KEMBAR78
40% Harga Gabah di Bawah HPP, Wamentan Beberkan Faktanya - Bisnis Liputan6.com
Sukses

40% Harga Gabah di Bawah HPP, Wamentan Beberkan Faktanya

Wakil Menteri Pertanian (Wamentan) Sudaryono menuturkan, meskipun harga gabah terserap di bawah HPP, tetapi petani diklaim tetap mendapat pemasukan lebih baik dari kebijakan sebelumnya.

Diterbitkan 15 Mei 2025, 18:15 WIB

Liputan6.com, Jakarta - Wakil Menteri Pertanian (Wamentan) Sudaryono tak menutupi jika 40 persen gabah petani masih dijual di bawah harga pembelian pemerintah (HPP). Kendati begitu, ia menyebut kebanyakan masih terserap di atas harga patokan sebelumnya.

Wamentan lantas membandingkan serapan gabah petani ketika HPP masih Rp 6.000 per kg. Namun, itu tak bisa terserap maksimal lantaran Perum Bulog kala itu membelinya beras, bukan gabah petani. 

"Sekarang (HPP gabah) sudah Rp 6.500 per kg. Betul ada 40 persen yang di bawah Rp 6.500 per kg, tapi saya sisir lagi yang 40 persen itu. Yang dibeli di atas Rp 6.000 per kg lebih tinggi daripada HPP tahun sebelumnya. Itu jauh lebih besar porsinya," ungkapnya di SPP Karawang, Kamis (15/5/2025).

"Jadi yang di bawah di angka kepala 5, Rp 5.000an per kg tuh kecil sekali. Itu terjadi di daerah-daerah yang jauh-jauh, ada yang di Sumsel, ada yang di Bengkulu, kemudian Papua Selatan dan seterusnya," tegas Wamentan. 

Oleh karena itu, ia berkesimpulan, meskipun harga gabah terserap di bawah HPP, tetapi petani diklaim tetap mendapat pemasukan lebih baik dari kebijakan sebelumnya.  

"Artinya, so far harga itu masih lebih baik. Ini bukannya saya menghibur diri sendiri, tapi so far harga itu masih lebih baik dibandingkan HPP di tahun sebelumnya," kata Wamentan. 

Jadi Catatan bagi Bulog 

Menurut dia, ini jadi catatan tersendiri bagi Perum Bulog yang tengah membawa prestasi. Dengan rekor stok cadangan beras pemerintah (CBP) hingga 3,7 juta ton, dan serapan 2,1 juta ton pada periode Januari-Mei 2025.

"Maksud saya begini, sudah diambil oleh Bulog 2,1 juta ton, itu harga gabah trennya turun. Sudah diambil 2 juta ini beras, tapi harganya itu kalau enggak kita jagain, itu trennya maunya turun," sebut dia. 

Promosi 1
2 dari 3 halaman

Produksi Beras Melimpah

"Kalau enggak kita jagain ini, dia akan turun terus. Artinya sudah diambil banyak kok harganya masih turun. Berarti yang beredar di masyarakat itu jauh lebih banyak, kami meyakini begitu," dia menekankan. 

Produksi Beras Melimpah

Selain itu, Wamentan juga mencermati angka produksi beras di periode saat ini yang betul-betul melimpah. Itu terlampir dari data Badan Pusat Statistik (BPS) di kuartal I 2025, yang mengumumkan kenaikan 51 persen. 

Oleh karenanya, ia meminta Bulog untuk melakukan penyerapan gabah petani lebih giat lagi. 

"Artinya harga gabah yang di bawah Rp 6.500 per kg, kita musti carikan solusi. Artinya Bulog harus serapannya ditambah lagi," pinta Wamentan. 

 

3 dari 3 halaman

Cadangan Surplus, Wamentan Buka Peluang Sumbang Beras ke Palestina

Sebelumnya, Wakil Menteri Pertanian (Wamentan) Sudaryono buka peluang untuk mengalokasikan sumbangan beras dalam misi kemanusiaan di Palestina. Rencana ini muncul lantaran stok cadangan beras pemerintah (CBP) terhitung surplus, dengan besaran 3,7 juta ton.

"Misi-misi kemanusiaan, apakah di Afrika, apakah di Palestina, dan seterusnya, itu sedang lagi kita hitung. Kira-kira dari cadangan pangan kita, cadangan beras kita ini berapa yang bisa kita alokasikan," ujarnya di Sentra Penggilingan Padi (SPP) Karawang, Kamis (15/5/2025).

Sudaryono pun bersyukur atas capaian penyerapan gabah petani di musim panen kali ini. Tak lupa, ia meminta para pemangku kepentingan terkait bisa mengaturnya agar prestasi ini bisa dijaga hingga akhir tahun.

"Karena kan ini perjalanan tahun 2025 ini kan masih panjang, masih baru 4 bulan. Jadi masih ada 8 bulan ke depan," kata Wamentan mengingatkan.

Untuk itu, ia juga meminta para petani agar tetap giat melakukan proses tanam. Sehingga hasil produksi gabah di periode panen berikutnya bisa tetap maksimal.

"Kementerian Pertanian memastikan yang ditanam banyak. Karena kalau nanam banyak panenan banyak, kalau panenan banyak, maka cadangan pangan kita akan lebih baik," ungkap dia.

 

Produksi Liputan6.com