KEMBAR78
Saat Markas Polisi Berubah Jadi Panggung Budaya - Regional Liputan6.com
Sukses

Saat Markas Polisi Berubah Jadi Panggung Budaya

Hari Kebudayaan Nasional menjadi momentum bagi Polres Pringsewu untuk merekatkan kembali masyarakat dengan kesenian dan kebudayaannya.

Diterbitkan 15 Oktober 2025, 19:47 WIB

Liputan6.com, Lampung - Dentuman gong di halaman Markas Kepolisian Resor (Mapolres) Pringsewu, Rabu (15/10/2025) menandai dimulainya perhelatan budaya yang tak biasa.

Di tempat yang biasanya identik dengan kesibukan aparat penegak hukum, ratusan warga justru larut dalam irama gamelan dan derap kaki para penari kuda kepang.

Festival bertajuk Pringsewu Cultural Festival Kapolres Cup II 2025 itu resmi dibuka oleh Kapolres Pringsewu, AKBP M Yunnus Saputra.

Kegiatan tersebut merupakan kolaborasi antara Polres Pringsewu dan Pemerintah Kabupaten Pringsewu untuk memperingati Hari Kebudayaan Nasional.

"Ini bukan sekadar lomba, tapi ruang untuk bersatu dalam perbedaan," ujar Yunnus, sesaat setelah memukul gong pembuka di hadapan tamu undangan, pejabat daerah, dan ratusan masyarakat yang memenuhi halaman kantor polisi di kompleks perkantoran Pemda Pringsewu.

Festival yang telah memasuki tahun kedua itu menampilkan beragam pertunjukan seni, mulai dari lomba kuda kepang, reog ponorogo, karnaval budaya, hingga pagelaran wayang kulit dan pertunjukan musik tradisional.

Di sekeliling area, deretan tenda UMKM lokal memamerkan produk kerajinan, kuliner, dan hasil olahan khas Lampung.

Pada hari pertama, 19 grup seni tampil silih berganti di panggung utama. Penampilan Grup Kuda Kepang Putro UGM dari Pekon Pandansurat membuka acara dengan atraksi memukau, disusul oleh Sinar Lestari Budoyo Pringsewu dan Reog Ponorogo Krido Budoyo Mudo Sukoharjo. Riuh tepuk tangan warga mengiringi setiap akhir pertunjukan.

Bagi Yunnus, festival budaya itu bukan hanya soal hiburan, tetapi bagian dari strategi “Cultural Policing” pendekatan kepolisian yang berangkat dari nilai-nilai budaya.

“Polisi tidak hanya menjaga keamanan, tapi juga merawat harmoni sosial. Budaya adalah jembatan yang mempertemukan kita,” katanya.

 

Promosi 1
2 dari 2 halaman

44 Kelompok Seni

Tahun ini, lebih dari seribu peserta terlibat dalam karnaval budaya. Sebanyak 44 kelompok seni dari enam kabupaten dan kota di Lampung berpartisipasi.

Tak ketinggalan, lebih dari 40 UMKM binaan Polres Pringsewu ikut membuka stan untuk memamerkan produk mereka.

Yunnus berpesan agar seluruh peserta menjunjung tinggi sportivitas selama festival berlangsung.

Dia juga meminta dewan juri menilai secara objektif dan profesional agar penghargaan benar-benar mencerminkan kualitas para seniman.

“Mari jadikan festival ini wadah menjaga marwah budaya dan mempererat persaudaraan,” ujarnya.

Menjelang siang, suara gamelan masih bergema, bercampur dengan tawa anak-anak yang berlarian di antara tenda-tenda UMKM.

Di tengah hiruk pikuk itu, Mapolres Pringsewu seakan bertransformasi, bukan lagi sekadar tempat penegakan hukum, tetapi panggung bagi semangat kebersamaan dan keindahan budaya lokal.

EnamPlus