KEMBAR78
Megawati Titip 3 Pesan di Hari Santri Nasional 2025 - News Liputan6.com
Sukses

Megawati Titip 3 Pesan di Hari Santri Nasional 2025

Hasto mengatakan, ketiga pesan itu menjadi pegangan moral bagi bangsa untuk terus membela kemanusiaan dan keadilan tanpa rasa takut.

Diterbitkan 22 Oktober 2025, 17:07 WIB
Jadi intinya...
  • Megawati tekankan Resolusi Jihad sebagai kekuatan moral berlandaskan keyakinan dan cinta tanah air.
  • Jadikan Resolusi Jihad fondasi membangun rasa percaya diri nasional untuk hadapi tantangan.
  • Maknai Resolusi Jihad sebagai kesadaran historis kontribusi Indonesia bagi dunia.

Liputan6.com, Jakarta- Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarnoputri menitipkan tiga pesan dalam peringatan Hari Santri Nasional 2025. Pesan ini disampaikan lewat Sekretaris Jenderal DPP PDIP, Hasto Kristiyanto.

Menurut Hasto, pesan pertama Megawati menekankan Resolusi Jihad sebagai kekuatan moral (moral force) yang digerakkan oleh keyakinan, kecintaan pada tanah air, dan nilai keagamaan yang kokoh.

Pesan kedua, kata Hasto, adalah pentingnya menjadikan peristiwa bersejarah itu sebagai fondasi membangun rasa percaya diri nasional.

"Kita ini, ketika bersatu, kita bisa menghadapi pemenang Perang Dunia Kedua," pesan Megawati seperti disampaikan Hasto dalam acara peringatan Hari Santri Nasional 2025 di Sekolah Partai PDIP, Lenteng Agung, Jakarta Selatan, Rabu (22/10/2025).

“Dengan bersatu dan mengobarkan semangat kebangsaan, rasa percaya diri sebagai bangsa yang hebat dengan cita-cata ‘membangun tata dunia baru' (to build the world anew) dapat diwujudkan, sebagaimana pernah dipidatokan oleh Bung Karno pada 30 September 1960,” sambungnya.

Pesan ketiga, mengajak seluruh anak bangsa memaknai Resolusi Jihad sebagai kesadaran historis bahwa Indonesia lahir untuk memberi kontribusi bagi dunia.

"Dengan patriotisme yang menyala-nyala, kita berani berhadapan dengan siapapun yang menjajah kita, baik di bidang politik, ekonomi, budaya, dan sebagainya," tegas Hasto menyampaikan pesan Megawati.

Promosi 1
2 dari 3 halaman

Perjuangan PDIP Dorong Penetapan Hari Santri Nasional

Hasto menambahkan, ketiga pesan itu menjadi pegangan moral bagi bangsa untuk terus membela kemanusiaan dan keadilan tanpa rasa takut.

"Tantangan yang kita hadapi tidaklah ringan," ujarnya.

Dia juga menyoroti pentingnya semangat hubbul wathon minal iman (cinta tanah air adalah sebagian dari iman) sebagai perpaduan kekuatan yang diperlukan dalam situasi saat ini.

Dalam konteks ini, PDIP dengan semangat Islam berkemajuan bertekad mengukuhkan diri sebagai "rumah besar" bagi seluruh warga bangsa.

Dalam kesempatan itu, Hasto juga mengenang perjuangan PDIP dalam menetapkan Hari Santri Nasional. Dia menyebut ide itu berawal dari usulan Ketua DPP PDIP Ahmad Basarah menjelang Pilpres 2014, yang ingin mengingat kembali semangat Resolusi Jihad dan mengaitkannya dengan kelahiran Pancasila 1 Juni 1945.

3 dari 3 halaman

Santri Tak Lepas dari Perjuangan Bangsa

Setelah berkonsultasi dan mendapat izin dari Megawati, perjuangan bersama akhirnya berhasil menghadirkan Hari Santri yang dikaitkan dengan kelahiran Pancasila. Hal ini menegaskan bahwa santri adalah bagian tak terpisahkan dari sejarah perjuangan bangsa.

Hasto menegaskan bahwa Resolusi Jihad 22 Oktober 1945 bukan sekadar titik temu antara agama dan nasionalisme.

Namun, peristiwa itu menunjukkan bagaimana seluruh rakyat Indonesia dengan pemimpinnya bersatu padu, berdiri kokoh menghadapi pemenang Perang Dunia Kedua, Inggris dan sekutunya, yang datang ke Surabaya.

"Rupanya memang sejak awal ada suatu visi yang luar biasa tentang Republik ini," pungkas Hasto, mengutip perjuangan Bung Karno yang menyatukan gagasan nasionalisme, Islam, dan sosialisme sebagai realitas peradaban dunia.

Produksi Liputan6.com