:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5385866/original/046082200_1760946649-Cek_Fakta_Tidak_Benar_Ini_Link_Pendaftaran_-_2025-10-20T132925.569.jpg)
Informasi Umum
- Nama TokohRaden Ajeng Kartini, RA Kartini, Kartini
- Tanggal Lahir21 April 1879
- Tempat LahirJepara, Jawa Tengah
- MeninggalRembang, 17 September 1904
- Hari Peringatan21 April (Hari Kartini)
- AyahRaden Adipati Ario Sosroningrat
- IbuM.A. Ngasirah
- SuamiK.R.M. Adipati Ario Singgih Djojoadhiningrat
- AnakSoesalit Djojoadhiningrat
blt
Berita Terkini
Lihat SemuaTransaksi QRIS Melonjak 147,6% di Kuartal III 2025
Telah dibaca 0 kali7 Tips Merawat Lantai Vinyl yang Efektif, Jaga Lantai Vinyl Tetap Kinclong
Telah dibaca 0 kaliGelontoran Rp 200 Triliun dari Purbaya Bikin Jumlah Uang Beredar Naik
Telah dibaca 14 kaliKei Car Listrik BYD Siap Debut di JMS 2025
Telah dibaca 14 kaliPrediksi FCSB vs Bologna: Misi Memutus Puasa Kemenangan
Telah dibaca 14 kaliHujan Guyur Jakarta Rabu Malam 22 Oktober 2025, Empat Ruas Jalan Tergenang
Telah dibaca 35 kaliLiverpool Siapkan Langkah Berani Boyong Gelandang Real Madrid Musim Panas Nanti
Telah dibaca 28 kali
Ketika Indonesia masih di masa penjajahan, RA Kartini memperjuangkan emansipasi wanita di Indonesia. Hal tersebut yang membuat beliau dikenal sebagai tokoh emansipasi wanita. Perjuangan RA Kartini didasarkan oleh keberadaan wanita yang sering tidak dihargai. Wanita hanya boleh mengerjakan urusan dapur dan anak, tanpa diberi kesempatan untuk mengenyam pendidikan yang layak.
Akan tetapi, RA Kartini dengan segenap hatinya, berjuang supaya wanita Indonesia yang merasa tertindas dapat sederajat dengan pria. Saat ini, perjuangan dari RA Kartini benar-benar memberi pengaruh serta arti besar bagi wanita Indonesia. Hal ini terlihat dari banyaknya wanit Indonesia yang berprestasi bahkan salah satunya pernah menjadi Presiden Republik Indonesia.
Untuk membahas lebih dalam mengenai biografi RA Kartini singkat, di bawah ini Liputan6.com telah merangkum biografi RA Kartini singkat tersebut dari berbagai sumber, Selasa (8/9/2020).
Kelahiran
Biografi RA Kartini singkat dimulai dari kelahiran beliau. Raden Ajeng Kartini lahir tanggal 21 April 1879 di Jepara, Jawa Tengah. RA Kartini lahir di tengah-tengah keluarga bangsawan Jawa. Hal tersebut menjadi alasan mengapa beliau mendapat gelar RA yang merupakan singkatan dari Raden Ajeng. Namun setelah menikah, sesuai dengan tuntunan adat Jawa kepanjangan dari gelar RA tersebut berubah menjadi Raden Ayu.
Hari kelahiran RA Kartini saat ini diperingati sebagai hari nasional, yaitu hari Kartini. Diperingatinya tanggal 21 April sebagai hari Kartini tidak lain untuk mengenang dan menghormati jasa beliau yang telah ikut berjuang bagi rakyat Indonesia, terutama kaum wanita, agar bisa lebih maju dan bersaing dengan bangsa lainnya.
Latar Belakang Keluarga
RA Kartini merupakan putri pertama dari istri pertama Raden Adipati Ario Sosroningrat. Ayah dari RA Kartini merupakan putra Pangeran Arion Tjondronegoro IV. Meskipun ibu dari RA Kartini merupakan istri pertama, namun ibu dari RA Kartini bukan istri yang utama.
