KEMBAR78
Pendapatan Merdeka Battery Materials Tumbuh 39% di 2024 - Saham Liputan6.com
Sukses

Pendapatan Merdeka Battery Materials Tumbuh 39% di 2024

Selama 2024, tambang nikel PT Sulawesi Cahaya Mineral (SCM) milik Merdeka Battery Materials menghasilkan 10,1 juta wet metric tonnes (wmt) limonit, peningkatan 150% dibandingkan dengan tahun sebelumnya, dan 4,9 juta wmt saprolit, naik 110% dari 2023.

Diterbitkan 08 April 2025, 12:10 WIB

Liputan6.com, Jakarta PT Merdeka Battery Materials Tbk (MBMA) mencatatkan peningkatan volume produksi, efisiensi operasi, dan eksekusi strategis proyek-proyek ekspansi sepanjang 2024.

Merdeka Battery Materials mencatat pendapatan sebesar USD 1,84 miliar pada 2024, meningkat 39% dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Laba bersih melonjak 139% menjadi USD 80 juta, sementara EBITDA juga meningkat 67% menjadi USD 163 juta.

Presiden Direktur MBMA Teddy Oetomo, menyatakan kinerja perusahaan terutama didorong oleh peningkatan produksi dari tambang nikel PT Sulawesi Cahaya Mineral (SCM) serta kontribusi signifikan dari operasi nickel pig iron (NPI).

Hasilkan 10,1 Juta wmt Limonit

Teddy mengungkapkan, selama 2024, tambang SCM menghasilkan 10,1 juta wet metric tonnes (wmt) limonit, peningkatan 150% dibandingkan dengan tahun sebelumnya, dan 4,9 juta wmt saprolit, naik 110% dari 2023.

Dalam periode yang sama, smelter Rotary Kiln Electric Furnace (RKEF) memproduksi 82.161 ton nikel dalam bentuk NPI, peningkatan 26% dibandingkan dengan tahun sebelumnya, yang membuktikan strategi integrasi vertikal MBMA.

“Tahun lalu merupakan periode yang transformatif bagi MBMA. Kami berhasil meningkatkan produksi serta terus meningkatkan efisiensi di seluruh operasi,” ujar Teddy dalam keterangan resmi, dikutip Selasa (8/4/2025).

Teddy menambahkan, dengan pengembangan proyek-proyek baru yang berjalan lancar serta fasilitas-fasilitas kunci yang mulai memasuki tahap commissioning, perusahaan berada dalam posisi yang kuat untuk mempertahankan pertumbuhan berkelanjutan pada tahun 2025.

 

Promosi 1
2 dari 3 halaman

Efisiansi Biaya

Adapun kinerja positif MBMA turut didukung oleh mobilisasi kontraktor tambang baru dan percepatan kegiatan penambangan yang meningkatkan produksi bijih secara signifikan. Upaya ini menjadi fondasi penting untuk meningkatkan operasi pemrosesan hilir, khususnya operasi RKEF dan High Pressure Acid Leach (HPAL) Perusahaan.

Inisiatif efisiensi biaya juga berkontribusi besar terhadap peningkatan pendapatan. Biaya tunai penambangan di tambang SCM menurun dari USD 6 per wmt pada kuartal ketiga menjadi USD 5 per wmt pada kuartal keempat 2024.

Sementara biaya tunai NPI turun menjadi USD 10.307 per ton pada 2024, dibandingkan dengan USD 12.095 pada tahun sebelumnya menempatkan MBMA pada kisaran bawah dari panduan biaya antara USD 10.000 hingga USD 11.000 per ton.

“Biaya tunai NPI diperkirakan akan terus menurun seiring meningkatnya ketersediaan bijih saprolite dari produksi sendiri untuk operasi RKEF kami,” jelas Teddy.

Untuk lebih mengoptimalkan logistik dan mengurangi biaya, MBMA saat ini tengah membangun jalan angkut baru yang akan menghubungkan tambang SCM secara langsung dengan kawasan Indonesia Morowali Industrial Park (IMIP).

Proyek infrastruktur strategis ini akan lebih menurunkan biaya pengangkutan secara signifikan, meningkatkan kapasitas pengiriman bijih saprolit, serta menciptakan koridor khusus untuk jalur pipa dan transmisi bijih limonit yang akan menyuplai pengembangan fasilitas HPAL MBMA di IMIP.

 

3 dari 3 halaman

Strategi Pertumbuhan Jangka Panjang

Sebagai bagian dari strategi pertumbuhan jangka panjangnya, MBMA tengah mengembangkan dua pabrik HPAL di IMIP bermitra dengan GEM Co., Ltd (GEM) dan mitra strategis lainnya. PT Sulawesi Nickel Cobalt (PT SLNC) memiliki rencana kapasitas produksi nikelsebesar 90.000 ton per tahun dalam bentuk Mixed Hydroxide Precipitate (MHP).

PT ESG New Energy Material (PT ESG) dirancang memiliki kapasitas produksi 30.000 ton nikel per tahun, sementara PT Meiming New Energy Material (PT Meiming) akan menyumbang produksi 25.000 ton setiap tahunnya.

Train A PT ESG telah mulai berproduksi pada Desember 2024 dan menyelesaikan penjualan MHP perdana pada Maret 2025; Train B sedang dalam tahap commissioning dan direncanakan mulai beroperasi pada kuartal kedua 2025.

Kegiatan konstruksi di PT SLNC dimulai pada kuartal pertama 2025. Sementara itu, kegiatan commissioning di fasilitas Acid Iron Metal (AIM) yang dioperasikan PT Merdeka Tsingshan Indonesia (MTI) terus menunjukkan kemajuan.

Pabrik asam dan pirit di MTI telah beroperasi, dengan pabrik asam mencatat rekor produksi pada kuartal keempat 2024 sebesar 164.985 ton asam dan 225.036 ton uap.

Pabrik logam klorida dan katoda tembaga juga mendekati penyelesaian tahap commissioning di mana pabrik klorida telah memproduksi sponge copper perdana pada Januari 2025.

EnamPlus