KEMBAR78
Elon Musk Serukan Boikot Netflix, Apakah Berdampak? - Bisnis Liputan6.com
Sukses

Elon Musk Serukan Boikot Netflix, Apakah Berdampak?

Elon Musk menyerukan boikot Netflix karena kontroversi acara animasi. Namun, analis menilai dampaknya kecil dan saham Netflix tetap kuat.

Diterbitkan 03 Oktober 2025, 21:00 WIB

Liputan6.com, Jakarta - Elon Musk kembali membuat kontroversi dengan menyerukan boikot Netflix. Melalui unggahan di platform X pada Rabu lalu, ia menulis, “Cancel Netflix demi kesehatan anak-anak Anda.” Seruan itu muncul setelah muncul tuduhan bahwa layanan streaming tersebut menjalankan “agenda kebangkitan transgender” lewat salah satu acara animasi.

Dikutip dari CNBC, Jumat (3/10/2025), acara yang dimaksud adalah “Dead End: Paranormal Park”, serial animasi Netflix yang menampilkan karakter transgender dan dibatalkan pada 2023 setelah dua musim.

Musk juga menanggapi sejumlah unggahan konservatif yang mengkritik kreator acara tersebut, Hamish Steele, termasuk tuduhan bahwa Steele pernah “mengejek” pembunuhan aktivis konservatif Charlie Kirk.

Menanggapi Musk, Steele menulis di platform Bluesky, “Ini mungkin akan menjadi hari yang sangat aneh.”

Ia juga membagikan unggahan penulis TV Jack Bernhardt yang menyebut “Dead End” sebagai “acara brilian tentang karakter-karakter yang baik dan luar biasa.” Netflix sendiri belum memberikan komentar resmi.

 

Promosi 1
2 dari 3 halaman

Tak Berpengaruh ke Pelanggan

Meski Musk cukup vokal, analis menilai seruan itu tidak akan banyak memengaruhi bisnis Netflix. Perusahaan masih mencatat 301,63 juta pelanggan pada akhir 2024 dengan kapitalisasi pasar sekitar USD 490 miliar atau sekitar Rp 7,9 kuadriliun (estimasi kurs Rp 16.100 per USD).

Sahamnya bahkan naik lebih dari 60% dalam setahun terakhir, meski turun sekitar 4% pekan ini.

“Apakah itu akan mengubah arah pasar? Saya rasa tidak. Orang justru bisa saja mendaftar untuk melawannya,” kata kontributor CNBC Guy Adami.

Hal senada disampaikan Alicia Reese dari Wedbush Securities. Menurutnya, komentar Musk datang terlalu terlambat untuk memengaruhi jumlah pelanggan pada kuartal ini, sementara peningkatan pendapatan iklan diyakini mampu menutup dampak negatif. “Angka-angka mereka seharusnya baik-baik saja,” katanya.

 

3 dari 3 halaman

Saham Terlalu Mahal

Tim Seymour dari Seymour Asset Management juga menilai reaksi warganet tidak cukup kuat untuk menekan harga saham Netflix yang dinilai terlalu mahal.

“Kita pernah melihat hal-hal seperti ini sebelumnya. Saya rasa bukan alasan untuk menjual Netflix,” ujarnya.

Seruan Musk ini mengingatkan pada boikot Bud Light milik Anheuser-Busch InBev pada 2023 setelah menampilkan influencer transgender Dylan Mulvaney. Namun, menurut analis CNBC Karen Finerman, efeknya tidak akan sebesar kasus Bud Light. “Saya rasa ini akan sangat cepat berlalu,” ucapnya.

EnamPlus