Liputan6.com, Jakarta - Perusaan video game asal Amerika Serikat, GameStop telah mengakuisisi sebanyak 4.710 Bitcoin (BTC).
Namun, GameStop tidak mengungkap biaya yang perusahaan keluarkan untuk membeli Bitcoin.
Mengutip Cryptonews, Jumat (30/5/2025) pengumuman ini muncul setelah GameStop secara resmi mengadopsi Bitcoin sebagai aset cadangan kas pada Maret 2025.
Advertisement
Khususnya, CEO GameStop, Ryan Cohen sebelumnya telah mengisyaratkan pembelian tersebut, berbagi foto dengan Ketua Eksekutif Strategy Michael Saylor, seorang advokat terkemuka untuk adopsi Bitcoin perusahaan.
Sebelumnya, Februari 2025 laporan CNBC mengungkapkan perusahaan video game itu sedang mempertimbangkan untuk menambahkan Bitcoin dan mata uang kripto lainnya ke neracanya.
Ini bukan pertama kalinya GameStop terjun ke dunia kripto. Perusahaan sebelumnya meluncurkan dompet kripto pada 2022, berharap untuk mengikuti gelombang Web3, tetapi menutupnya setahun kemudian, dengan alasan ketidakpastian peraturan.
GameStop Bergabung dengan Perusahaan Lain yang Adopsi Bitcoin sebagai Aset Cadangan
Langkah ini menyelaraskan GameStop dengan perusahaan lain yang mengintegrasikan aset digital ke dalam strategi keuangan mereka.
Baru-baru ini, perusahaan induk kripto asal Prancis, Blockchain Group mengumumkan rencana untuk membeli Bitcoin senilai USD 72 juta atau Rp1,1 triliun tambahan setelah penjualan obligasi senilai 63,3 juta euro.
Adapun Blackstone, yang dikenal sebagai manajer aset alternatif terbesar di dunia, melakukan langkah pertamanya ke pasar kripto, dengan membeli saham di iShares Bitcoin Trust (IBIT) milik BlackRock, dana yang diperdagangkan di bursa Bitcoin.
Â
Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual Kripto. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.
BlackRock Geser Strategy dan Binance sebagai Pemegang Bitcoin Terbesar
BlackRock, raksasa manajer investasi asal Amerika Serikat, kini menduduki posisi teratas sebagai pemegang Bitcoin terbesar di dunia, melampaui Strategy milik Michael Saylor dan bursa kripto Binance. Berdasarkan laporan dari Cryptonews pada Selasa (27/5/2025), BlackRock melalui produk ETF-nya, iShares Bitcoin Trust (IBIT), kini memegang 621.000 BTC.
IBIT yang diluncurkan pada Januari 2024, dengan cepat menjadi kendaraan institusional dominan untuk eksposur ke Bitcoin.
Dengan kepemilikan tersebut, BlackRock menguasai lebih dari 3,5% total pasokan Bitcoin yang beredar. Posisi ini membuat BlackRock hanya terpaut dari sosok legendaris di dunia kripto, Satoshi Nakamoto, yang diyakini memiliki sekitar 1,1 juta BTC.
Kepemilikan BlackRock juga melampaui Strategy yang mengelola 580.250 BTC serta Binance yang menyimpan 534.471 BTC, menurut data dari Coinglass.
Advertisement
Bitcoin Jadi Aset Strategis dalam Investasi Korporasi
Lonjakan kepemilikan Bitcoin oleh institusi besar seperti BlackRock mencerminkan perubahan struktural dalam lanskap investasi global. Aset kripto, khususnya Bitcoin, kini mulai dianggap sebagai bagian inti dari strategi alokasi kekayaan oleh perusahaan besar.
Langkah BlackRock dinilai mencerminkan kepercayaan jangka panjang terhadap nilai dan potensi Bitcoin sebagai lindung nilai terhadap inflasi dan sebagai aset digital yang terdesentralisasi. Tak hanya BlackRock, perusahaan-perusahaan besar lainnya juga mengikuti jejak serupa dengan meningkatkan eksposurnya terhadap Bitcoin.
Strategi institusional ini mempertegas pergeseran Bitcoin dari sekadar aset alternatif menjadi instrumen investasi arus utama. Selain digunakan untuk diversifikasi portofolio, Bitcoin juga mulai dilihat sebagai pelindung kekayaan terhadap gejolak pasar dan kebijakan moneter global.