Ibu dari RA Kartini bernama MA Ngasirah. Beliau adalah seorang Kiyai di Telukawur, Surabaya. MA Ngasirah sendiri bukan merupakan putri keturunan bangsawan. Padahal, di masa kolonial Belanda terdapat peraturan jika seorang Bupati harus menikah dengan sesama keturunan bangsawan.
Itulah penyebab ayah RA Kartini menikahi Raden Adjeng Woerjan yang merupakan keturunan bangsawan dari Raja Madura. Setelah pernikahan tersebut, ayah RA Kartini kemudian diangkat menjadi bupati Jepara tepat setelah RA Kartini dilahirkan.
Masa Remaja
Kakek dari RA Kartini adalah bupati pertama yang sudah memberikan pendidikan Barat kepada anak-anaknya. Sedangkan RA Kartini merupakan merupakan anak ke-5 dari 11 bersaudara, baik kandung maupun tiri. RA Kartini sendiri merupakan putri tertua di antara saudara sekandungnya.
Kemudian RA Kartini bersekolah di ELS (Europese Lagere School) hingga usia 12 tahun. Di masa sekolah inilah beliau belajar Bahasa Belanda. Singkatnya masa sekolah tersebut disebabkan pada umur 15 tahun RA Kartini harus tinggal di rumah karena sudah dipingit.
RA Kartini sangat pandai bahasa Belanda. Dirinya mulai belajar menulis surat pada teman-teman dari Belanda, salah satunya adalah Rosa Abendanon, yang sangat mendukung RA Kartini. Dimulai belajar surat-menyurat inilah RA Kartini tertarik dengan pola pikir perempuan Eropa. Beliau mempelajari mengenai hal tersebut melalui surat kabar, majalah hingga buku-buku. Lalu beliau mulai memiliki keinginan untuk memajukan perempuan Indonesia yang status sosialnya masih rendah kala itu.
RA Kartini mulai memperhatikan masalah emansipasi wanita dengan membandingkan para wanita Eropa dengan wanita Indonesia. Baginya seorang wanita harus mendapatkan persamaan, kebebasan, dan otonomi serta kesetaraan hukum. Hal tersebut yang kedepannya diperjuangkan oleh RA Kartini.
Pasca Pernikahan Hingga Wafat
12 November 1903 tepatnya ketika RA Kartini berusia 24 tahun, beliau diminta menikah dengan Bupati Rembang saat itu, yaitu K.R.M Adipati Ario Singgih Djojo Adhiningrat. Suami RA Kartini tersebut telah memiliki tiga orang istri.
Suami dari RA Kartini sangat memberi pengertian tentang keinginan RA Kartini. Bahkan beliau membebaskan dan mendukung RA Kartini untuk mendirikan sekolah wanita di timur pintu gerbang perkantoran Rembang, yang saat ini telah menjadi gedung pramuka.
Dari pernikahannya dengan K.R.M Adipati Ario Singgih Djojo Adhiningrat, RA Kartini dikaruniai seorang putra bernama RM Soesalit Djojoadhiningrat yang lahir pada tanggal 13 September 1904. Sangat disayangkan, empat hari setelah RA Kartini melahirkan, tepatnya pada usia 25 tahun, RA Kartini meninggal dunia dan beliau dimakamkan di Desa Bulu, Rembang.
Sedangkan Soesalit Djojoadhiningrat sendiri sempat menjabat sebagai Mayor Jenderal pada masa kependudukan Jepang. Di mana dirinya kemudian memiliki anak bernama RM. Boedi Setiyo Soesalit yang merupakan cucu RA Kartini. Lalu RM Boedi Setiyo Soesalit menikah dengan wanita bernama Ray Sri Biatini Boedi Setio Soesalit.
Kemudian, dari hasil pernikahannya beliau dikaruniai lima orang anak bernama yang merupakan cicit RA Kartini. Masing-masingnya bernama RA Kartini Setiawati Soesalit, RM Kartono Boediman Soesalit, RA Roekmini Soesalit, RM Samingoen Bawadiman Soesalit, dan RM Rahmat Harjanto Soesalit.
