KEMBAR78
Fenomena Mesum di Kuburan yang Gelap Gulita - News Liputan6.com
Sukses

Fenomena Mesum di Kuburan yang Gelap Gulita

BR (39) tampak resah. Berkali-kali menggelengkan kepalanya. Tak habis pikir dengan kelakuan sejoli yang sering nongkrong di area Taman Pemakaman Umum (TPU) Kebon Nanas.

Diperbarui 29 Juli 2025, 18:24 WIB
Jadi intinya...
  • Warga resah akibat video viral mesum di TPU Kebon Nanas, Jaktim.
  • Minimnya penerangan dan pengawasan memicu tindakan asusila di makam.
  • Gubuk ilegal di TPU jadi tempat mesum dan praktik pungli calo makam.

Liputan6.com, Jakarta BR (39) tampak resah. Berkali-kali menggelengkan kepalanya. Tak habis pikir dengan kelakuan sejoli yang sering nongkrong di area Taman Pemakaman Umum (TPU) Kebon Nanas, Cipinang Besar Selatan, Jatinegara, Jakarta Timur.

Belum lama ini, video viral di media sosial (medsos), sepasang pemuda tertangkap basah sedang berbuat mesum di area makam pada Minggu (27/7).

BR menceritakan, kejadian ini bukan yang pertama kali terjadi. Lokasi TPU yang minim penerangan dan pengawasan menjadi celah bagi oknum tak bertanggung jawab untuk melakukan tindakan asusila.

"Sudah sering kejadian begitu di sini, kadang ketahuan malah. Kita juga malu, resah sendiri jadinya. Ini kan bukan tempat untuk mereka begituan," kata BR.

Selain itu, suasana makam yang sepi mulai dari pagi hingga malam hari sering dimanfaatkan sebagai tempat pacaran hingga perbuatan mesum.

"Biasanya sih pengamen dari luar main berbuat seenaknya di sini. Di sini juga kan ada gubuk ilegal, itu jadi pancingan juga buat mereka berbuat mesum," ujar BR.

 

Promosi 1
2 dari 2 halaman

Ada Pungli

BR menyebutkan, ada ratusan kepala keluarga (KK) yang tinggal di bangunan liar di sekitar area TPU Kebon Nanas.

"Kalau boleh tegas, pemerintah jangan ragu tindaklanjuti kayak gini. Tempat dipakai buat mesum segala macam ini sudah menyangkut moral, enggak baik," tegas BR.

Sementara itu, warga bernama IT (37) menyatakan, area gubuk tersebut dibekingi oleh oknum. Selain berbuat asusila, mereka juga melakukan pencurian pagar besi makam secara diam-diam.

"Merasa punya bekingan, mereka ya sesuka hati buat asusila, kadang berhubungan di area makam, kadang di gubuk itu," kata IT.

Menurut IT, warga di gubuk liar itu sering berupaya menjadi calo pemakaman ke keluarga yang sedang berduka. Mereka biasanya meminta uang sebesar Rp3-5 juta dan petugas seringkali menggagalkan pungutan liar (pungli) tersebut.

"Jadi ada orang sedang berduka, seperti kemarin saya ketemu langsung, itu keluarga mengaku bayar Rp3 juta. Untungnya sama petugas makam diberitahu bahwa gratis, jadi gagal," kata IT.

Warga berharap Pemerintah Kota Jakarta Timur (Jaktim) segera melakukan penataan menyeluruh terhadap area pemakaman, mulai dari infrastruktur hingga pengawasan.

"Jadi bisa untuk mencegah kejadian yang tidak pantas, bisa mengembalikan kesakralan dan fungsi utama dari TPU, juga sebagai tempat peristirahatan terakhir yang layak dan terhormat," katanya.

 

EnamPlus