KEMBAR78
Detik-Detik Ruko Ambruk Diterjang Banjir di Bali - Regional Liputan6.com
Sukses

Detik-Detik Ruko Ambruk Diterjang Banjir di Bali

Ruko tempat tinggal yang ada di pinggir sungai Jalan Sulawesi, Denpasar, Bali, ambruk usai tak mampu menahan derasnya arus banjir akibat curah hujan deras dengan intensitas tinggi, yang terjadi di Bali sejak Selasa hingga Rabu (10/9/2025).

Diperbarui 10 September 2025, 17:23 WIB

Liputan6.com, Denpasar - Ruko tempat tinggal yang ada di pinggir sungai Jalan Sulawesi, Denpasar, Bali, ambruk usai tak mampu menahan derasnya arus banjir akibat curah hujan deras dengan intensitas tinggi, yang terjadi di Bali sejak Selasa hingga Rabu (10/9/2025). Akibat peristiwa itu empat orang ditemukan meninggal dunia, sementara dua orang lainnya selamat. 

Kepala Kantor Pencarian dan Pertolongan Denpasar I Nyoman Sidakarya, saat dikonfirmasi Liputan6.com, Rabu (10/9/2025) mengatakan, data yang diperoleh dari pihak kepolisian, total korban ruko ambruk sebanyak enam orang, dengan rincian dua selamat dan empat meninggal dunia.

"Korban yang selamat dari Toko Kain Centrum yaitu atas nama Muis dan Ousay," katanya.

Sementara empat korban ditemukan meningal dunia, yaitu seorang Ibu bernama Nadira, anak perempuan bernama Maimunah, Tasnim, dan Parwa Husein, pemilik toko kain. 

Selain Toko Tasnim Textile, ada sembilan ruko di samping kiri dan kanan juga terdampak banjir Bali. Air yang meluap dari Sungai Tukad Badung merobohkan bangunan toko yang diisi oleh barang-barang tekstil.

Ruko-ruko tersebut umumnya berukuran tiga meter. Gulungan-gulungan kain tampak masih ada yang tersisa, namun sebagian besar telah hanyut terbawa air.

Harman Asegaf, seorang warga pemilik ruko di Jalan Sulawesi, mengatakan pada pukul 05.15 Wita dirinya mendengar getaran yang terjadi di dinding ruko. Lalu 15 menit kemudian, dinding bagian belakang rukonya ambruk.

"Mungkin akibat terlambat buka pintu air, makanya cepat ambruk bangunannya," katanya.

Sebelumnya juga terdengar dentuman-dentuman kecil dari beberapa bangunan ruko yang berderet di Jalan Sulawesi Denpasar. Posisi beberapa bangunan tersebut sudah nampak miring ke arah sungai. Puluhan personel Polisi mengatur lalu lintas dan mengevakuasi warga sekitar.

Wali Kota Denpasar IGN Jaya Negara di Denpasar, Rabu (10/9/2025) mengatakan, saat ini pemerintah masih berfokus pada evakuasi warga yang terjebak di rumah maupun terseret arus sungai.

"Ya tentu sekarang kami belum bisa (menentukan status kebencanaan) karena saya dari jam 4 pagi bersama pak wakil di lapangan, belum menentukan, sekarang kami turun untuk penyelamatan, evakuasi dulu, itu prioritasnya," katanya.

 

Promosi 1
2 dari 2 halaman

Tujuh Titik Terparah Banjir Bali

Pemerintah Kota (Pemkot) Denpasar, Provinsi Bali, sampai saat ini juga belum mengeluarkan status kebencanaan akibat banjir yang melanda hampir seluruh kota sejak dini hari tadi, karena masih memfokuskan mengevakuasi warga terdampak banjir.

Dari pemetaan Pemkot Denpasar setidaknya ada tujuh titik banjir terparah yaitu di kawasan Pasar Badung dan sungai Tukad Badung yang berhimpitan, Kertalangu, Padangsambian Kaja, Pura Demak, Sidakarya, Panjer, dan Pemogan di kawasan Taman Pancing.

Pihak Pemkot melihat kondisi ini diakibatkan oleh beban di hulu Tukad Badung yang cukup tinggi akibat hujan dengan intensitas tinggi selama lebih dari 24 jam, bahkan ia mengaku selama hidupnya kondisi ini pertama kali terjadi di ibu kota Provinsi Bali itu.

Selain mengevakuasi korban di lokasi-lokasi banjir Bali yang tingginya menyentuh atap rumah warga, Pemkot Denpasar juga mulai mendata korban dan kerusakan salah satunya runtuhnya dua bangunan toko kain di Jalan Sulawesi akibat derasnya sungai Tukad Badung.

"Kami akan siapkan dari dana bencana untuk kerugian pedagang, tidak di sini saja tapi banyak dari Padangsambian ada rumahnya jebol, temboknya jebol, banyak kerugian mobil, kami sekarang minta kades/lurah mendata, kita mendata kerugian yang ditimbulkan di desa-desa, kerugiannya kita akan ganti rugi," ucap Wali Kota Denpasar Jaya Negara.

Â