KEMBAR78
Kerakel, Senjata Bela Diri dari Betawi - Regional Liputan6.com
Sukses

Kerakel, Senjata Bela Diri dari Betawi

Orang-orang Betawi Rawa Belong biasanya menyebut kerakel dengan nama blangkas. Terkait namanya, terdapat beberapa versi mengenai asal-usul penyebutan kerakel.

Diterbitkan 20 Juni 2025, 05:00 WIB

Liputan6.com, Jakarta - Kerakel merupakan salah satu senjata bela diri khas Betawi. Senjata ini umumnya digunakan oleh para jago, jagoan, dan jawara yang dikenal sebagai ahli bela diri atau maen pukulan khas Betawi.

Orang-orang Betawi Rawa Belong biasanya menyebut kerakel dengan nama blangkas. Terkait namanya, terdapat beberapa versi mengenai asal-usul penyebutan kerakel.

Dalam bahasa Inggris, kerakel dikenal sebagai knuckle yang berarti buku kepalan. Sementara itu, beberapa sumber mengatakan bahwa kerakel berasal dari bahasa Belanda, krakkel, yang berarti perkelahian.

Mengutip dari laman Seni & Budaya Betawi, budayawan Ridwan Saidi mengatakan bahwa nama kerakel merupakan akronim dari kerak keling. Ini merupakan sejenis senjata pukul berbahan dasar sisa pembakaran baja hitam.

Proses pembuatannya dengan cara mengecor sisa baja hitam ke dalam cetakan hingga terbentuk buku kepalan. Dari sanalah nama kerakel berasal.

Kerakel diakui sebagai salah satu senjata yang masih eksis hingga sekarang. Senjata ini digunakan dengan cara yang cukup sederhana, yakni dengan memasukkan empat jari ke dalam lingkaran kerakel.

Lingkaran pada kerakel digunakan sebagai perisai buku kepalan untuk memukul. Bentuknya dibuat menonjol di tiap-tiap bagiannya, sehingga dapat mrnambah daya sakit bagi lawan.

 

Promosi 1
2 dari 2 halaman

Varian

Kerakel hadir dengan beberapa variasi, salah satunya kerakel yang bagian depannya ditambah logam tajam. Kerakel jenis ini dapat menusuk dan melukai lawan.

Variasi lainnya ada kerakel dengan bentuk logam bulatan. Kerakel jenis ini dapat memberikan pukulan keras hingga membuat lawan cedera.

Sementara itu, para pendekar, jawara, maupun jagoan di Betawi tak sembarangan menggunakan kerakel sebagai senjata. Mereka menambahkan lilitan kain pada kerakel agar lebih nyaman digunakan dalam kepalan tangan. Selain itu, lilitan kain juga dapat menghindari memar maupun luka pada jari.

Pada akhir abad ke-17, orang-orang peranakan Cina di luar kota memodifikasi kerakel menjadi sebuah bilah dengan dua mata yang tajam. Modifikasi ini disebut dengan ji sau.

Nama tersebut berasal dari kata ji yang berarti dua dan sau yang artinya bilah. Seiring perkembangan zaman, orang-orang Betawi menyebut kata ji-sau menjadi pisau.

Sudah menjadi senjata jawara Betawi sejak dulu, hingga kini kerakel masih digunakan. Senjata ini telah menjadi warisan budaya Betawi yang terus dilestarikan.

Penulis: Resla

EnamPlus