Yayasan, Buku, dan Penghargaan
Tepat pada tahun 1912, Yayasan Kartini di Semarang mendirikan sekolah wanita yang diberi nama Sekolah Kartini. Sekolah tersebut didirikan oleh keluarga Van Deventer yang merupakan tokoh Politik Etis kala itu. Pembangunan sekolah tersebut kemudian berlanjut di Yogyakarta, Malang, Madiun, Cirebon, dan berbagai daerah lainnya.
Setelah wafatnya RA Kartini, seorang pria belanda bernama J.H. Abendanon yang kala itu menjabat sebagai Menteri Kebudayaan, Agama, dan Kerajinan Hindia Belanda, mengumpulkan surat-surat yang pernah ditulis oleh RA Kartini saat aktif melakukan korespondensi dengan teman Eropa-nya kala itu.
Dari situlah awal mula penyusunan buku yang judul awalnya “Door Duisternis tot Licht” dan kemudian diterjemahkan menjadi “Dari Kegelapan Menuju Cahaya”, kemudian diterbitkan pada tahun 1911.
Buku tersebut dicetak lima kali, dan khusus pada cetakan kelima terdapat surat-surat yang pernah ditulis oleh RA Kartini. Pemikiran yang tertuang oleh RA Kartini banyak menarik perhatian masyarakat masa itu, terutama kaum Belanda. Sebab orang yang menulis surat-surat ke orang Eropa tersebut merupakan wanita pribumi.
Pemikiran RA Kartini banyak merubah pola pikir masyarakat Belanda terhadap wanita pribumi saat itu. Tulisan RA Kartini juga menjadi inspirasi para tokoh-tokoh Indonesia seperti W.R Soepratman yang kemudian menciptakan lagu dengan judul “Ibu Kita Kartini”.
Kemudian, berkat jasa-jasa RA Kartini, Presiden Soekarno sendiri saat itu mengeluarkan instruksi berupa Keputusan Presiden Republik Indonesia No.108 Tahun 1964, pada tanggal 2 Mei 1964, yang mana keputusan tersebut menetapkan RA Kartini sebagai Pahlawan Kemerdekaan Nasional. Bahkan Presiden Soekarno sendirilah yang turut menetapkan hari lahir RA Kartini pada tanggal 21 April untuk diperingati sebagai Hari Kartini hingga masa kini.
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/4447634/original/035585500_1685486330-ef730c4f-ac06-4c97-95a2-20c724ae0fe4.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5215285/original/012158300_1746809829-WhatsApp_Image_2025-05-09_at_12.44.04.jpeg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5126014/original/094418100_1739009121-IMG_20250207_144359.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5204714/original/034389900_1746009149-e409bb40-b187-45d4-8f9a-2cdfafd19a3e.jpeg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5379899/original/015827500_1760407756-AnugerahL6__desktop-mobile__356x469_-_Button_Share.png)
- Saksikan Live Streaming Anugerah Liputan6 2025: Berdaya, Berdampak, Berkelanjutan2 hari yang lalu
- Anugerah Liputan6 2025: PT Harfia Construction Machinery Sabet Anugerah Inspiratif Kategori Swasembada Pangan3 hari yang lalu
- Guru Besar UGM: AI Memang Cerdas, Tapi Tak Punya Kejujuran dan Harapan Seperti Manusia3 hari yang lalu
- Anugerah Liputan6 2025: Bank Raya Raih Penghargaan Bergengsi Kategori Digitalisasi Perbankan3 hari yang lalu
- Anugerah Liputan6: BSI Perkuat Ekosistem Investasi Emas Buat Masyarakat3 hari yang lalu
- Transformasi Digital Bawa Bulog Raih Penghargaan Anugerah Liputan6 20254 hari yang lalu
- Aktif Suarakan Literasi Digital, Mira Sahid Terima Anugerah Perempuan Hebat Liputan64 hari yang lalu
- Krisan Valerie Kobarkan Semangat Memanusiakan Manusia Lewat Platform Baku Bantu Sulut5 hari yang lalu
- Raih Penghargaan Anugerah Liputan6, Ini Tujuh Sosok Perempuan Hebat Indonesia5 hari yang lalu
- Raih Penghargaan Anugerah Liputan6, Bank BRI Ingin Terus Berikan Dampak Positif ke Masyarakat5 hari yang lalu
