Liputan6.com, Jakarta - PT Petrosea Tbk (PTRO) telah menandatangani Conditional Share Sale and Purchase Agreement pada Jumat, (1/8/2025) sehubungan dengan pembelian seluruh saham HBS (PNG) Limited & anak usahanya (grup HBS) senilai 40 juta dolar Australia atau sekitar USD 25,76 juta (Rp 425,13 miliar, asumsi kurs dolar AS terhadap rupiah di kisaran 16.503).
Apabila seluruh persyaratan dalam perjanjian bersyarat telah terpenuhi secara komprehensif, perjanjian ini akan berlaku efektif.
"Transaksi ini merupakan bagian dari strategi pengembangan usaha perusahaan ke luar negeri dan diversifikasi ke sektor mineral emas,” ujar Presiden Direktur PT Petrosea Tbk, Michael dalam keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), Jumat pekan ini.
Advertisement
Ia menambahkan, akuisisi ini diharapkan akan memperkuat kinerja dan kedudukan perusahaan serta menciptakan sinergi operasional antara Indonesia dan Papua New Guinea.
Grup HBS adalah pemain kunci di bidang penyediaan layanan jasa pertambangan & konstruksi dan solusi alat berat termasuk distribusi peralatan, mesin dan suku cadang serta properti yang berkedudukan di Papua New Guinea sejak 2006.
Grup HBS telah lama memiliki hubungan kemitraan yang kuat dan menjalin kerja sama dengan berbagai pemain kunci di sektor pertambangan, terutama di mineral emas. Saat ini, Grup HBS melayani beberapa proyek pertambangan emas besar di Papua New Guinea.
“Penggabungan kapabilitas dan kemitraan akan memberikan manfaat secara langsung di mana Grup HBS akan dapat memperluas cakupan pelayanan untuk proyek saat ini dan potensi proyek-proyek baru yang lebih beragam dan besar di masa depan,” ujar dia.
Dengan ini, Grup HBS akan mampu menawarkan solusi yang lebih komprehensif untuk menjawab tantangan yang dihadapi oleh industri.
Ke depannya, Perusahaan melalui Grup HBS akan memperluas cakupan layanan jasa pertambangan dan konstruksi terpadu serta berbagai layanan lainnya di sektor pertambangan di luar Indonesia. Perusahaan secara konsisten terus mengupayakan penciptaan nilai tambah bagi seluruh pemegang saham dan pemangku kepentingan lainnya kini dan di masa mendatang.
Petrosea Raih Kontrak Tambang Rp 16 Triliun dari Vale Indonesia
Sebelumnya, PT Petrosea Tbk (PTRO) resmi menandatangani Perjanjian Jasa Pertambangan dengan PT Vale Indonesia Tbk (INCO) untuk memberikan layanan Mining Services dan Transportation of Nickel Ore Material di wilayah Bahodopi Block 2 & 3 milik Vale.
Perjanjian strategis Petrosea dan Vale Indonesia ini memiliki jangka waktu selama 10 tahun dan diperkirakan memiliki nilai kontrak mencapai Rp 16 triliun. Dalam perjanjian tersebut, PTRO bertindak sebagai kontraktor jasa pertambangan yang akan melaksanakan berbagai layanan operasional di area tambang.
Kontrak ini merupakan bagian dari strategi jangka panjang Petrosea dalam meningkatkan penciptaan nilai dan memperkuat posisi perusahaan di industri pertambangan. Pihak-pihak yang terlibat dalam kontrak ini juga dipastikan tidak memiliki hubungan afiliasi.
Melansir keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), Jumat (11/4/2025), manajemen Petrosea menyampaikan bahwa kerja sama ini memberikan dampak positif terhadap keberlangsungan usaha perusahaan, serta diharapkan dapat meningkatkan kinerja keuangan dan operasional secara signifikan.
Advertisement
Melalui Proses Lelang
Corporate Secretary Vale Indonesia Wiwik Wahyuni menjelaskan, setelah melalui proses lelang sesuai dengan tata kelola perusahaan, PT Petrosea Tbk (PTRO) terpilih sebagai pemenang untuk pekerjaan jasa penambangan di area Bahodopi Blok 2 dan 3, Sulawesi Tengah.
Adapun cakupan pekerjaan meliputi jasa pengupasan lapisan tanah, penambangan dan pengangkutan bijih nikel, serta pembangunan infrastruktur yang terkait dengan jasa pertambangan.
"Baik Perseroan maupun PTRO akan segera memfinalisasi penandatanganan kontrak jasa pertambangan tersebut, yang diharapkan bisa selesai pada bulan Maret 2025," kata Wiwik dalam keterbukaaan informasi Bursa sebelumnya.
Wiwik menjelaskan, kontrak jasa pertambangan ini akan memperkuat operasional bisnis Perseroan dengan memperoleh tambahan produksi bijih nikel dari area Bahodopi Blok 2 dan 3 untuk melengkapi Blok Sorowako yang telah beroperasi selama ini.