Fimela.com, Jakarta Masa kehamilan adalah fase yang penuh tantangan sekaligus momen istimewa dalam kehidupan seorang ibu. Selama sembilan bulan, tubuh mengalami berbagai perubahan fisik dan hormonal yang dapat memengaruhi kesehatan secara keseluruhan. Tak hanya itu, ibu hamil juga harus lebih cermat dalam menjaga pola hidup, termasuk dalam memilih makanan yang dikonsumsi setiap hari. Apa yang ibu makan tidak hanya berdampak pada kesehatannya sendiri, tetapi juga berpengaruh langsung terhadap tumbuh kembang janin dalam kandungan.
Sayangnya, tidak semua makanan yang biasa dikonsumsi sehari-hari aman untuk ibu hamil. Beberapa jenis makanan justru dapat meningkatkan risiko komplikasi kehamilan, seperti infeksi, gangguan perkembangan janin, hingga kelahiran prematur. Misalnya, makanan yang kurang matang, mengandung zat berbahaya, atau memiliki kadar gula dan garam tinggi bisa membahayakan kesehatan ibu dan janin. Oleh karena itu, penting bagi ibu hamil untuk lebih selektif dalam memilih asupan nutrisi agar kehamilan tetap sehat dan berjalan dengan lancar.
Menjaga pola makan selama kehamilan bukan hanya soal menghindari makanan berbahaya, tetapi juga memastikan asupan nutrisi yang cukup dan seimbang. Dengan memahami makanan yang sebaiknya dihindari, ibu hamil dapat lebih berhati-hati dalam mengatur pola makan demi mendukung pertumbuhan janin yang optimal. Lantas, apa saja makanan yang tidak dianjurkan untuk dikonsumsi selama kehamilan? Melansir mayoclinic.org, berikut adalah beberapa jenis makanan yang tidak boleh dikonsumsi oleh ibu hamil.
Advertisement
Advertisement
Waspada dengan Kandungan Merkuri dalam Makanan Laut
Makanan laut merupakan sumber protein yang baik dan kaya akan asam lemak omega-3, yang bermanfaat bagi perkembangan otak dan mata bayi. Namun, beberapa jenis ikan dan kerang mengandung kadar merkuri yang tinggi, yang dapat merusak sistem saraf bayi yang sedang berkembang. Semakin besar dan tua ikan tersebut, semakin tinggi kemungkinan kandungan merkurinya. Badan Pengawas Obat dan Makanan AS (FDA) menyarankan ibu hamil untuk tidak mengonsumsi ikan seperti tuna mata besar, tenggiri raja, marlin, orange roughy, ikan pedang, hiu, dan tilefish.
Sebagai alternatif yang lebih aman, ibu hamil dapat mengonsumsi makanan laut dengan kadar merkuri rendah. Beberapa pilihan yang dianjurkan antara lain ikan teri, black sea bass, lele, kod, trout air tawar, herring, tuna kalengan (varian light), tiram, pollock, salmon, sarden, shad, udang, sole, tilapia, dan whitefish. Berdasarkan Pedoman Diet untuk Orang Amerika, ibu hamil disarankan mengonsumsi 8 hingga 12 ons (224 hingga 336 gram) makanan laut per minggu, atau sekitar 2 hingga 3 porsi.
Hindari Makanan Laut Mentah dan Setengah Matang
Untuk menghindari risiko infeksi akibat bakteri atau virus dalam makanan laut, ibu hamil sebaiknya tidak mengonsumsi ikan dan kerang mentah seperti sushi, sashimi, ceviche, serta tiram, kerang, dan scallop mentah. Selain itu, makanan laut yang belum dimasak sempurna atau yang hanya disimpan di lemari pendingin, seperti seafood berlabel nova style, lox, kippered, smoked, atau jerky, juga perlu dihindari kecuali sudah dimasak dalam hidangan tertentu.
Penting juga untuk memperhatikan konsumsi ikan dari perairan setempat. Jika mengonsumsi ikan yang ditangkap dari daerah tertentu, ibu hamil harus mengecek rekomendasi keamanan konsumsi untuk menghindari paparan zat berbahaya akibat pencemaran air. Makanan laut harus dimasak hingga suhu internal mencapai 145°F (63°C) dan memiliki tekstur yang mudah terurai dengan garpu serta berwarna putih susu. Untuk kerang, remis, dan tiram, pastikan cangkangnya terbuka saat dimasak; jika tidak terbuka, sebaiknya dibuang.