- Guru Besar UGM: AI Tanpa Manusia Tak akan Pernah Punya Makna5 hari yang lalu
- Diganjar Anugerah Liputan6, Hypernet Technologies Ajak Generasi Muda Jadi Penggerak Inovasi5 hari yang lalu
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5176042/original/033022100_1743059010-newsCover_2025_3_26_1742979825703-v6w3s.jpeg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5203525/original/033126100_1745973363-WhatsApp_Image_2025-04-30_at_07.29.44.jpeg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5200691/original/054046900_1745747655-WhatsApp_Image_2025-04-27_at_09.53.16.jpeg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5197033/original/030598900_1745464703-dryrtyy.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5387234/original/074157800_1761035043-EkspresiMuda__desktop-mobile__356x469.png)
- Semangat Mahasiswa Universitas Syiah Kuala Banda Aceh Berlatih Evakuasi Korban dari Ketinggian1 hari yang lalu
- Gelaran HSP Fair 2025 Panaskan Puncak Perayaan Sumpah Pemuda1 hari yang lalu
- Isi dan Makna 3 Ikrar Sumpah Pemuda yang Satukan Indonesia1 hari yang lalu
- Hadirkan Ratusan Peserta Dunia, AWMUN XII Jadi Forum Diplomasi Internasional yang Ramah untuk Pemula1 hari yang lalu
- Mohammad Ahsan-Liliyana Natsir Puji Gelaran Vidio Sports Festival: Berharap Jadi Event Rutin3 hari yang lalu
- Organisasi Pemuda Islam Nusantara Laporkan Kasus Dugaan TPPU dan Penggelapan Pajak ke PPATK4 hari yang lalu
- Daftar Jalan yang Bakal Ditutup Selama Jakarta Running Festival 2025, Catat Jalur Alternatifnya4 hari yang lalu
- Indonesia Siap Tempur di Asian Youth Games dan Islamic Solidarity Games 20254 hari yang lalu
- Krisan Valerie Kobarkan Semangat Memanusiakan Manusia Lewat Platform Baku Bantu Sulut5 hari yang lalu
- Perjuangan Keras Reihan Berbuah Medali Perunggu Bola Voli POMNAS 20255 hari yang lalu
- Pesan Semangat Ketum PBVSI untuk Timnas Voli Putra dan Putri serta Voli Pantai U18 di Asian Youth Games 20256 hari yang lalu
- Sumpah Pemuda 2025, Aceh Gaungkan Bangkit Bersama Bersih Narkoba1 minggu yang lalu
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5194925/original/026538300_1745312275-cinta_1.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/1209906/original/1632642d85b8b19069c8dddac562f534-057673400_1461165917-prek3.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/1209906/original/1632642d85b8b19069c8dddac562f534-057673400_1461165917-prek3.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5178919/original/085892000_1743423068-a615d7be-2e8a-4fcb-80f9-900d6d0ab282.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5193933/original/008245100_1745283213-museum_1.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5193800/original/080181800_1745246504-WhatsApp_Image_2025-04-21_at_7.51.01_AM.jpeg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5193750/original/034662800_1745242549-Anugerah_Puspa_Bangsa.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5193719/original/064887400_1745241157-Screen_Shot_2025-04-21_at_20.10.21.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5193656/original/071840400_1745236075-Heni_Kudus_2.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/1209619/original/076222600_1461149717-banner_Hari_Kartini.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/3107992/original/008525100_1587452565-hl.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5177189/original/080296300_1743154857-Puan_Maharani_1.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5193759/original/071367700_1745242891-WhatsApp_Image_2025-04-21_at_20.23.03__1_.jpeg)