KEMBAR78
Pengendali TOBA Lepas Saham, Segini NIlainya - Saham Liputan6.com
Sukses

Pengendali TOBA Lepas Saham, Segini NIlainya

Porsi kepemilikan Toba Sejahtera sedikit berkurang 0,1%, dari sebelumnya 8% (660,48 juta saham) menjadi 7,99% (660,27 juta saham).

Diterbitkan 26 Agustus 2025, 16:45 WIB

Liputan6.com, Jakarta - PT TBS Energi Utama Tbk. (TOBA) mengumumkan adanya penjualan saham yang dilakukan oleh pemegang kendali serta salah satu direkturnya.

Melansir keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), Selasa (26/8/2025), dalam laporan keterbukaan informasi, disebutkan bahwa PT Toba Sejahtera, sebagai pengendali, menjual sebanyak 206.300 saham TOBA dengan harga Rp 1.130 per saham, sehingga menghasilkan transaksi senilai kurang lebih Rp 233,1 juta.

Setelah transaksi tersebut, porsi kepemilikan Toba Sejahtera sedikit berkurang 0,1%, dari sebelumnya 8% (660,48 juta saham) menjadi 7,99% (660,27 juta saham).

Sebelumnya, Direktur Utama PT TBS Energi Utama Tbk (TOBA) Dicky Yordan menambah kepemilikan saham TOBA pada akhir Juli 2025.

Mengutip keterbukaan informasi ke Bursa Efek Indonesia (BEI), ditulis Jumat (8/8/2025), Direktur Utama PT TBS Energi utama Tbk Dicky Yordan membeli 335.000 saham TOBA dengan harga Rp 1.135 per saham. Nilai pembelian saham TOBA itu sebesar Rp 380,22 juta.

“Tujuan dari transaksi investasi, status kepemilikan langsung,” demikian seperti dikutip dari keterbukaan informasi BEI.

Setelah transaksi, Dicky Yordan memiliki 125.986.321 saham atau setara 1,525% dari sebelumnya 125.651.321 saham atau setara 1,521%.

Promosi 1
2 dari 3 halaman

TOBA Catatkan Pendapatan USD 172,2 Juta pada Semester I 2025

Sebelumnya, PT TBS Energi Utama Tbk (TOBA) mengumumkan kinerja keuangan untuk periode enam bulan yang berakhir pada 30 Juni 2025. Tahun ini menjadi momen penting bagi TBS dalam mempercepat transformasi portofolio bisnisnya ke arah yang lebih berkelanjutan dan berdampak jangka panjang.

Di tengah kondisi pasar batubara yang terus melemah dan langkah strategis divestasi dari aset-aset konvensional, TBS tetap mencatat kemajuan nyata dalam agenda transisinya. Perseroan telah secara aktif masuk ke dalam tiga lini usaha baru pengelolaan limbah, energi terbarukan, dan kendaraan listrik.

 Ketiga pilar ini menjadi pondasi utama dalam membangun bisnis yang lebih resilien, rendah karbon, dan berorientasi masa depan.

Semester ini, pendapatan konsolidasian tercatat sebesar USD 172,2 juta, menurun dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar USD 248,7 juta.

Penurunan ini utamanya disebabkan oleh menurunnya volume penjualan segmen pertambangan batubara dari 1,7 juta ton menjadi 0,7 juta ton, serta turunnya harga jual rata-rata dari USD 83 per ton menjadi USD 52,9 per ton.

 

3 dari 3 halaman

Rugi Bersih

Segmen pertambangan dan perdagangan batubara membukukan pendapatan USD 91,6 juta atau 53% dari total pendapatan menurun dari 82% tahun sebelumnya mencerminkan penurunan ketergantungan TBS pada sektor ini. Sebaliknya, sektor-sektor hijau mulai menunjukkan pertumbuhan signifikan.

TBS mencatat rugi bersih sebesar USD 115,3 juta, yang sebagian besar berasal dari rugi non-kas divestasi dua anak usaha PLTU senilai USD 96,9 juta. Meskipun demikian, TBS menerima dana tunai sebesar USD 123,6 juta dari transaksi tersebut, yang memperkuat kondisi kas perusahaan.

Divestasi dua unit PLTU ini juga menurunkan emisi karbon sebesar 1,4 juta ton CO₂e atau 86% dalam setahun mengacu pada metodologi Greenhouse Gas Protocol dan hasil tinjauan EY Indonesia. Ini menjadi langkah besar dalam pencapaian target netral karbon 2030.

Bisnis pengelolaan sampah mencatat pendapatan USD 59,6 juta dan EBITDA USD 10 juta dengan margin EBITDA 17%. Ini memperlihatkan profitabilitas yang menjanjikan dibandingkan sektor batubara.

Akuisisi Sembcorp Environment dan Sembcorp Enviro Facility di Singapura memperluas jangkauan regional TBS di sektor limbah.

Produksi Liputan6.com