Liputan6.com, Jakarta- Umat Islam di Indonesia mulai menantikan datangnya bulan Ramadan 1447 Hijriah atau Ramadan 2026. Meski penetapan resmi dari pemerintah belum diumumkan, antusiasme masyarakat sudah terasa.
Berdasarkan Surat Keputusan Bersama (SKB) tiga menteri, awal Syawal 1447 H diperkirakan jatuh pada Maret 2026. Ini terlihat dari penetapan libur nasional Idulfitri yang tercatat berlangsung pada Sabtu dan Minggu, 21–22 Maret 2026.
Tak hanya itu, momen Lebaran juga akan diwarnai dengan cuti bersama yang cukup panjang, yakni pada Jumat (20/3/2026), Senin (23/3/2026), dan Selasa (24/3/2026).
Advertisement
Jika Idulfitri 2026 jatuh pada 21 Maret dan puasa Ramadan berlangsung selama 30 hari, maka umat Islam diperkirakan akan mulai menjalankan ibadah puasa pada 20 Februari 2026. Artinya, hanya tersisa 124 hari lagi menuju bulan suci Ramadan 1447 H.
Perhitungan ini masih bersifat perkiraan. Penentuan awal Ramadan 2026 akan dikukuhkan melalui sidang isbat oleh Kementerian Agama.
“Penetapan tanggal 1 Ramadan 1447 Hijriah, Hari Raya Idulfitri 1447 Hijriah, dan Hari Raya Iduladha 1447 Hijriah ditetapkan dengan Keputusan Menteri Agama,” tulis SKB tiga menteri itu yang dikutip Minggu (19/10/2025).
SKB ini ditandatangani Menteri Agama, Menteri Ketenagakerjaan, dan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi.
Awal Ramadan Versi Muhammadiyah
Berbeda dengan pemerintah, Muhammadiyah sudah menetapkan awal puasa Ramadan 1447 Hijriah jatuh pada Rabu, 18 Februari 2026.
Keputusan ini berdasarkan hasil hisab hakiki wujudul hilal yang menjadi acuan Muhammadiyah. Jadwal awal Ramadan 2026 ini disampaikan melalui maklumat resmi yang ditandatangani Majelis Tarjih dan Tajdid.
Metode penentuan awal puasa yang digunakan Muhammadiyah berbeda dengan pemerintah yang masih menerapkan rukyatul hilal atau pengamatan bulan secara langsung. Muhammadiyah mengandalkan pendekatan ilmiah melalui perhitungan astronomi.
“Menurut hisab hakiki wujudul hilal, posisi bulan sudah memenuhi syarat sehingga 1 Ramadan 1447 H jatuh pada Rabu, 18 Februari 2026,” demikian isi maklumat PP Muhammadiyah, dikutip dari situs Muhammadiyah Jateng.
Metode hisab hakiki wujudul hilal merupakan perhitungan astronomi yang menggabungkan data posisi matahari dan bulan secara akurat. Dengan pendekatan ini, Muhammadiyah dapat menentukan awal Ramadan, Syawal, maupun Zulhijah tanpa bergantung pada pengamatan langsung.
Selain itu, Muhammadiyah telah lama menggunakan Kalender Hijriah Global Tunggal (KHGT). Kalender ini berfungsi sebagai acuan resmi dalam menetapkan ibadah berbasis penanggalan Hijriah. KHGT mengintegrasikan perhitungan astronomi secara global, sehingga mampu memberikan kepastian waktu yang konsisten.
PP Muhammadiyah dalam maklumatnya juga merilis waktu Idulfitri yakni jatuh pada Jumat, 20 Maret 2026.
Penetapan ini, menurut Majelis Tarjih dan Tajdid, didukung oleh sistem HisabMu. Sistem ini merupakan perangkat hisab digital yang dikembangkan Muhammadiyah untuk meningkatkan akurasi dalam menentukan awal bulan Hijriah.
Advertisement