KEMBAR78
Tonil Samrah, Seni Teater Kompleks Khas Betawi - Regional Liputan6.com
Sukses

Tonil Samrah, Seni Teater Kompleks Khas Betawi

Pemain tonil samrah umumnya laki-laki. Perempuan dilarang ikut bermain di atas panggung.

Diterbitkan 17 Juni 2025, 16:00 WIB

Liputan6.com, Jakarta - Tonil samrah merupakan kesenian teater khas Betawi yang memadukan lakon, tari, musik, dan pantun. Dahulu, kesenian ini hanya boleh dimainkan oleh laki-laki.

Mengutip dari laman Seni & Budaya Betawi, tonil samrah muncul di Betawi sekitar 1918. Sesuai namanya, kesenian teater ini menggunakan iringan musik samrah, yakni bentuk seni musik tradisional Betawi.

Tonil samrah sebenarnya merupakan pengembangan jenis teater bangsawan dan komedi stambul. Kesenian ini tergolong kompleks karena hampir semua seni budaya Betawi berpadu di dalamnya, mulai dari musik, pantun, tari, lawak, hingga lakon.

Terkait musik samrah, konon penamaan ini berasal dari bahasa Arab, samarokh. Kata tersebut memiliki arti berkumpul atau berpesta. Oleh masyarakat Betawi, pelafalannya diubah menjadi samrah.

Pada 1920, perkumpulan tonil samrah yang eksis di Betawi kerap membawakan beberapa lakon, seperti Cik Siti, Tangis Si Mamat, Kasim Baba, serta Ibu Tiri. Dalam pementasannya, bahasa yang digunakan adalah bahasa Melayu Tinggi dengan kosakata bahasa Melayu Riau.

Pemain tonil samrah umumnya laki-laki. Perempuan dilarang ikut bermain di atas panggung.

Ketentuan ini berkaitan dengan hukum Islam yang tidak memperbolehkan perempuan bergabung dengan laki-laki dalam satu panggung pertunjukan. Alasan lain berkaitan dengan budaya dan tradisi Betawi tempo dulu.

Para pemain tonil samrah hanya menggelar pentas sebagai hiburan. Bahkan, mereka tak dibayar.

 

Simak Video Pilihan Ini:

Promosi 1
2 dari 2 halaman

Sempat Menghilang

Pada 1940, kesenian ini sempat menghilang di masa pendudukan Jepang. Kemudian sekitar 1950-an, tonil samrah hidup kembali dengan nama baru orkes harmonium.

Versi terbaru tonil samrah ini dikemas lebih rapi, seperti pementasan teater pada umumnya. Pada perkambangannya, para perempuan pun diperkenankan ikut bergabung.

Saat ini, tonil samrah lebih bernuansa komedi dan menghibur. Beberapa tokoh Betawi sempat ikut mempopulerkan tonil samrah, seperti Firman Muntaco, Harun Rasyid, dan M. Ali Sabeni.

Penulis: Resla