Liputan6.com, Jakarta Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diproyeksikan menguat secara moderat pada Juni 2025. Head of Research Kiwoom Sekuritas Indonesia, Liza Camelia Suryanata, menyatakan tren historis penguatan IHSG di bulan Juni masih berpotensi terulang tahun ini, didukung sejumlah katalis positif baik dari dalam maupun luar negeri.
“Hal tersebut masih bisa terwujud, dengan prediksi IHSG akan bergerak sideways cenderung menguat pada Juni 2025, dalam rentang 7.000–7.300, dengan kecenderungan menembus resistance 7.300 apabila terus ditopang oleh net buy asing, stimulus domestik, dan stabilitas nilai tukar,” ujar Liza, ditulis Jumat (30/5/2025).
Ia juga menambahkan kombinasi dari window dressing akhir semester serta aksi investor yang mulai memposisikan portofolionya menjelang laporan keuangan kuartal II bisa menjadi katalis tambahan yang signifikan.
Advertisement
“Window dressing akhir semester dan positioning menuju laporan keuangan kuartal II bisa menjadi katalis tambahan,” katanya.
Sentimen Penggerak IIHSG
Secara umum, sentimen penggerak IHSG pada Juni 2025 mencakup stimulus pemerintah, penurunan bunga penjaminan LPS, pemangkasan BI Rate, serta ekspektasi dovish dari The Fed.
Di sisi lain, risiko global tetap perlu dicermati, terutama dari dinamika tarif dagang AS dan ketegangan geopolitik.
Dengan Rupiah yang berpotensi menguat ke level Rp16.000/USD dan aliran dana asing yang mulai kembali, pelaku pasar diimbau untuk mencermati rotasi sektor dan tetap menjaga kewaspadaan terhadap potensi gejolak eksternal.
Sektor Pilihan
Kiwoom Sekuritas juga menyoroti sektor-sektor yang berpeluang mendapat angin segar, antara lain konsumsi, transportasi, perbankan, properti, teknologi, serta energi.
Dari sisi sektor, Kiwoom Sekuritas menyoroti beberapa sektor yang berpotensi menjadi favorit investor pada Juni ini. Sektor konsumsi dan ritel (ICBP, MYOR, AMRT, UNVR) diperkirakan mendapat dukungan dari stimulus dan peningkatan belanja selama libur sekolah.
Sektor transportasi dan pariwisata (GIAA, BIRD, JSMR) juga berpeluang terdongkrak oleh lonjakan mobilitas masyarakat.
Advertisement
Sektor Pebankan dan Teknologi
Selain itu, sektor perbankan dan multifinance (BBRI, BMRI, ARTO, BFIN) diuntungkan oleh pelonggaran suku bunga dan potensi peningkatan permintaan kredit.
Sektor properti dan semen (CTRA, SMRA, PWON, SMGR, PTPP) juga mendapat sentimen positif dari turunnya cost of fund.
Di sisi teknologi dan data center (TLKM, WIFI, DCII), permintaan yang stabil dan transformasi digital menjadi penopang utama. Adapun sektor energi (ITMG, ADRO, AADI, PGEO) tetap relevan di tengah prospek jangka menengah dari RUPTL PLN 2025–2034.