling sederhana pernah ada di dunia. 

Liputan6.com menurunkan serial tulisan tentang peristiwa unik dan menarik sekitar Proklamasi Kemerdekaan RI. Tulisan tersebut kami kumpulkan dalam TAG Mozaik Proklamasi. Selamat menikmati.

Keseharian pada 17 Agustus 1945 saat kemerdekaan Indonesia diproklamirkan menjadi sangat sibuk bagi founding father Soekarno dan Muhammad Hatta. Malam tanggal 16 mereka baru saja tiba dari penculikan oleh para pemuda radikal di Rengasdengklok. 

Malam itu pula dilanjutkan dengan rapat beserta wakil-wakil rakyat Indonesia di rumah Laksamana Maeda, Jalan Imam Bonjol 1 Jakarta. Rapat membahas Proklamasi kemerdekaan itu baru berakhir pada dinihari sekitar pukul 03.00 WIB. 

Sebelum rapat ditutup Soekarno mengingatkan bahwa hari itu juga Proklamasi akan dibacakan pada pukul 10.00 WIB di rumahnya Jalan Pegangsaan Timur 56. Setelah rapat selesai, Laksamana Maeda selaku tuan rumah turun ke lantai satu dari kamarnya untuk memberikan selamat. 

 

Promosi 1
2 dari 3 halaman

Makan Sahur di Rumah Laksamana Maeda

Muhammad Hatta menceritakan saat-saat sebelum pulang dari rumah Laksamana Maeda dinihari itu. Dia sempat berpesan kepada pemuda dan para wartawan terutama Burhanudin Muhammad Diah atau BM Diah bahwa esok hari pekerjaan akan sangat berat.

"Saudara sehari-harinya sudah bekerja keras tetapi saudara harus meneruskan pula dengan giat pekerjaan baru, yaitu memperbanyak teks proklamasi itu dan menyebarkannya ke seluruh Indonesia sedapat-dapatnya," kata Hatta dikutip dari otobigrafinya Untuk Negeriku bagian Menuju Gerbang Kemerdekaan terbitan Kompas, 2011.

Hari itu pula bertepatan dengan bulan Ramadan. Sebelum pulang, Hatta bercerita berkesempatan makan sahur di rumah Laksamana Maeda. "Karena tidak ada nasi yang kumakan ialah roti, telur, dan ikan sardin, tetapi cukup mengenyangkan," ujar Hatta.  

 

 

3 dari 3 halaman

Datang Terlambat

Setelah pamitan dan mengucapkan banyak terima kasih kepada tuan rumah, Hatta pulang bersama Soekarno yang mengantar ke kediamannya.

"Aku baru tidur setelah sembahyang subuh dan bangun kira-kira pukul 08.30. Setelah mandi dan bercukur, aku bersiap-siap untuk berangkat ke Pegangsaan Timur 56 guna menghadiri pembacaan teks Proklamasi kepada rakyat banyak serta menaikkan bendera Sang Merah Putih, yang akan dikunci dengan lagu Indonesia Raya," terang Hatta. 

"Kira-kira pukul 10 kurang 10 menit aku sudah berada di sana. Orang tahu bahwa aku selalu tepat waktu. Sebab itu tidak ada orang yang gelisah bahwa aku akan terlambat datang. Soekarno pun tidak khawatir karena ia tahu kebiasaanku," lanjut Hatta.

Setelah Proklamasi dibacakan dan Sang Saka Merah Putih dikibarkan tanda Indonesia sudah merdeka, rakyat bersorak dan gembira. Hatta mengaku duduk sebentar sekitar setengah jam di rumah Soekarno. Setelah itu dia pulang ke rumah dan sudah dinantikan sanak saudara yang memberi selamat.

"Baru lima menit aku duduk dalam lingkungan keluarga, datanglah Ir Surachman, terharu dengan penuh emosi. Aku dipeluknya sambil menangis karena gembira," tutur Hatta.

 

 

EnamPlus