Liputan6.com, Jakarta Harga minyak turun lebih dari 1% pada hari Kamis (Jumat waktu Jakarta). Harga minyak amblas setelah Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengatakan dia dan Presiden Rusia Vladimir Putin sepakat untuk segera bertemu di Hungaria guna membahas diakhirinya perang di Ukraina, yang menimbulkan ketidakpastian atas pasokan energi global.
Dikutip dari CNBC, Jumat (17/10/2025, harga minyak dunia Brent ditutup turun 85 sen atau 1,37%, lebih rendah di level USD 61,06 per barel. Sedangkan harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) AS ditutup turun 81 sen atau 1,39% ke USD 57,46.
Ini merupakan penutupan terendah bagi kedua acuan harga minyak dunia sejak 5 Mei.
Advertisement
Trump mengatakan ia dan Putin sepakat pada hari Kamis untuk segera bertemu di Budapest guna membahas upaya mengakhiri perang di Ukraina. Satu hari sebelum presiden AS dijadwalkan berbicara dengan pemimpin Ukraina Volodymyr Zelenskiy. Tanggal pertemuan puncak tersebut tidak disebutkan.
“Ketegangan geopolitik antara Rusia, Amerika Serikat, dan Ukraina mulai meningkat kembali,” ujar Kepala Ekonom Matador Economics.
Badan Informasi Energi (EIA) juga turut membebani harga, dengan menyatakan bahwa persediaan minyak mentah AS meningkat 3,5 juta barel menjadi 423,8 juta barel pekan lalu, dibandingkan dengan ekspektasi analis dalam jajak pendapat Reuters yang memperkirakan kenaikan sebesar 288.000 barel.
Persediaan Minyak Mentah
Peningkatan persediaan minyak mentah yang lebih besar dari perkiraan ini sebagian besar disebabkan oleh penurunan utilisasi kilang seiring kilang-kilang memasuki masa pemulihan di musim gugur.
“Laporan ini sedikit bearish, dengan penumpukan minyak mentah yang besar diimbangi oleh penarikan distilat yang besar, tetapi dengan permintaan minyak tersirat yang jauh lebih lemah daripada minggu lalu,” kata Analis UBS Giovanni Staunovo.
Data juga menunjukkan kenaikan produksi AS menjadi 13,636 juta barel per hari, rekor tertinggi.
Sementara itu, para pedagang juga mencari potensi penghentian impor minyak Rusia oleh India, yang dapat membentuk kembali arus dan meningkatkan permintaan pasokan dari tempat lain.
Presiden Trump mengatakan Perdana Menteri Narendra Modi telah berjanji pada hari Rabu bahwa India akan berhenti membeli dari Rusia, yang merupakan pemasok minyak utama India, yang menyumbang sekitar sepertiga dari impor minyaknya.
“Ini merupakan perkembangan positif bagi harga minyak mentah karena akan menghilangkan pembeli utama minyak Rusia,” kata Analis Pasar IG Tony Sycamore.
Advertisement
Harga Minyak Sentuh Level Terendah
Kedua kontrak pada hari Rabu menyentuh level terendah sejak awal Mei akibat ketegangan perdagangan AS-Tiongkok dan kekhawatiran tentang kelebihan pasokan yang membayangi.
Beberapa penyuling minyak India sedang bersiap untuk memangkas impor minyak Rusia, dengan harapan pengurangan bertahap, tiga sumber yang mengetahui masalah tersebut mengatakan kepada Reuters.
Namun, India mengatakan pada hari Kamis bahwa dua tujuan utamanya adalah memastikan harga energi yang stabil dan mengamankan pasokan, tanpa merujuk pada komentar Trump.
Rusia mengatakan yakin bahwa kemitraan energinya dengan India akan terus berlanjut.
Pemerintah Inggris mengumumkan sanksi baru pada hari Rabu, yang secara langsung menargetkan Rosneft dan Lukoil Rusia - dua perusahaan energi terbesar di dunia.