Hindari Daging, Unggas, dan Telur Setengah Matang
Ibu hamil lebih rentan terhadap keracunan makanan akibat bakteri seperti Listeria dan Salmonella, yang dapat menyebabkan komplikasi serius. Oleh karena itu, semua daging dan unggas harus dimasak hingga matang sempurna. Daging olahan seperti hot dog dan daging asap juga harus dipanaskan hingga benar-benar panas sebelum dikonsumsi, atau lebih baik dihindari sama sekali.
Selain itu, telur mentah juga berisiko mengandung bakteri berbahaya. Ibu hamil sebaiknya menghindari makanan yang mengandung telur mentah atau setengah matang, seperti eggnog buatan sendiri, adonan kue mentah, tiramisu, saus hollandaise, dressing Caesar buatan sendiri, dan es krim rumahan. Salad daging atau seafood siap saji seperti salad ham, tuna, atau ayam juga sebaiknya tidak dikonsumsi selama kehamilan.
Hindari Produk Susu yang Tidak Dipasteurisasi
Produk susu rendah lemak seperti susu skim, keju mozzarella, dan keju cottage dapat menjadi bagian dari pola makan sehat ibu hamil. Namun, penting untuk memastikan bahwa produk yang dikonsumsi telah melalui proses pasteurisasi. Produk susu yang tidak dipasteurisasi dapat mengandung bakteri yang berbahaya bagi ibu dan janin. Beberapa jenis keju lunak seperti brie, feta, dan keju biru sebaiknya dihindari kecuali terdapat label yang menyatakan bahwa produk tersebut dibuat dengan susu yang telah dipasteurisasi. Selain itu, jus atau sari buah yang belum dipasteurisasi juga sebaiknya tidak dikonsumsi.
Hindari Buah dan Sayuran yang Belum Dicuci
Buah dan sayuran merupakan sumber vitamin dan mineral yang sangat baik untuk ibu hamil. Namun, penting untuk mencuci semua buah dan sayuran mentah dengan baik guna menghilangkan bakteri berbahaya. Kecambah mentah seperti kecambah alfalfa, clover, lobak, dan kacang hijau juga perlu dihindari karena berisiko mengandung bakteri yang berbahaya. Jika ingin mengonsumsinya, pastikan kecambah telah dimasak dengan matang.
Batasi Konsumsi Kafein
Kafein dapat menembus plasenta dan masuk ke dalam tubuh janin, meskipun efeknya belum sepenuhnya diketahui. Oleh karena itu, banyak tenaga kesehatan menyarankan ibu hamil untuk membatasi konsumsi kafein hingga kurang dari 200 mg per hari. Sebagai perbandingan, secangkir (8 ons atau 240 mL) kopi seduh mengandung sekitar 95 mg kafein, sementara teh seduh mengandung sekitar 47 mg, dan satu kaleng soda berkafein mengandung sekitar 33 mg.
Hindari Teh Herbal dan Alkohol
Efek beberapa jenis herbal terhadap janin belum sepenuhnya diketahui. Oleh karena itu, ibu hamil sebaiknya menghindari teh herbal kecuali telah mendapatkan rekomendasi dari tenaga kesehatan. Bahkan teh herbal yang dirancang khusus untuk kehamilan pun perlu dikonsumsi dengan hati-hati.
Selain itu, konsumsi alkohol selama kehamilan dapat meningkatkan risiko keguguran, lahir mati, serta sindrom alkohol janin yang dapat menyebabkan gangguan pertumbuhan dan perkembangan wajah serta intelektual bayi. Karena belum ada jumlah alkohol yang terbukti aman selama kehamilan, ibu hamil disarankan untuk tidak mengonsumsinya sama sekali. Jika memiliki kekhawatiran tentang konsumsi alkohol sebelum mengetahui kehamilan atau kesulitan untuk berhenti, sebaiknya berkonsultasi dengan tenaga kesehatan.
Menjaga pola makan yang sehat dan aman selama kehamilan sangat penting untuk kesehatan ibu dan janin. Menghindari makanan yang mengandung merkuri tinggi, makanan mentah, produk yang tidak dipasteurisasi, serta membatasi kafein dan alkohol dapat membantu mengurangi risiko komplikasi kehamilan. Dengan memilih makanan yang lebih aman dan bergizi, ibu hamil dapat memberikan nutrisi terbaik bagi perkembangan bayi yang sehat.