KEMBAR78
Penilaian Film TRON: Ares, Saat Dunia Digital Menyerbu Dunia Nyata | Duniaku.com
Baca artikel Duniaku lainnya di IDN App
For
You

Penilaian Film TRON: Ares, Saat Dunia Digital Menyerbu Dunia Nyata

MV5BMTAyNDY0OWUtMjg1NS00YzBlLWE4YzYtMzI3MzVkMDlhYmVjXkEyXkFqcGc@._V1_ (Small).jpg
Dok. Disney (TRON: Ares)
Intinya sih...
  • Kembali ke Grid - Tron: Ares adalah pesta neon yang luar biasa dengan visual megah dan musik gelap yang memukau.
  • Tron 3.0? - Naskah film kehilangan arah dengan konflik tanpa kedalaman emosional, karakter Ares minim jiwa, dan kurangnya ruang bagi perkembangan karakter Eve.
  • Kesimpulan - Tron: Ares gagal memberi alasan untuk peduli pada para karakternya, meskipun megah dan bergaya sebagai tontonan bioskop IMAX.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

GENRE: Action

ACTORS: Evan Peters, Greta Lee, Jared Leto

DIRECTOR: Joachim Rønning

RELEASE DATE: 8 Oktober 2025

RATING: 3/5

Bayangkan dunia Tron dibalik arah. Bila dulu manusia masuk ke dunia digital, kini giliran program AI yang melangkah ke dunia nyata. Tron: Ares (2025) mencoba menghadirkan kebalikannya: tentang makhluk buatan yang belajar jadi manusia.

Film ini disutradarai Joachim Rønning, dengan Jared Leto memerankan Ares, entitas AI dari Grid yang dikirim Off-grid untuk menyelesaikan berbagai perintah yang diberikan oleh Julian Dillinger (Evan Peters). Bersama Eve (Greta Lee), ia menghadapi dilema: apakah eksistensi digital bisa hidup di dunia nyata?

Sekilas, idenya terdengar menarik dan relevan di era AI seperti sekarang. Tapi seperti tradisi film Tron, visual megah sering kali menutupi isi cerita yang rapuh.

1. Kembali ke Grid

MV5BZWU2MWRiNjYtMWNlZi00YjM5LThkOWItODc4OTc2YTAyMDQ0XkEyXkFqcGc@._V1_ (Small).jpg
Dok. Disney (TRON: Ares)

Tak bisa disangkal, Tron: Ares adalah pesta neon yang luar biasa. Dunia digital yang “bocor” ke dunia manusia menciptakan panorama yang menawan, setengah elegan, setengah mengancam.

Rønning dan tim efek visual menyalakan setiap frame dengan detail yang presisi. Set kostum, pantulan cahaya, hingga kendaraan digital terasa hidup.

Musik dari Trent Reznor & Atticus Ross juga jadi bagian terbaik film ini. Tidak se-heroik Daft Punk di Legacy, tapi lebih gelap, dingin, dan penuh tekstur industrial. Suara mereka membuat film terasa seperti meditasi antara kesadaran mesin dan manusia.

2. Tron 3.0?

MV5BZTAzY2M2OTctZDNiMC00NjgzLWE5ZDEtZjUwMGQwMzZmYTYwXkEyXkFqcGc@._V1_ (Small).jpg
Dok. Disnesy (TRON: Ares)

Sayangnya, di balik semua kilau, naskah Tron: Ares tampak kehilangan arah. Ide tentang AI yang menembus dunia nyata seharusnya punya banyak ruang untuk filosofi, tapi film lebih memilih menjejalkan eksposisi dan konflik tanpa kedalaman emosional. Semua hanya beputar pada perebutan sebuah kode yang mengizinkan sebuah program bisa tinggal "Permanen" meskipun berada di dalam kondisi Off-grid.

Ares (Jared Leto) tampil seperti patung digital yang kebanyakan gaya, minim jiwa. Sementara Greta Lee sebagai Eve sebenarnya punya potensi emosional yang besar, tapi sayangnya tidak mendapat ruang yang cukup untuk berkembang.

Jeff Bridges kembali sebagai Kevin Flynn, tapi kehadirannya lebih terasa sebagai nostalgia ketimbang elemen penting cerita.

3. Kesimpulan

MV5BZWE4NDczOGUtNDk2MC00ZDM3LWEwMGQtMmNlYzJkZmNmNGIxXkEyXkFqcGc@._V1_ (Small).jpg
Dok. Disney (TRON: Ares)`

Tron: Ares adalah film dengan ambisi besar. Ia megah, mahal, dan bergaya, tapi sayang gagal dalam memberi alasan kenapa kita harus peduli pada para karakternya.

Film ini lumayan oke sebagai tontonan bioskop IMAX, dimana lampu neon dan dentuman suara benar-benar hidup karena teknologinya. Tapi di luar itu, kisahnya agak dingin, meskipun meninggalkan banyak kesan moral, termasuk tentang kehidupan di dunia fana.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Fahrul Razi Uni Nurullah
EditorFahrul Razi Uni Nurullah
Follow Us

Latest in Film

See More

Mengenal Shocker Combatmen, Prajurit Shocker Musuh kamen Rider!

20 Okt 2025, 18:00 WIBFilm