Â
Liputan6.com, Jakarta - Sering lupa meletakkan kunci atau bingung saat berbicara mungkin terdengar seperti hal biasa, tapi bisa jadi itu adalah tanda awal demensia.Â
Penyakit ini kerap berkembang secara perlahan, sehingga banyak individu tidak menyadari gejala-gejala awal yang muncul.
Advertisement
Padahal deteksi dini sangat penting untuk mendapatkan penanganan yang tepat, memperlambat perkembangan penyakit dan membantu penderita serta keluarga menyesuaikan diri dengan perubahan yang terjadi.
Oleh karena itu, ketahui beberapa tanda demensia yang patut diwaspadai, seperti dilansir dari Bright Side, Senin (21/7/2025).
1. Perilaku Aneh dan Tidak Pantas
Orang dengan demensia mungkin mulai menunjukkan perilaku yang tampak tidak seperti biasanya, mengabaikan norma-norma sosial yang pernah mereka ikuti.Â
Ini dikenal sebagai disinhibisi, suatu gejala yang terjadi ketika perubahan otak memengaruhi pengendalian impuls.
Akibatnya, mereka mungkin berbicara kasar atau tidak, bertindak tidak pantas di lingkungan sekitar, atau terlibat dalam tindakan impulsif seperti menyentuh orang asing atau berbicara keras di tempat umum.
Â
Ternyata mata mempunyai banyak bagian. Salah satunya retina mata. Ini dia agar retina mata tetap sehat.
2. Halusinasi
Beberapa penderita demensia mengalami halusinasi, melihat atau mendengar hal yang tidak nyata. Hal ini biasanya terjadi pada stadium lanjut, dan bisa membuat penderita merasa cemas atau ketakutan.Â
Pengasuh dan keluarga perlu memahami bahwa ini adalah bagian dari penyakit, bukan tindakan yang disengaja.
3. Kesulitan Menemukan Kata-Kata
Bingung saat berbicara, tersendat, atau sering salah menyebutkan nama benda? Bisa jadi ini lebih dari sekedar lupa biasa.
Kesulitan berbahasa adalah salah satu gejala utama demensia, khususnya pada jenis yang menyerang area bahasa di otak.Â
Seiring waktu, penderita bisa menarik diri dari percakapan karena frustasi tak mampu mengungkapkan pikiran.
Advertisement
4. Indera Penciuman Melemah
Penelitian menunjukkan bahwa penurunan kemampuan mencium bau tertentu bisa menjadi tanda awal gangguan kognitif.
Tes penciuman seperti AROMHA bahkan digunakan untuk mendeteksi kemungkinan demensia pada lansia.Â
Jika Anda atau orang terdekat mulai kehilangan kemampuan membedakan aroma, jangan anggap remeh.
5. Kesulitan Melakukan Tugas Sehari-hari
Aktivitas sederhana seperti memasak, mandi, atau berpakaian bisa menjadi tantangan besar bagi penderita demensia.Â
Mereka bisa lupa urutan berpakaian, salah meletakkan barang, atau kesulitan mengikuti resep. Ketergantungan pada pengasuh pun akan semakin meningkat seiring memburuknya kondisi.
6. Gangguan Visual-Spasial
Demensia tidak hanya memengaruhi daya ingat—namun juga mengganggu kemampuan visual-spasial. Individu mungkin mulai salah menilai jarak, kesulitan mengenali wajah, objek, atau tempat yang familiar.Â
Gangguan ini dapat menyebabkan masalah membaca, peningkatan risiko berjalan-jalan, dan membuat aktivitas seperti mengemudi menjadi berbahaya.
Seiring memburuknya penurunan kemampuan visual-spasial, seseorang mungkin kehilangan kepercayaan diri dalam kemampuannya untuk bergerak di lingkungannya, yang berkontribusi pada kebingungan, kecemasan, dan disorientasi dalam kehidupan sehari-hari.Â
7. Gejala Spesifik Alzheimer
Penyakit Alzheimer adalah penyebab paling umum demensia, yang memengaruhi daya ingat, perencanaan, dan keterampilan berorganisasi.Â
Meskipun kesehatan otak dan kesehatan mulut mungkin tampak tidak berhubungan, penelitian menunjukkan adanya hubungan yang kuat, terutama dalam hal Alzheimer.
Penelitian telah menemukan bahwa bakteri yang berkaitan dengan penyakit gusi (Porphyromonas gingivalis) telah terdeteksi di otak penderita Alzheimer.Â
Bakteri ini menghasilkan racun yang dapat merusak sel-sel otak, berpotensi berkontribusi pada akumulasi protein berbahaya yang terkait dengan hilangnya ingatan dan penurunan kognitif—dua gejala utama penyakit ini.
Hubungan ini berarti bahwa kebersihan mulut yang buruk dapat berperan dalam perkembangan Alzheimer, karena bakteri mulut dapat memasuki aliran darah dan mencapai otak.
Menjaga perawatan gigi yang baik—melalui menyikat gigi, membersihkan sela-sela gigi dengan benang, dan pemeriksaan gigi secara teratur—tidak hanya dapat baik untuk penampilan, tetapi juga dapat menjadi langkah pencegahan dalam menjaga kesehatan otakmu.
Advertisement