Liputan6.com, Padang - Serunai merupakan instrumen musik tiup dari Minangkabau, Sumatra Barat. Alat musik dari bambu ini berukuran kecil dan berfungsi mirip klarinet.
Konon, akar serunai adalah alat musik dari Lembah Kashmir, India. Alat musik bernama shehnai ini diduga merupakan hasil perkembangan dari alat musik pungi, sebuah alat musik yang digunakan para pemikat ular di India.
Serunai kemudian menjadi populer di Sumatra Barat. Alat musik ini dikenal merata di Sumatera Barat, khususnya di bagian dataran tinggi Agam, Tanah Datar, Lima Puluh Kota, dan di sepanjang pesisir pantai Sumatra Barat.
Advertisement
Serunai biasanya dimainkan dalam berbagai upacara adat Minang, salah satunya ritual batagak pangulu. Namun, serunai juga sering dimainkan di waktu senggang, terutama saat pergi meladang.
Alat musik bernada pentatonis ini terbuat dari dua potong kayu atau bambu berongga dengan ukuran berbeda. Batang kecil yang disebut puput (pupuik) menjadi bagian yang ditiup oleh pemain. Bagian ini berfungsi sebagai sumber suara.
Â
Simak Video Pilihan Ini:
Ribuan Penganut Kejawen Ikuti Tradisi Punggahan Jelang Ramadhan di Banyumas
Ukuran Lebih Besar
Selanjutnya, terdapat batang berukuran lebih besar yang berfungsi sebagai penata nada. Batang ini memiliki empat lubang atau lebih. Jarak setiap lubang sekitar 2,5 sentimeter.
Kedua bagian ini disambungkan, sehingga menjadi komponen utama serunai. Selain komponen utama, ada juga komponen pelengkap berupa corong yang disambungkan pada sisi depan serunai.
Corong ini biasanya terbuat dari tanduk kerbau atau kayu gabus. Sisi depan corong dibuat semakin membesar. Komponen corong berfungsi untuk meningkatkan volume suara yang dihasilkan serunai.
Ukuran serunai tergolong kecil. Serunai tanpa corong hanya memiliki panjang sekitar 20 sentimeter.
Serunai menghasilkan nada yang sangat terbatas. Hal inilah yang menjadi alasan terbatasnya penggunaan serunai dalam upacara dan ritual adat.
Penulis: Resla
Advertisement