Liputan6.com, Jakarta - Saham perbankan menguat pada perdagangan Kamis, 11 September 2025 sehingga mendorong lonjakan sektor saham keuangan. Sektor saham naik 1,93% dan memimpin kenaikan di antara 11 sektor saham lainnya.
Di antara saham bank, saham BTPS mencatat kenaikan tertinggi dengan naik 10,11% ke posisi Rp 1.525 per saham. Selain itu, saham emiten bank BUMN kompak menguat. Saham BBNI naik 7,8% ke posisi Rp 4.420 per saham. Saham BBNI catat kenaikan tertinggi di antara saham LQ45.
Selain itu, saham BRIS mendaki 6,4% ke posisi Rp 2.660 per saham dan saham BBTN melesat 6,27% ke posisi Rp 1.355 per saham.
Advertisement
Kemudian saham BBRI melejit 5,15% ke posisi Rp 4.080 per saham, dan saham BMRI mendaki 1,82% ke posisi Rp 4.480 per saham.
Mengutip data RTI, IHSG hari ini ditutup naik 0,64% ke posisi 7.747,90. Indeks saham LQ45 bertambah 1,63% ke posisi 794,84. Sebagian besar indeks saham acuan menghijau.
Pada perdagangan saham Kamis pekan ini, IHSG berada di level tertinggi 7.819,09 dan terendah 7.742,59. Sebanyak 408 saham menguat sehingga angkat IHSG. 263 saham melemah dan 135 saham diam di tempat.
Total frekuensi perdagangan 1.971.895 kali dengan volume perdagangan 33,2 miliar saham. Nilai transaksi harian saham Rp 18,6 triliun. Posisi dolar Amerika Serikat terhadap rupiah di kisaran 16.451.
Sektor Saham
Dari 11 sektor saham, tiga sektor saham memerah. Sektor saham energi melemah 0,50% dan catat koreksi terbesar. Sektor saham basic terpangkas 0,42% dan sektor saham teknologi merosot 0,33%.
Sektor saham keuangan bertambah 1,93%, dan catat penguatan terbesar. Sektor saham kesehatan naik 1,37% dan sektor saham transportasi menguat 1,15%.
Sementara itu, sektor saham industri menanjak 0,67%, sektor saham consumer nonsiklikal melesat 0,99%, sektor saham consumer siklikal menguat 0,24%, sektor saham properti melesat 0,76% dan sektor saham infrastruktur di zona hijau.
Advertisement
Kata Analis
Senior Market Analyst PT Mirae Asset Sekuritas Indonesia, Nafan Aji Gusta menuturkan, kenaikan harga saham bank Badan Usaha Milik Negara (BUMN) pada Kamis, 11 September 2025 seiring euforia dari pernyataan Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa yang akan menarik Rp 200 triliun dari Rp 425 triliun yang mengendap di Bank Indonesia (BI) untuk dimaksukkan ke sistem perekonomian. Ia mengatakan, hal itu menarik bagi investor ritel untuk mempertimbangkan masuk ke saham bank BUMN termasuk BBNI.
"BNI punya komitmen terus mencatatkan kinerja fundamental yang solid. Ke depan BNI juga mewujudkan transformasi digital dan mendukung penguatan UKM dan UMKM portofolio kredit,” kata dia.
Selain itu, menurut Nafan, rasio kredit bermasalah BNI termasuk rendah seiring cost of credit ditekan 1 persen. Nafan menilai, Perseroan juga termasuk konsisten mempertahankan kinerja pertumbuhan dana pihak ketiga (DPK) dan rajin membagikan dividen. “Dividen yield termasuk tertinggi sehingga investor akumulasi beli saham BBNI,” kata dia.