Liputan6.com, Jakarta- PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) menunjukkan performa keuangan yang signifikan pada kuartal kedua dan semester pertama 2025. Perusahaan teknologi ini berhasil membukukan EBITDA Grup yang disesuaikan positif, menandai pencapaian penting dalam strategi profitabilitasnya. Laporan ini memberikan gambaran komprehensif tentang kesehatan finansial GOTO.
Perbaikan kinerja ini secara langsung memengaruhi pergerakan saham GOTO di pasar modal. Meskipun sempat mengalami koreksi jangka pendek, minat investor asing terhadap saham GOTO tetap tinggi, terutama menjelang rilis laporan keuangan. Hal ini menunjukkan kepercayaan pasar terhadap fundamental perusahaan yang semakin kuat.
Para analis pasar memberikan rekomendasi positif terhadap saham GOTO, melihat tren perbaikan kinerja yang berkelanjutan. Dengan fokus pada efisiensi operasional dan inovasi, GOTO berupaya mempertahankan momentum positif ini untuk mencapai target profitabilitas yang telah ditetapkan hingga akhir tahun.
Advertisement
Pada hari ini Kamis (14/8/2025), saham GOTO naik tipis. Saham GOTO dibuka di angka Rp 65 dari penutupan sebelumnya di harga Rp 64. Pada perdagangan hari ini, saham ini sempat menyentuh angka tertinggi di Rp 66 dan terendah di Rp 62.
Kinerja Keuangan GOTO: Tiga Kuartal Positif Beruntun
Grup GOTO berhasil membukukan EBITDA Grup yang disesuaikan positif sebesar Rp427 miliar pada kuartal II-2025. Pencapaian ini menjadi sorotan utama karena menandai tiga kuartal berturut-turut GOTO mencatatkan EBITDA grup positif, menunjukkan konsistensi dalam pengelolaan biaya dan peningkatan efisiensi operasional.
Selain itu, rugi bersih GOTO menyusut drastis hingga 77% pada kuartal II 2025 dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya, menjadi Rp222 miliar. Untuk semester I 2025, kerugian GOTO juga menyusut signifikan menjadi Rp742 miliar, atau turun 74% dibandingkan periode yang sama tahun 2024. Peningkatan pendapatan dan nilai transaksi bruto (GTV) juga menjadi indikator positif.
Nilai transaksi bruto (GTV) inti grup mencapai Rp89,8 triliun atau tumbuh 43% dibanding tahun sebelumnya. Pendapatan bersih juga tumbuh 23% menjadi Rp4,3 triliun. Sepanjang Januari-Juni 2025, GOTO membukukan pendapatan sebesar Rp8,6 triliun, tumbuh 11% dibandingkan periode yang sama tahun lalu. GOTO juga mencatatkan laba usaha positif untuk pertama kalinya sebesar Rp21 miliar dan arus kas dari aktivitas operasional yang disesuaikan sebesar Rp313 miliar.
- Financial Technology mencetak rekor tertinggi EBITDA yang disesuaikan sebesar Rp88 miliar.
- Unit On-Demand Services (ODS) juga mencetak rekor tertinggi EBITDA yang disesuaikan sebesar Rp328 miliar, naik 264% dari tahun sebelumnya.
Advertisement
Pergerakan Saham GOTO dan Minat Investor
Dalam lima hari terakhir, harga saham GOTO terakumulasi melemah 1 poin atau 1,54%. Namun, jika dilihat dalam sebulan terakhir, harga saham GOTO justru menunjukkan peningkatan 5 poin atau 8,47%. Ini menandakan adanya potensi pemulihan dan minat beli yang mulai kembali.
Data perdagangan menunjukkan bahwa saham GOTO secara konsisten dibeli oleh investor asing dalam 15 hari perdagangan berurutan sejak 18 Juli hingga 7 Agustus 2025. Total akumulasi net buy investor asing di saham GOTO mencapai Rp 648,2 miliar, mengindikasikan kepercayaan investor global terhadap prospek perusahaan. Minat kuat ini muncul menjelang rilis laporan keuangan yang solid.
Rekomendasi dari analis juga memberikan sentimen positif. Mandiri Sekuritas merekomendasikan 'buy' saham GOTO dengan target harga Rp 106. Sementara itu, Mirae Asset Sekuritas merekomendasikan 'akumulasi beli' dengan target harga Rp 74 per saham.
Analis memproyeksikan tren perbaikan kinerja GOTO, terutama pemangkasan rugi bersih, akan terus berlanjut hingga akhir tahun.
Strategi dan Prospek GOTO ke Depan
Manajemen GOTO mempertahankan panduan kinerja untuk tahun 2025 dengan target EBITDA Grup yang disesuaikan positif sebesar Rp1,4 triliun hingga Rp1,6 triliun. Target ini menunjukkan optimisme perusahaan dalam mencapai profitabilitas yang berkelanjutan. Fokus utama perusahaan adalah pada peningkatan efisiensi operasional dan inovasi teknologi.
Direktur Utama GOTO, Patrick Walujo, menyatakan bahwa langkah strategis seperti migrasi sistem ke Alibaba Cloud dan Tencent Cloud telah menurunkan biaya tahunan lebih dari 50%. Selain itu, migrasi ini juga mempercepat peluncuran fitur baru, yang diharapkan dapat meningkatkan pengalaman pengguna dan mendorong pertumbuhan pendapatan.
Perusahaan juga berfokus pada penggunaan kecerdasan buatan (AI) dan big data untuk mengoptimalkan insentif, serta inisiatif layanan premium untuk mendorong intensitas pendapatan. GOTO juga mempertahankan posisi kas dan neraca yang solid, dengan Rp18,2 triliun kas hingga 30 Juni 2025, memberikan fleksibilitas finansial untuk investasi strategis di masa depan.
Advertisement