Liputan6.com, Aceh - Rumoh aceh merupakan rumah adat Aceh yang memiliki nilai estetis dan filosofi yang kaya. Rumah ini menambah khazanah rumah adat yang tersebar ke berbagai penjuru Nusantara.

Mengutip dari laman Indonesia Kaya, rumoh aceh menggunakan pancang-pancang untuk menyangga bangunan rumah. Rumah adat Aceh ini secara anatomi memiliki tiga hingga lima ruangan.
Ruangan-ruangan tersebut terdiri dari seuramoe keue (serambi depan), seuramoe teungoh (serambi tengah), dan seuramoe likot (serambi belakang). Selain itu, ada pula bagian tambahan berupa dapur.
Advertisement
Rumoh aceh memiliki ragam hias ornamen yang mencerminkan nilai filosofis dan estetis yang khas. Ornamen pada setiap rumoh aceh sekilas terlihat sama, tetapi jika ditelisik sebenarnya setiap rumoh aceh memiliki ornamen berbeda. Perbedaan tersebut menjelaskan dari mana daerah rumoh itu berasal.
Adapun pada bagian penyangga berfungsi sebagai penghalang binatang buas agar tidak masuk ke dalam rumah. Sementara itu, bagian pancang yang menyangga bangunan rumah biasanya terdiri dari 16-24 batang kayu.
Bagian bawah rumah yang disebut dengan yup meh biasanya digunakan untuk memelihara ternak. Selain itu, para ibu juga kerap menggunakan bagian ini sebagai tempat untuk membuat songket.
Â
Nilai Islam
Nilai-nilai Islam yang dipegang masyarakat Aceh juga memberikan pengaruh cukup besar pada bentuk dan tata letak rumah ini. Hal itu dapat dilihat dari bangunannya yang dibuat menghadap ke timur, sedangkan sisi belakangnya menghadap ke barat.
Konon, hal ini dimaksudkan agar rumah selalu menghadap ke arah kiblat (Mekkah). Penataan ini sekaligus menjadi simbol bahwa orang yang menetap di rumah tersebut selalu menjalankan perintah agama.
Sayangnya, saat ini rumoh aceh semakin jarang ditemukan. Masyarakat Aceh lebih memilih membuat rumah dengan bahan dan desain yang lebih modern. Namun, beberapa rumoh aceh masih bisa ditemui di Banda Aceh dengan bentuk aslinya yang masih sangat khas.
Penulis: Resla
Advertisement