Liputan6.com, Jakarta PT Aneka Petroindo Raya (APR) dan PT AKR Korporindo (AKR) sebagai entitas pengelola SPBU BP-AKR sepakat membeli base fuel dari PT Pertamina (Persero). Ini disebut sesuai mandat dari Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Bahlil Lahadalia.
BP-AKR dalam pernyataannya mengungkapkan alasan pembelian base fuel dari Pertamina. Adapun, kesepakatan telah diambil saat pertemuan perusahaan dengan Pertamina Patra Niaga yang difasilitas Direktorat Jenderal Minyak dan Gas Bumi Kementerian ESDM, pekan lalu.
"Sejalan dengan arahan Menteri ESDM pada rapat tanggal 19 September 2025 yang lalu, BP -AKR menegaskan komitmennya terhadap penyediaan bahan bakar berkualitas dengan memastikan setiap langkah kolaborasi terukur dan bertangggung jawab," ungkap manajemen BP-AKR dalam keterangannya, Senin (6/10/2025).
Advertisement
Masih dalam pernyataannya, saat ini BP-AKR masih terus melakukan koordinasi intensif dengan seluruh pihak terkait. Tujuannya untuk memastikan terpenuhinya pasokan base fuel yang memenuhi tiga aspek tata kelola yaitu kepatuhan (compliance), kesesuaian spesifikasi serta standar kualitas, dan komersial.
"Fokus kami tetap sama yaitu memastikan kualitas produk yang konsisten, serta memberikan pelayanan terbaik bagi pelanggan," tulis BP-AKR.
BP-AKR mengapresiasi keterbukaan yang dibangun dalam dialog konstruktif demi tercapainya solusi terbaik untuk semua pihak, khususnya masyarakat. BP-AKR tetap berkomitmen mempercepat normalisasi pasokan bahan bakar untuk mendukung mobilitas masyarakat.
Vivo dan BP Sepakat Beli BBM Pertamina
Sebelumnya, Vivo dan BP-AKR telah sepakat untuk membeli base fuel dari PT Pertamina (Persero). Proses pengiriman akan dilakukan pada pekan ketiga Oktober 2025 ini.
Pj Corporate Secretary PT Pertamina Patra Niaga, Roberth Domatubun mengatakan pihak Vivo, PT Aneka Petroindo Raya (APR) dan PT AKR Korporindo (AKR) telah sepakat menindaklanjuti detail teknis pembelian base fuel Pertamina. Tindak lanjut kesepakatan ini menyangkut beberapa hal.
Diantaranya, kesepakatan dokumen pernyataan dalam rangka menjaga GCG dan Regulasi seperti Pernyataan Anti Monopoli, Money Laundry, Penyuapan dan lain-lain. Menyampaikan kebutuhan komoditi yang dibutuhkan. Membahas kesepakatan terkait Spesifikasi produk, Key Terms dan GTC.
"Selanjutnya Pertamina akan menyampaikan kembali spesifikasi produk yang dapat memenuhi requirement semua BU dan key term termasuk join surveyor untuk dikonfirmasi oleh BU swasta terkait," kata Roberth saat dihubungi Liputan6.com, Senin (6/10/2025).
Advertisement
Diimpor Akhir Oktober 2025
Jika Vivo dan BP-AKR sepakat, pihaknya akan memprodes pengadaan base fuel tersebut. Selanjutnya pemenang pengadaan akan disampaikan kepada BU Swasta dalam lingkup penyedia kargo, best price dan volume kargo.
"Apabila BU Swasta sepakat, maka akan dibicarakan terkait Aspek Komersial (b to b) dan juga tidak kalah pentingnya adalah Join Inspection yang dilakukan. Selanjutnya Tahap akhir adalah pengiriman kargo yang sudah disepakati sekitar di minggu ketiga Oktober (2025)," jelas Roberth.
Dia menegaskan, langkah ini bisa berjalan dengan kesepatan dari 3 badan usaha swasta tersebut. Karena pengiriman kargo dalam satu pengadaan yang sama tidak terpisah pisah. "Kembali Pertamina menyampaikan bahwa dengan semangat kolaborasi berdasarkan niat baik untuk memberikan pelayanan pada masyarakat ini untuk di sikapi dengan bijak dan positif, sesuai arahan dari Pemerintah," tandasnya.
Exxon dan Shell Belum Beri Keputusan
Sementara itu, negosiasi pengadaan bahan bakar minyak (BBM) di SPBU swasta masuk babak baru. Ternyata, dua badan usaha swasta, Shell dan Exxon masih belum sepakat untuk beli BBM atau base fuel dari Pertamina.
Pj. Corporate Secretary Pertamina Patra Niaga, Roberth Domatubun mengatakan pembahasan antara Pertamina dan badan usaha swasta masih berjalan. Namun, dua entitas masih butuh waktu dan belum mengambil keputusan.
"Exxon dan Shell belum dapat melanjutkan pembicaraan," kata Roberth saat dihubungi Liputan6.com, Senin (6/10/2025).
Advertisement